Archive for Juni 2015

Konjiki no Webmaster chapter 21

Yosh chapter 21 selesai...
Chapter ini di TL sama Katsuya dari VXsub..

Mungkin kalian pikir aneh yah, keyboardku rusak tapi masih bisa post..
Keyboardku rusak, jadi aku pake screen keyboard, cuma tetep, masih ga bisa TL, ini nulis post ini aja makan waktu 10 menit :'(
Mungkin nunggu uang THR aku buat benerin.. :3

Oh iya.. besok puasa ramadhan yah buat orang islam?
Mari kita puasa ramadhan dengan penuh semangat dan minal aidzin wal faidzin, aku banyak salah ke kalian..

Beberapa pesan dari aku..

Jangan nonton To Love-ru sebelum berbuka okay!

Oke, ini linknya Chapter 21

Konjiki no Wordmaster Chapter 20

Chapter 20 selesai

maaf lama, baru selesai Ujian aku :3,
chapter ini belum kuedit, laptop kena musibah nih , dia berenang ga pemanasan dulu, jadi keyboardnya keram deh :v, ini juga pake virtual keyboard :'(
makanya mungkin sekitar 1 bulan lebih aku hiatus , nunggu laptop bener+(nunggu duit dulu gan :v)
tapi tenang, ada translator baru kok, santai saja :3
Yasudah, Enjoy Reading :3

TL: Niconeko
ED: -



(TL NOTE : Sama seperti chapter sebelumnya, sudut pandang Hiiro dibuat miring, sementara sudut pandang author tetep. Happy reading~)

