Archive for Februari 2015

Konjiki no Wordmaster chapter 6

Chapter 6 selesai!!!
maaf keterlambatannya, ceritanya aku mau ngepost kemarin malem.
tapi ga bisa, casan leptop aku ketinggalan T.T
Chapter 6 ini masih versi asli aku.. belum diedit, jadi mungkin masih ada salah-salah kata atau ga yang typo
Ya udah... Selamat Membaca!!
'TL'







Chapter 6: Pertarungan Dengan Monster
Hiiro mengecek kembali quest yang diambilnya. Quest ini tidak cukup sulit dan cocok untuk beginner(pemula)hadiahnya juga lumayan.
“Goblin adalah monster paling lemah, tapi mereka menyerang berkelompok, jadi mohon berhati-hati.”
“Oke.”
Jawab Hiiro pendek, dia langsung meninggalkan Guild dan ingin langsung meninggalkan kota, tapi dia ada hal yang harus dibeli, jadi dia pergi ke area perbelanjaan.
Dia mengunjungi toko senjata untuk membeli senjata, walaupun goblin itu monster lemah, tapi tetap saja sulit mengalahkannya dengan tangan kosong. Dia mencari senjata yang harganya pas dengan keadaan ekonominya sekarang.
Karena ia mencari senjata yang pas dengan kantongnya, dia pun mendatangi bagian senjata pendek seperti pisau. Disana, ia menemukan pisau dengna bilahan yang terlihat kuat dan pegangan yang enak.
“Yang ini.”
Ia mengatakan itu pada penjaga toko.
“Dengan senang hati. Pisau kuat, harganya 2650 Rigin.”
Setelah membayar, dia menerima senajata dan menerima sarungnya sebagai bonus. Lalu dia memikirkan bagaimana dengan armor. Tameng mungkin berguna, tapi dia menyimpulkan tidak membutuhkan tameng akrena dia punya <<Word Magic>>. Dia pun meninggalkan toko.
Setelah meninggalkan kota, dia pun langsung pergi ke hutan Clair di barat. Dia bisa sampai disana dengan mengikuti jalan lurus yang disebut “Toll Road(Jalan Korban)”.
Dalam pecariannya mencari penginapan, dia berhenti di toko serba ada dan membeli 5 “crispy beans” untuk pemulih HP, 3 “Honey toffee”untuk pemulih MP dan map dari dunia ini.
Walaupun itu barang biasa, tapi itu menguras uangnya cukup banyak. Dia harus menyelesaikan quest hari ini kalau tidak dia harus tidur diluar. Itu mungkin terdengar menyenangkan, tapi dia ingin menghindari gaya hidup gelandangan.

