Posted by : Unknown
16 April 2017
Maaf telat banget minna...
kami pada sibuk sama urusan di dunia nyata, jadi harus ngambil break beberapa waktu.. Mudah-mudahan kedepannya ga gini lagi amin...
BTW Update sekarang ada 3 part, dan update minggu depan kemungkinan 2 part.. jadi tanoshimi ne~
Please comment ya tentang hasil kami!!
Please comment ya tentang hasil kami!!
Ultimate AntiHero Volume 1 Chapter 1 Part 3
Mari kita flashback untuk sementara ini.
<Pengguna Dewa Jahat>, Kamishiro Homura, tinggal di pemukiman kumuh area reservasi
London sampai kemarin.
Ia tinggal di apartemen bobrok,
yang terdapat celah di dindingnya
sehingga angina dapat bertiup masuk ke
dalam.
Tempat ini benar-benar tempat
tinggal yang buruk bagi sang penyelamat bumi.
Tetapi, ada alasan untuk itu.
Dia, orang yang membunuh <Demon
King Typhon>, makhluk yang bahkan
satu pasukan perang dari seantero bumipun tak dapat menggoresnya, telah
diasingkan dari masyarakat karena kekuatan ekstrim nya itu.
Ya, mungkin ini hal yang wajar.
Mencari keuntungan pribadi dengan berbagai cara.
Struktur kekuasaan demi mengeksploitasi rakyat.
Jika ada manusia yang memiliki
kemampuan untuk memusnahkan sistem itu hingga ke akarnya, tentu saja pihak yang
berkuasa tidak akan senang.
Itu seperti bisul yang ada di dekat
matanya.
Karena itulah <Administrasi
Perdamaian Dunia> menggunakan berbagai cara untuk membuat sang pahlawan
menjadi sang pengkhianat.
“Homura bisa menjadi sangat kuat
karena ia menjual rohnya ke iblis.”
“Cepat atau lambat Homura akan
menjadi anak buah iblis untuk menyerang bumi.”
Hal-hal seperti itu diberitakan
pada masyarakat seolah itu
semua benar.
Lalu ada bantuan dari <Gereja
Jalan Kesucian>, yang yang
memerintah sebagian besar populasi di bumi sekarang, membuat propaganda itu sukses. Manusia yang selamat
dari <Malam Walpurgis> takut akan pahlawan yang menyelamatkan mereka dan
melabelinya sang pengkhianat,
pengantar pesan para iblis, mereka menolak keberadaannya dari masyarakat.
Nasionalitasnya diambil, kekuatannya diambil dan disegel oleh <Aureole>
yang dipasang pada dirinya, semua hak asasi manusianya dicabut.
Tidak ada tempat bagi Homura untuk
hidup nyaman.
Tapi, Homura tidak membenci kehidupan
itu seperti yang orang bayangkan.
Pertama-tama, ia tidak memiliki
keinginan untuk menaikan status sosialnya, karena gaya hidupnya adalah membunuh
sebanyak mungkin iblis. Posisi yang tidak terikat oleh peraturan bodoh dari
masyarakat atau batas-batas negara sangat menguntungkan baginya.
Setiap hari ia melewati
hari-harinya melakukan apa saja yang ia inginkan tanpa perlu memikirkan tentang
pikiran orang tentangnya. Sesekali, ia memburu iblis yang mengancam area
reservasi dan mendapatkan hadiah dari asosiasi perdamaian dunia sebagai
pemasukan hariannya.
Organisasi yang sudah bubar, <Perintah Prajurit Tanpa Batas>, adalah organisasi di mana Homura adalah salah satu bekas
anggotanya. Itu adalah grup yang tidak mempertanyakan asal negara seseorang,
batas negara, ataupun agama. Organisasi bebas dengan misi mempertahankan
orang-orang di seluruh negara dari ancaman iblis dari dunia lain, bekas
pemimpin dari organisasi ini mengontak Homura.