Dalam perjalanannya, dia menemukan sesuatu yang aneh didepannya.
‘Apa itu..?’
Itu terlihat seperti bola voli. Tetapi bentuknya ga tetap dan terlihat kenyal, menghalangi jalannya.
‘Tunggu sebentar, mungkin aja itu…?’
Monster terkenal yang membantu leveling para beginner di RPG…
“SLIME!!!”
Suaranya penuh dengan kegembiraan. Saat itu, slime yang ada didepannya tiba-tiba menyerangnya.
“Tunggu, tiba-tiba bertarung!?”
Dia lalu mengeluarkan pisau dari sarungnya. Slime itu lambat, tapi Hiiro menggigil membayangkan ia bersentuhan dengan tubuh slime.
Disaat slime lompat, dia lalu mengayunkan pisaunya kebawah. Slime tidak menahan serangannya dan slime pun terbelah dua, tapi kedua bagian yang terbelah masih bergerak, seperti ekor cicak yang terlepas.
“Jangan bilang itu ngebelah kalo dibelah dua?”
Kalau begitu, pedang menjadi tak berguna, dia membayangkan apa yang harus dia lakukan, sedangkan monster uty mengeliat ditanah dan berhenti bergerak. Hiiro menyarungkan pisaunya.
‘Tunggu, ada cara yang lebih cepet!’
Dia lalu membuka <<Status>>. Kolom NEXT berubah dari 10 menjadi 8. Fakta kalau dia dapet point EXP berarti monsternya sudah dikalahkan.
“Oh~ lagian itu monster. Aku bertaruh slime itu monster lemah sama kaya goblin. Itu Cuma ngasih 2 EXP lagian.”
Tapi tetep, dia merasa senang karena ini pertarungan pertamanya dan kemenangan pertamanya.
Diawal-awal dia takut itu akan sakit, tapi ga disangka itu baik-baik saja.
“… tetep ini kaya di game…”
Saat dia menganalisa keadaan dengan tenang, dia mendengar suara dari belakangnya. Dia lalu berbalik dan melihat slime lagi, ada 3 malah.
“Mereka sempurna buat naik level. Tapi aku berharap ada 4, bukan 3.”
Dan dia bisa naik level. Saat dia mengeluarkan “Cih” dari mulutnya, muncul 3 lagi di belakangnya. Hiiro benar-benar sudah dikepung.
“Grr, serangan kelompok untuk beginner?”
Dia menggerutu, tapi dia tetap fokus. Dia memutuskan untuk fokus untuk mengalahkan 3 yang ada didepannya terlebih dahulu. Setelah dia memotong slime kesatu dan kedua, dia menerima serangan di punggungnya. Slime menyerangnya dengan sundulan.
“Kuh… ga disangka itu lumayan sakit.”
Itu terasa seperti kena serangan dari seseorang. Dia lalu mengambil sedikit jarak dan mengecek <<Status>>, dia melihat HP nya berkurang 3.
“Kayanya aku ga boleh main-main.”
Dia mengambil posisi dengan pisaunya. Saat 2 slime menyerangnya bersamaan, di menghindari mereka dan memotong salah satunya. Tapi ada 2 yang datang menyerangnya dari belakang.
“Ga ada kasihan!”
Dengan mengayunkan piasunya, dia berhasil membunuh 2 sekaligus. Satu slime tersisa. Hiiro membunuhnya dengan maju ke slime itu.
Saat itu, terdengan suara PLIINK di kepalanya, dia lalu membukan<<Status>>.
Hiiro Okamura
Lvl 2
HP 21/30
MP 120/145
EXP 12
NEXT 12
ATK 15 (25)
DEF 10
AGI 30
HIT 12
INT 25
Magic Attribute None
Magic Word Magic (Single Chain Unlocked)
Title Innocent Bystander, World Traveller, Word Master

“Oh.. itu suara naik level. Ngomong-ngomong MP aku gila. Itu naik 25 dengan naik 1 level.”
Walaupun dia komplen karena darahnya tidak pulih karena naik level. Ya.. beberapa game memang seperti itu, jadi dia pikir disini juga sama.
Di perjalanannya ke Hutan Clair, dia terus mengalahkan slime yang muncul.
Dia pun sampai di Hutan Clair, tapi dia tidak punya ide harus mencari goblin kemana. Karena slime yang terus muncul, dia sekarang level 3.
Karena dia tidak punya ide tentang posisi goblin, dia maju terus kedalam hutan dengan hati-hati dan meninggalkan tanda untuk jalan kembali.
Saat itu dia mendengar suara “Kresek kresek” dari semak belukar dan dia pun segera menyiapkan posisi bertarungnya, pikirnya itu goblin, ternyata itu slime lagi.
“..slime lagi.”
Karena dia sudah muak dengan slime, dia pun langsung membunuh slime dengan sekejap. Quest menyuruhnya membunuh 10 goblin. Sebagai bukti, dia harus membawa “taring goblin” bersamanya.
Sebenarnya, slime menjatuhkan “bagian slime” yang merupakan bagian dari qust lain, tapi dia mengabaikannya karena itu menjijikan.
Dia terus masuk ke dalam hutan, dia terus bertemu dengan slime. Saat dia merasa terganggu karena itu, sesuatu muncul dari semak-semak ke sampingnya. Dan itu menyerangnya dengan benda yang seperti senjata.
WHOOSSHHH!
Dia menghindarinya dengan membungkukkan badannya, saat itu keluar ia merasakan keringat dingin dari sekujur tubguhnya.
‘Hampir aja… aku mengerti. Jadi itu goblin.’
Bentuknya sama persis dengan gambar yang ada di buku referensi. Tingginya pendek seperti anak kecil, dengan wajah jelek dan tongkat ditangannya.
“Pasti sakit kalo kena itu..”
Saat dia melihat ke arah goblin yang menyerangnya, dia menerima serangan lain dari punggungnya, dia langsung mengerang kesakitan. Dia benar-benar lupa tentang slime. Goblin juga menggunakan kesempatan saat ia sedang berfikir sama seperti slime.
‘Sial. Goblin itu berkelompok, aku ga bisa buang-buang waktu!’
Dia menahan tongkat yang menyerangnya dengan pisau ditangannya. Goblin mengeluarkan suara dengan menggesekkan giginya, dengan air liur keluar dari mulut. Hiiro yang tidak ingin tergigit, dia lalu menendang goblin.
Kalo boleh dibilang, dia belum pernah membunuh seseorang di Jepang. Dia mungkin pernah  membunuh serangga, tapi dia belum pernah membunuh binatang, jadi dia tidak tahu kalau dia bisa membunuh makhluk hidup dengan fisik seperti manusia, walaupun itu monster sekalipun.
“…Hah… ga ada cara lain, aku harus bertahan hidup disini.”
Gumam Hiiro untuk meyakinkan dirinya.
“Maaf… kamu bakal jadi batu loncatan buatku.”
Mengatakan itu, dia lalu berlari menuju goblin dengan semua kemampuannya. Hiiro memiliki poin agility yang tinggi, walaupun dia tidak tahu kenapa. Goblin tidak bergerak seperti dia ingin menerima serangan dari depan.
SLAASSSHHH!!
Hiiro menebas goblin. Itu merasa mual, tapi dia menahan itu dan berbalik ke arah goblin yang lain.
“Kamu selanjutnya!”
PLIINNKK terdengar suara yang menandakan ia naik level. Level Hiiro sekarang adalah level 4.
Saat dia merasakan kesenangannya, muncul goblin dari depannya, kemudian muncul lagi goblin yang lain. Sekelompok goblinpun muncul. Sepertinya pertarungannya tadi menarik perhatian goblin di sekitarnya.
Tapi, Hiiro sudah menunggu mereka. Dia mengkonsentrasikan tenaga sihir ke jarinya dan menuliskan kata di tanah dengan cepat. Goblin-goblin itu menyerangnya sekaligus.
‘Bagus… ayo kesini!’
Saat goblin ada di dekatnya,
“Activate”
Dia berteriak dan sesuatu seperti korslet listrik terjadi. Kemudian berbagai amcam benda tajam muncul dari tanah dan menembus goblin.
“HAHA, itu bekerja.”
Goblin mencoba bergerak sambil menahan sakit, tapi mereka tidak bisa. beberapa saat kemudian mereka berhenti bergerak dan mati.
Kata yang Hiiro tulis adalah “jarum”
Area yang terkena effek sihir adalah 6,5 meter persegi, sama seperti kata “keras”.
Dia sudah menunggu goblin untuk masuk ke area itu. Tanah pun berubah menjadi kaktus dan membunuh goblin-goblin dalam sekejap.
‘Kuh.. itu lebih melelahkan dari yang aku kira.’
Banyak darah keluar dari goblin-goblin yang tertusuk. Hiiro sadar kalau ini adalah pertarungan asli. Dia bisa berubah seperti itu kalau dia tidak berhato-hati.
Dia mengambil posisi sekali lagi. Masih ada banyak goblin disekitarnya, tapi mereka bingung dengan sihir anehnya, mereka ragu-ragu menyerang Hiiro.
“Oke, kalo gitu waktunya mencoba yang satu ini.”
Saat mengatakan itu, dia mengambil batu dan menulis “diam”. Kalau itu berhasil, goblin-goblin itu akan berhenti bergerak. Ia lalu melempar batu itu ke goblin, saat batu itu mengenai sasarannya, dia mengaktifkannya. Tetapi, Cuma batu yang terhenti. Batu itu berhenti di udara.
‘Oh.. itu ga bisa gitu ya..’
Saat ia menuliskannya di batu, Cuma batu itu yang terkena efeknya.
Hiiro berharan kalau effek dari batu akan berpengaruh pada goblin juga, tapi sayang.
‘Oke, yang selanjutnya!’
Ia pun menuliskan kata “memanjang” di pisaunya.
“Activate!”
WHOOOSSHH!
Dalam sekejap, pisaupun memanjang dan goblin pun tertebas, 3 goblin sekaligus! Sekarang tersisa 3 goblin lagi.
“Aku Cuma butuh 2 lagi buat quest, tapi aku bakal ngebunuh mereka semua.”
Dia lalu membantai goblin yang tersisa dengan pisau yang sudah memanjangnya. Saat itu suara naik level pun terdengar kembali.
Setelah dia mengalahkan mereka semua, dia mengumpullkan “taring goblin”. Taring yang diambil adalah gigi taring bagian atas. Tapi sebelum itu, dia mengubah kembali pisaunya dengan menulis “asal(inggrisnya origin, origin itu punya banyak arti, Cuma aku pilih ini karena simple :v)” disitu.
Setelah dia selesai mengumpulkan itu, kelelahan menimpa tubuhnya. MPnya kosong,jadi dia memakan “Honey Toffee” untuk mengembalikannya.
‘Oh iya, aku harus ngembaliin tanah juga.’
Dengan MP nya yang sudah pulih, dia membetulkan tanah dengan menulis “asal”. Bagaimanapun  juga, itu sudah lumayan lama Hiiro menggerakkan tubuhnya sebanyak itu dan dia pun menahan mual selama pertarungan.
“Huh, aku ga pernah nyangka bakal mual kaya gini.”
Dia menghela nafasnya. Dia benar-benar kecapean baik fisik maupun mental. Itu membuatnya semakin sadar kalau ini bukan game.
Baru dari darah, sensasi memotong daging, jeritan kematian, dan mayat. Semua itu membuat Hiiro, yang tinggal di dunia yang damai,sangat shock.
Merasa lebih kelelahan dari yang ia bayangkan, ia pun duduk. Tapi terdengar suara kembali dan muncullah sesosok monster, yang ternyata monster.
“Huh~ aku pikir aku Cuma bisa terus kaya gini samapi aku biasa..”
Dia kembali menghela nafasnya dan melihat ke arah goblin
“AYO, SINI! Maju ke sini! Serang aku sampe aku biasa!”