Isi dari pesan itu pun sangatlah
aneh.
‘Aku sudah meregristasi namamu ke dalam peleton 101 Akademi Sihir Tokyo.
Datang ke area reservasi Tokyo sekarang.’
Itu yang ia katakan.
Homura berpikir haruskah ia
membanting handphonenya. Homura akan merasa terganggu jika ia jauh-jauh datang
ke sisi bumi yang lain hanya untuk minum.
Tapi yang benar-benar menyebalkan,
bekas atasannya yang sekarang menjabat sebagai kepala sekolah Akademi Sihir
Tokyo, Onjouji Kai bukanlah seseorang yang akan mengkontak Homura tanpa alasan.
Wajarnya, ada
dua situasi jika orang ini menelepon Homura.
Prediksi mengerikan
itu seperti menyerupai terompet yang menandai hari akhir seluruh alam semesta.
Ia tidak ragu
lagi akan menghadapi iblis yang sangat kuat saat itu terjadi.
Iblis, musuh
yang harus ia bunuh.
Karena alasan
itulah Homura memutuskan untuk datang ke Jepang.
Dalam artian
lain, Homura ini sangat mempercayai Onjouji, mungkin.
Lalu, mari kita
kembali ke masa sekarang.
Homura yang
datang ke area reservasi Tokyo secara illegal, dengan terjun bebas dari
ketinggian sepuluh ribu meter, sekarang sedang duduk di sofa di ruang kepala
sekolah Akademi Sihir kota Tokyo dengan melemaskan kakinya sambil menunggu
kedatangan bekas pemimpinnya yang memanggilnya kemari.
Beberapa saat
kemudian, pintu dari ruangan ini terbuka dan muncul sosok lelaki tinggi dan
tegap.
“Sudah lima
tahun berlalu, temanku.”
Suara berat dan
muram yang sangat cocok
dengan penampilan luarnya, lelaki ini adalah Onjouji Kai.
Tetapi ada kehangatan dalam suara itu.
“Bagaimana
dengan perjalanan udaranya? Apakan menyenangkan?”
“Siapa lagi yang
ngomong kayak gitu.”
“Kamu tidak
menyukainya? Walaupun aku udah menyiapkan kelas eksekutif khusus”
“Makanannya
mungkin enak. Bangkunya juga sangat nyaman tidak bisa dibandingkan dengan kasur
di apartemen bobrokku. Tapi apa kamu pikir saat aku menikmatinya tiba-tiba aku
mendapatkan telepon [siswaku sedang dalam bahaya, jadi bantu mereka] dan
membuatku loncat dari ketinggian sepuluh ribu meter adalah sesuatu yang
menyenangkan?”
Homura
menatapnya sambil protes. Tetapi Onjouji tidak memiliki tanda-tanda akan
meminta maaf.
“Fufu, mengenai
kamu yang sudah membantu aku. Ichinotani juga sudah sembuh karena sihir
penyembuhan milikmu. Biarkan aku mengatakan terima kasih sekali lagi.”
“Baiklah, itu
tidak apa-apa sih. Lagian gara-gara itu, aku berhasil kabur dari pandangan para
gay dari London. Mereka itu waktu semangat, bakalan ngejar-ngejar aku sampai di
dalam pesawat. Negara yang mengerikan.”
“Sayangnya
mereka masih belum kehilangan kamu. MI6 juga ada di jepang kok.”
“Serius?”
“Kebetulan CIA
dan KGB, agen eksekutor dari Gereja Jalan Kebenaran. Dan jangan lupakan satelit
militer yang terbang di langit juga sedang mengintaimu. Tentu saja Jepang
termasuk.”
“Bener-bener ya, seberapa besar kalian
terpaku denganku.”
“Itu udah gak bisa diapa-apain lagi. Lagian
kamu itu manusia yang pantas untuk mendapatkan itu semua.”