“Aw~ capenya~”
Hiro sudah kembali kekota, tapi dia tidak langsung ke guild, dia mengambil istirahat di bangku yang ada dipinggir jalan. Slime dan goblin menyerangnya tanpa henti. Dia mengalahkan mereka dengan cepat dan dia sudah mulai terbiasa denga itu.
‘Yah.. aku naik level lumayanlah karena mereka.’

Hiiro Okamura
Lvl 7
HP 31/65
MP 34/250
EXP 222
NEXT 87
ATK 25 (35)
DEF 21
AGI 46
HIT 20
INT 37
Magic Attribute None
Magic Word Magic (Single Chain Unlocked)
Title Innocent Bystander, World Traveller, Word Master

  

Notice!!

Aku minta maaf buat para pembaca, buat update chapter 6 bakal sedikit terlambat dari jadwal.

aku besok(sabtu) sama minggu ada urusan penting di RL, jadi mungkin ada sedikit keterlambatan untuk translate KJM. jadi aku kemungkinan bakal lanjut lagi pas hari seninnya

Aku sekali lagi minta maaf, tapi ini bener-bener penting.

untuk sementara aku kasih sedikit spoiler tentang chapter 6
---Silahkan Baca jika mau tau, tapi kalau merasa lebih baik menunggu versi fullnya, ga perlu dibaca---  'TL'


Setelah Hiiro menerima quest memburu goblin, dia langung pergi ke Hutan Clair, tempat quest berlangsung.
Di perjalanan, dia bertemu dengan slime, dan kemudian ia membunuh slime-slime yang ia temui di sepanjang perjalanan, hingga ia naik level.
Setelah itu, ia diserang oleh sekawanan goblin, ia kemudian membunuh goblin-goblin itu dengan Word Magic miliknya dengan mudah.
Setelah merasa cukup, ia kembali ke guild untuk menerima hadiah dari questnya.
Dan mulai keesokan harinya, ia memulai hunting untuk menaikkan levelnya.

Konjiki no Wordmaster Chapter 5

Chapter 5 selesai!!
Terimakasih buat editor TheEscaperGirl-chan yang udah ngehabisin waktu liburnya!!
Buat chapter selanjutnya bakal selesai kalo ga hari sabtu, hari minggunya                          'TL'
Ya udah.. Selamat membaca!!



Chapter 5: Sementara di sisi Hero

Sementara itu di sisi lain, 4 Hero menerima pelatihan sihir. Kapten divisi kedua pasukan Victorias, Vale Kimble lah yang mengajari mereka.

Taishi Aoyama
Lvl 1
HP 35/35
MP 35/35
EXP 0
NEXT 10
ATK 28
DEF 23
AGI 13
HIT 19
INT 9
Magic Attribute Fire, Wind, Lightning, Light
Magic -Fireball (Fire, Attack)
-Wind Cutter (Wind, Attack)
-Thunder Shock (Lighting, Attack)
-Lighting (Light, Effect)
Title Hero, World Traveller


Chika Suzumiya
Lvl 1
HP 28/28
MP 30/30
EXP 0
NEXT 10
ATK 25
DEF 20
AGI 21
HIT 17
INT 12
Magic Attribute Fire, Earth, Ice, Light
Magic -Fireball (Fire, Attack)
-Grave (Earth, Attack)
-Ice Needle (Ice, Attack)
-Lighting (Light, Effect)
Title Hero, World Traveller


Shuri Minamoto
Lvl 1
HP 18/18
MP 60/60
EXP 0
NEXT 10
ATK 9
DEF 10
AGI 15
HIT 10
INT 20
Magic Attribute Wind, Water, Light
Magic -Wind Cutter (Wind, Attack)
-Water Wall (Water, Support)
-Heal (Light, Recovery)
Title Hero, World Traveller


Shinobu Akamori
Lvl 1
HP 22/22
MP 52/52
EXP 0
NEXT 10
ATK 13
DEF 13
AGI 24
HIT 14
INT 24
Magic Attribute Water, Lightning, Light
Magic -Mist (Water, Support)
-Paralyse (Lightning, Effect)
-Heal (Light, Recovery)
Title Hero, World Traveller