Homura hanya
bisa mengeluh dalam kepasrahan.
Manusia yang
pantas mendapatkan itu semua.
Itu adalah fakta
yang Homura sendiri sadar.
“Tetapi, lima
tahun sudah lewat. Kalau dipikirkan lagi, semenjak kamu menghilang waktu yang
berlalu sudah lima tahun ya. Bocah itu sudah besar sekarang.
“Tidak sadar
dengan berjalannya waktu adalah bukti orang tua ya..”
“Kamu itu kurang
cinta seperti biasanya.”
“Aku kebetulan
ga punya tempat untuk mencintai orang tua.”
Setelah
mengatakan itu, Homura membenarkan postur duduknya sedikit.
Dan lalu ia
bertanya pada Onjouji dengan muka serius.
Pertanyaan itu
jelas, alasan mengapa ia dipanggil kesini.
“Mari kita
kesampingkan pembicaraan sebelumnya, dan berpindah ke topik utama. Apa alasan
kamu manggil aku kesini?”
“Maksud aku
manggil kamu kesini sama seperti yang sudah aku katakan sebelumnya. Aku mau
kamu masuk akademi dan menjadi anggota di peleton 101. Dokumen dari anggota
peleton itu seharusnya sudah kamu dapatkan_”
“Berhenti dengan
humornya Onjouji.”
Homura tertawa
sinis dengan jawaban Onjouji.
“Aku tahu betapa
bahayanya untuk mengontakku dari segi politik. Kamu juga bukan tipe seseorang
yang punya keberanian untuk mengambil
risiko itu hanya untukku
menjaga beberapa murid. Masuk peleton 101 hanyalah kedok. Alasan sebenarnya itu
hal lain kan?”
“Benar Sekali.”
“Katakan yang
sebenarnya. Apa yang terjadi? Ada masalah apa yang membuatmu memanggilku
kemari?”
Onjouji
menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan yang bermaksud menolak maksud
Homura untuk buru-buru.
“Aku tidak bisa
mengatakan itu sekarang.”
“Kenapa?”
“itu bukan
bagianku untuk mengatakan tentang ini. Di waktu yang dekat kamu juga bakal tahu
ceritanya dari orang yang tepat.”
“Jadi kamu itu hanya penengah saja, dan orang
yang memanggilku adalah orang lain?”
“Bisa dibilang
seperti itu.”
“Siapa orang
itu?”
“Aku tidak bisa
mengatakannya saat ini.”
Onjouji tetap
mengatakan kata-kata yang sama sekali lagi dan menurunkan matanya.
Homura yang tahu
dia dari dulu sekali,
mengerti.
Hal yang tidak
mungkin untuk mengetahui lebih lanjut keadaan dengan sikap Onjouji yang seperti
ini.
“Cih… aku
mengerti. Aku ga bakalan bertanya. Tapi pembicaraan ini masih akan dilanjutkan
di lain waktu kan?”
“Aku bisa
berjanji tetang itu.”
“..Lalu, mungkin
aku bakalan menghabiskan waktuku untuk jalan-jalan di kampung halamanku untuk
beberapa saat.”
“Tunggu sebetar,
kalau itu bakalan jadi masalah.
“Masalah?”
“Aku udah
mempersiapkan diriku saat kamu ketawa di awal, tapi aku benar-benar ingin kamu
mengajar peleton 101. Aku mau kamu membantu aku mengajari gadis-gadis itu
selama satu tahun sampai mereka lulus.”
Tapi Homura
menggelengkan kepalanya mendengar kata-kata dari Onjouji.
“Itu candaan
kan. Kenapa aku harus ngejaga murid di waktu kaya gini..”
Ini adalah
reaksi yang natural dalam makna tertentu.
Homura adalah
penyihir yang memiliki kekuatan yang besar hingga ia pernah menyelamatkan bumi
sekali.