Keempat Hero memberi tahu Vale <<Status>> mereka.
“OH! kalian berempat sangat luar biasa! Seperti yang diharapkan dari Hero!”
Mendengar <<Status>> mereka, Vale mengomentarinya dengan terkagum-kagum.
Apa yang sangat luar biasa?”
Taishi menanyakannya dengan nada tak yakin.
“Biarkan saya menjelaskannya : Sebenarnya pada dasarnya setiap orang hanya punya 1 atribut. Tentu saja ada pengecualian untuk orang-orang yang memiliki bakat bisa memiliki atribut lebih dari satu, tapi saya belum pernah mendengar orang yang punya tiga atau bakan empat atribut sekaligus.”
“Apalagi, atribut cahaya hanya dimiliki oleh Pheoms.  <<Status>> kalian menunjukkan kalau kalian itu benar-benar seorang Hero.”
Keempat hero tersenyum malu karena sanjungan dari Vale. Mereka semua senang karena Status cheat (curang) yang dimiliki mereka.
“Dan dari sihir kalian, aku bisa memberitahu kalian kalau Taishi-sama dan Chika-sama adalah tipe vanguard (penyerang dari  jarak dekat), sedangkan Shinou-sama dan Shuri-sama adalah tipe rearguard (penyerang dari jarak jauh). Stat dasar kalian juga menguatkan pendapat saya.”
Memang, <<Status>>  Taishi dan Chika dominan untuk menyerang, sedangkan Shuri dan Shinobu untuk bertahan dan mendukung. Sihir mereka juga menunjukkan hal itu.
“Ini party yang seimbang.”
“Haha, persis seperti di game online kita!”
“Yep!”
Taishi dan Chika melihat satu sama lain dan tersenyum. Mereka berempat pernah punya party di MMORPG (Multi Massive Online Role Playing Game, game online genre RPG) sebelumnya. Disana, Taishi dan Chika yang bertugas menyerang, sedangkan Shuri dan Shinobu yang mendukung mereka dari belakang, dan sekarang, mereka berempat diberi tugas yang sama juga di dunia ini.
“Aku yakin <<Status>> kita juga akan naik kalau kita naik level.”
“Oho, Benar-benar seperti di RPG. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan anda, Kapten Vale?”
“Anda bisa memanggil saya Vale, Taishi-sama.”
“Mhh.. sungguh? Oke, Vale, berapa levelmu?”
“Aku? Aku level 48.”
“Woah~~ seperti yang diharapkan dari seorang kapten. Aku tebak kamu dapet experience points dari membunuh monster (TLnote: kalo di Inggrisnya itu “From killing demons” Cuma aku ubah jadi monster karena yang dimaksud Taishi itu monster)?”
“Benar. Menyelesaikan quest juga akan menambahkan experience points.”
“Quest!?”
Mereka berempat tertarik.
“OHHH!! Ada Quest juga!? Berarti ada Guild juga?”
“AH, benar. Para Adventurer terdaftar di Guild.”
Mereke berempat ber-“Ohh~” ria. Kata “Guild” dan “Quest” membuat mereka sangat tertarik.
“Bisa kita daftar ke sana juga?”
Mengapa tidak? Setelah kalian mempelajari dasar bertarung, saya ingin kalian semua mendaftar disanadan mengasah kemampuan kalian.”
“OHHH YEEAAHHH!!”
Vale terkejut karena kegirangan mereka.
“Kalian senang? Bahaya selalu mengikuti para adventurer. Saya cukup terkejut kalau kalian sangat tertarik menjadi adventurer.”
“Ayolahh…. Ini tentang Guild dan Adventurer tahu! Dan ada Quest juga! Seorang gamers pasti akan tertarik kalau mendengar tentang hal ini. Benarkan semuanya?”
“Ya, aku sudah tak sabar.”
“Ya. Aku sedikit takut, tapi itu tidak masalah selama kita bersama.”
“Yep, kita tidak bisa benar-benar melakukan apapun tanpa Guild.”
Mereka bertiga mengeluarkan pendapat mereka.
“Pendapat kalian terdengar menjanjikan.”
Bagaimanapun Vale salah paham mengenai pendapat optimis mereka, dia merasakan harapan dari kata-kata berani mereka dan tersenyum.
“Ah, tapi bagaimana dengan dia?”
Taishi mengingat tentang Hiiro dan menanyakannya. Chika membalas pertanyaan Taishi.
“Dia?”
“Okimura yang kumaksud.”
“Oh iya…”
Chika merespon Taishi dengan berbeda, seperti dia tidak tertarik.
“Dia terbawa kemari karena kita kan? Asal kamu tahu, aku merasa bersalah kepadanya.”
“Ayolah.. dia bilang dia tidak menyalahkan kita, jadi tak perlu khawatir.”
“Mhm…~tapi..”
“Dari awal, aku sudah tidak menyukai sikapnya.”
“OH?”
“Ya, dia selalu sendiri dan dia merasa dia bisa melakukan segalanya sendiri. Aku tak suka itu.”
Tiga orang yang lain diam mendengar kata-kata Chika yang diselimuti kemarahannya. Benar, mereka memang satu kelas, tapi mereka belum pernah berbicara satu sama lain. Bukan hanya dengan mereka, mereka belum pernah melihat Hiiro berbicara dengan orang lain di kelas.
Dia seperti udara dan menghilang saat kamu baru menyadarinya. Antara dia bolos pelajaran  atau tidak memperhatikan di kelas, karena dia tidur atau baca buku.
“Dia selalu sendiri dimanapun itu!”
“Hey, Chika, mengapa kamu sangat marah?”
“Aku sebal dengannya! Dia selalu bolos pelajaran, tapi dia selalu dapat angka 100 di semua tes! KENAPA COBA?!”
“Ya.. jangan nanyain aku..”
Ya, Okamura Hiiro memang jarang datang ke kelas dan sering bolos pelajaran. Kalaupun dia datang ke kelas, dia cuma tidur atau tidak memperhatikan. Tapi tidak tahu kenapa, dia selalu dapat nilai sempurna saat ulangan. Chika marah karena ketidakadilan ini.
“A-asal kamu tahu, mungkin saja dia belajar di rumah.”
Shuri mengeluarkan pendapatnya.
“Ya.. mungkin dia punya guru privat juga.”
Tambah Shinobu.
“AKU TAK PEDULI!!”
Chika membalikkan badannya sambil cemberut. Taishi hanya bisa menghela nafas.
“Okamura-dono itu teman kalian?”
Vale menggunakan “-dono” bukannya “-sama” pada nama Hiiro. (EDnote: “-dono” itu panggilan untuk seseorang yang lebih dihormati, daripada seseorang yang dipanggil “-sama”. Jadi Vale di sini lebih menghormati Hiiro daripada mereka semua. CMIIW)
“Dia bukan temanku!”
“Kalau bisa dibilang… dia teman sekelas, seseorang yang belajar bersama kita dalam satu ruangan.”
“Oh.. aku mengerti. Tapi apa dia akan baik-baik saja?”
“Eh?”

“Dunia kami ini penuh dengan bahaya. Evila salah satunya, tapi masih banyak bahaya lain. Untuk bisa hidup tanpa bergantung dengan orang lain, dia sepertinya akan menjadi adventurer. Tapi dia tak terlihat memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa seperti kalian, jadi..”
Dia mungkin akan berakhir mati. Mereka berempat berpikiran seperti itu. Kesunyian memenuhi udara di sekitar mereka. Walaupun Hiiro bukan teman mereka, itu sudah pasti menyedihkan kehilangan teman sekelas.
Saat itu, Chika memulai pembicaraan.
“Ah!! Tak perlu kita mengkhawatirkan lelaki egois sepertinya! Daripada kita memikirkannya, lebih baik kita harus jadi lebih kuat!”
“Kamu sungguh penuh semangat, Chika.”
“Apa, ada masalah? Selain itu, kalau kita mengalahkan Evila dan membawa kedamaian, maka dia pun bisa hidup tenang kan?”
Semuanya terkagum mendengar perkataannya. Tak seorangpun membayangkan kalau Chika, yang marah beberapa saat lalu, akan berbicara seperti itu.
“Chika-chan.. kamu sungguh baik.”
Mengatakan itu dengan senang, Shuri menunjukkan senyumannya, muka Chika berubah merah dan ia berteriak.
“AK-AKU TAK BERMAKSUD BEGITU! Aku cuma.. Ahhh… kita sudahi saja topik ini! Jangan bahas lagi! Mengerti?”
Mereka bertiga terlihat senang dan mengatakan “Ya ya”.
“Perkataan Chika-sama benar, kita harus fokus untuk  latihan sekarang.”
Semuanya mengangguk apda perkataan Vale, lalu pelatihan sihir mereka pun dimulai.

-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Hiiro menemukan penginapan untuk sementara dan membayangkan tentang apa yang ia harus beli dari sekarang. Dia menyimpulkan, kalau dia tidak akan bertahan sehari pun dengan uang yang dimilikinya sekarang.
‘Aku sangat perlu untuk mendapatkan uang secepatnya. Karena di dunia ini ada banyak halyang aku ingin coba’
Menggumamkan itu, dia kemudian mengkhayal sambil merebahkan dirinya di atas kasur di dalam sebuah kamar kecil di penginapan.
‘.. Jantungku berdegup kencang?’
Dia berulang kali membuka dan meremas tangannya. Dengan melakukan itu, dia merasakan panas yang aneh pada tubuhnya, dia merasakan kegembiraan.
‘Aku gembira? Hahaha.. wajar saja, lagipula aku ini seorang lelaki.’
Dunia seperti RPG membuat jantungnya berdegup kencang. Belum pernah sekalipun ia bermimpi kalau ia akan mendapatkan pengalaman seperti ini di dunia nyata.
Setelah menyelesaikan quest dan mencoba sihir, dia merasakan kegembiraannya semakin tumbuh. Semenjak dia ada disini, dia selalu ingin mencoba semua yang ada di pikirannya.
Beruntung, dia punya sihir OP (EDnote: OP=Overpowered, sihir dengan energi yang berlebih (?) ) . Kalau dia bisa menguasai sihirnya, itu sudah pasti akan berguna di hidupnya, bahkan di sini.
‘Ah.. aku sudah harus tidur sekarang untuk besok.’
MPnya sudah terisi penuh setelah makan ‘Mie Seafood Adiktif’ tadi. Dia bisa langsung meningkatkan level sekarang, tapi banyak hal terjadi dalam satu hari tadi, ia butuh istirahat.
Dia pun langsung pergi tidur untuk memulihkan mentalnya agar besok dia benar-benar pulih.


“Apakah anda yakin akan menerima quest ini?”
“Ya.”
Hal pertama yang dia lakukan setelah bangun di keesokan harinya adalah, pergi ke guild untuk mengambil quest.

Berburu Goblin E
Bunuh 10 goblin di Hutan Clair
Hadiah: 35000 Rigin



- Copyright © Atherrea Translation - Blogger Templates - Powered by Blogger