Manusia yang
membunuh Raja Iblis dan menguasai semua sihir dimuka bumi, <Master
Therion>.
Untuk orang yang
memiliki kemampuan seperti itu bergaul dengan murid sihir dan berlatih dan
membangun kepercayaan. Itu betul-betul sesuatu yang menggelikan.
Tapi Onjouji
hanya memberi satu kalimat untuk Homura.
“Ini adalah
sesuatu yang kamu katakan. Mengambil tanggung jawab.”
Mendengar
kata-kata itu, alis Homura bergerak sedikit.
“Kamu punya
tugas untuk mengambil tanggung jawab dan mengawasi masa depan gadis-gadis. Apa
aku salah?”
“… Kamu masih
ingat cerita lama seperti itu huh..”
“Walaupun
ingatanku sudah melemah, tapi tidak untuk janji. Kamu juga seharusnya sama.
Walaupun <Perintah Prajurit Tanpa
Batas> sudah tidak ada, kamu masih tetap bertempur sendirian.”
“………”
Homura
menyandarkan tubuhnya ke sofa lebih dalam dan hanya bisa menghela nafasnya.
Benar-benar cerita
lama.
Itu terjadi jauh
sebelum Homura mendapatkan perhatian sebagai <Pengguna Dewa Jahat>.
Itu benar-benar
janji lama, yang bahkan orang yang ia buat janji sudah tidak ada, hanya sebuah
janji.
Tapi seperti
yang Onjouji katakan, tidak peduli seberapa tua itu dan bahkan orang yang dijanjikan padanya sudah tidak ada di dunia ini lagi, janji masihlah
berlaku didalam diri Homura.
Itulah kenapa…
“… Aku tidak
pernah masuk sekolah sebelumnya jadi aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan
kau tahu kan?”
“Aku tidak
pernah menyarankan kamu untuk menjadi seorang guru. Kamu hanya perlu menjadi
pendukung di peleton 101, hanya itu saja. Peleton itu memiliki kesulitan untuk
berkomunikasi dengan seklilingnya dan itu tidak enghasilkan hasil yang baik.
Bahkan hingga memiliki julukan [peleton sampah], tapi gadis-gadis itu memiliki
masa depan yang cerah. Suatu hari mereka akan menjadi salah satu penyokong
dunia ini, aku yakin itu.”
Homura tidak
memberi respon sedikitpun mengenai kata-kata yang Onjouji katakan barusan.
Tapi untuk
menghormati tanggung jawab
yang ia pikul, Homura memberi jawabannya dengan benar.
“Oke aku
mengerti. Lagian ini tidak lah buruk bagiku untuk sesekali bermalas-malasan di
tempat yang dipenuhi cahaya yang bersinar setelah sekian lama.”
“Aku berhutang kepadamu.”
Saat itu, pintu
dari ruang kepala sekolah terbuka dengan pelan.
Mencium aroma
familiar dari hembusan angin yang masuk kedalam ruangan, Homura mengarahkan
pandangannya ke pintu masuk.
Di sana berdiri gadis tinggi dengan posisi
sangat cantik yang membuat orang berfikir kalau ada kawat yang menyokong
tubuhnya.
Rambut hitam
menawan yang panjangnya hingga ke pinggul gadis itu.
Mukanya yang
tidak menyembunyikan kepintaran yang cocok dengan penampilan dewasanya.
Dan Homura
mengenal gadis itu.
Terakhir kali ia
melihat muka itu adalah lima tahun yang lalu, tapi ia tidak dapat menemukan
sisa-sisa masa lalu di mukanya sekarang.
“..Yo. Kamu
sekarang udah dewasa ya, Shiori.”
Nama gadis itu
adalah Onjouji Shiori.
Operator di
peleton 101.
Dia adalah anak
perempuan dari Onjouji Kai, dan dia juga kenal Homura, teman lama ayahnya.
<== Chap1 Part2
<== Chap1 Part2