Batasan dari Word Magic

Hiiro menatap Babi Hutan Merah itu sekali lagi.
Untuk melawan monster ranking S , biasanya kau harus menjadi adventurer ranking S atau lebih. Kalau tidak, tingkat bahayanya akan menjadi terlalu tinggi. Akan tetapi, pengalaman pertamanya melihat monster unik ini membuat rasa penasaran Hiiro ikut memuncak.
Hoi pak Tua, apa rankingmu?” (Hiiro)
“Aku? Ranking C.” (Arnold)
“Hm, tinggi juga.” (Hiiro)
“Bagaimana denganmu?” (Arnold)
“Mungkin E… oh aku sudah D.” (Hiiro)
Terakhir kali Hiiro memeriksa Guild Card nya, kartunya menunjukkan bahwa ia sudah ranking D. Sepertinya dengan melawan monster seperti biasa akan menaikkan rankingnya.
“C dan D… dilihat darimanapun, kita berdua tidak akan bisa mengalahkan seekor S.” (Hiiro)
Begitukah?” (Hiiro)
Tidak seperti Arnold, Hiiro tidak terlihat bingung sedikitpun. Tapi ia tetap merasakan hawa mengintimidasi dari Babi Hutan itu.
K-kita harus segera lari. Kita sedang membawa Muir.” (Arnold)
Mengapa kita harus melakukannya? Kita kan hanya tinggal mengalahkannya.” (Hiiro)
Jangan mengatakan hal yang tidak mungkin! Ranking S itu lebih kuat daripada yang kau pik-” (Arnold)
Sebelum Arnold menyelesaikan kalimatnya,Babi Hutan Merah itu mulai menyerbu. Kecepatannya melebihi kecepatan monster – monster yang pernah mereka temui sebelumnya. Seketika itu juga, Hiiro menendang dada Arnold, agar Arnold terhindar dari arah serbuan Babi Hutan itu.
“Ow! Sial! Cepat sekali!” (Arnold)
Arnold mulai mengeluh, tapi Hiiro kebalikannya.
(Luar biasa. Jadi ini ranking S…)
Babi Hutan Merah itu sudah mulai mengambil kuda – kuda bertarung. Auranya cukup menunjukkan bahwa dia sangat kuat. Terlebih lagi, setelah mereka menghindari serangan pertamanya, Babi Hutan itu menabrak pohon besar; akan tetapi, yang mengalami kerusakan adalah pohon itu. Babi Hutan itu selamat tanpa luka sedikitpun.
(Kulit dan gadingnya kelihatan sangat keras. Kalau tadi aku tidak menghindar dan menerima serangannya tadi, HP (Health Point) ku bisa turun menjadi 0)
Kalau ini adalah sebuah game, mungkin ia masih bisa bertahan, tapi di dunia nyata, serbuan seperti itu akan menyebabkan kematian seketika. Hiiro mengerutkan dahi, berpikir mana efek yang akan terjadi di dunia ini. Tapi apapun efeknya, ia tentu saja lebih memilih untuk menghindari rasa sakit.
“O-oy, kabur Hiiro! Muir, kau juga!” (Arnold)
Muir bergetar ketakutan, mengintip dari tempat persembunyiannya di balik pohon.
Babi Hutan Merah itu menatap kami lagi.
Baiklah, aku akan membunuh monster itu.” (Hiiro)
“J-jangan bodoh! Tidak mungkin kau bisa mengalahkannya!” (Arnold)
“Diamlah. Bagiku, tidak ada yang tidak mungkin.” (Hiiro)
“Demi Tuhan-! Dari mana rasa percaya diri itu, hah! Lihat, dia datang lagi
!” (Arnold)
Arnold menghindarinya dengan melompat ke samping, tapi Hiiro tidak bergerak se-inchi pun.
“I-idiot! Menghindar!” (Arnold)
Tanah mulai bergetar, dan duri semacam kaktus mulai keluar dan berusaha menusuk Babi Hutan itu... tapi tidak ada yang terkena sedikitpun.
AP-!?” (Hiiro)
Duri – duri itu hancur ketika mengenai kulit Babi Hutan itu. Dan serangannya juga tidak menjadi pelan sedikitpun.
Sial.” (Hiiro)
Hiiro berpikir untuk menghindari serangan itu dengan jalan melambatkannya dari tanah, akan tetapi ia sangat kesal mengetahui bahwa serangannya sama sekali tidak menimbulkan efek. Ia terlambat menghindar sedetik, dan tangan kirinya mengenai Babi Hutan itu. Tubrukan ringan  menjalar ke seluruh tubuhnya, dan membuatnya terlempar ke tanah.
Ugh-!?” (Hiiro)
Tubuhnya terkena rasa sakit seketika.
“Hiiro!” (Arnold)
Arnold memanggilnya, tapi Hiiro tidak punya waktu untuk menjawabnya. Sambil mengabaikan rasa sakitnya, ia langsung berdiri. Akan tetapi, ia berdiri terhuyung – huyung.
Sialan iniKau benar – benar kuat ternyata.” (Hiiro)
Ia menatap tajam Babi Hutan Merah di depannya itu.
(Sempurna, ada kata – kata yang sudah kutunggu untuk kucoba. Akan kugunakan pada monster ini.)
Hiiro mengkonsentrasikan sihir di jarinya dan mulai menulis suatu kata. Jarinya susah bergerak, dan entah kenapa, membutuhkan waktu lama untuk menuliskannya. Di selang waktu itu, Babi Hutan itu sudah mulai melancarkan serangan berikutnya. Monster itu melepas gadingnya dan mengirimnya langsung pada Hiiro.
(Monster ini bahkan bisa melakukannya!?)
Hiiro berhasil menghindari gading terbang itu, tapi Babi Hutan itu sudah mulai berlari ke arahnya lagi. Monster itu sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk menulis apapun.
Tiba - tiba, Arnold mengempaskan tubuhnya ke sisi panggul Babi itu. Monster itu menahan kakinya agar ia tidak jatuh, tapi akibatnya serangannya terhenti.
“Ha! Kau lihat? Itu adalah-” (Arnold)
Mata milik Babi Hutan itu menyala marah menatap Arnold.
“Ah, um, itu…” (Arnold)
Ketika Arnold menghadapi monster itu, Hiiro berusaha segera menulis kata - katanya.
(Sial! Ayo bergerak jari – jariku !)
Tapi jari – jarinya bergetar dan ia tidak bisa menulis dengan baik. Ini membuatnya semakin kesal. Ketika ia berusaha menulis, Babi Hutan itu menyerang Arnold.
“Uhyaa!” (Arnold)
Arnold menghindarinya dengan melompat ke samping. Tapi kemudian gading terbang sudah mengarah padanya. Ia menggunakan pedang besarnya untuk melindungi dari serangan gading itu, tapi efeknya sendiri membuat ia melayang.
Akkh! … S-sudah kuduga. Ini terlalu ku….” (Arnold)
Arnold memasang ekspresi kesakitan di wajahnya, saat ia menatap lawannya yang sama sekali belum mendapat kerusakan.
(SedikitSedikit lagi dan….. Selesai!)
Hiiro menyelesaikan katanya, dan sekarang yang harus ia lakukan adalah mengenai Babi Hutan itu dengan kata yang sudah ditulisnya. Tapi jaraknya dengan Babi Hutan itu terlalu jauh. Dari jarak ini, kesempatan untuk meleset sangat besar.
Pak Tua!” (Hiiro)
“A-apa hah! Apakah akhirnya kau memutuskan untuk kabur?” (Arnold)
“Kau menghalangi, pergi.” (Hiiro)
“Ap-!” (Arnold)
Hiiro membutuhkan Babi Hutan itu untuk memfokuskan serangannya pada Hiiro saja, jadi dengan adanya Arnold di sana akan menghalangi fokus Babi Hutan itu.
Apa yang kau katakan!” (Arnold)
Jangan khawatir, sembunyi saja dengan si pendek itu. Aku akan mengurus sisanya. (Hiiro)
“…
aku tidak bisa- Uwaah!” (Arnold)
Gading dari Babi Hutan Merah itu mengarah pada Arnold dan ia melompat ke samping untuk menghindarinya. Arnold melihat wajah Hiiro, melihat tujuan dan tekadnya. Karena berpikir bahwa Hiiro punya rencana, Arnold menurut dan kabur dari area itu.
Sekarang kemari, monster sialan. Datanglah padaku!! (Hiiro)
Dan seperti mendengar kalimat provokasi dari Hiiro, Babi Hutan Merah itu menatap Hiiro dengan marah dan mulai menendang - nendang tanah. Dengan tendangan terakhir,  ia mulai berlari ke arah Hiiro dengan kecepatan luar biasa.
Hiiro mengarahkan jarinya ke arah Babi Hutan itu, dan membuat gerakan seolah sedang menekan pelatuk pistol.
(Terima ini!)
Babi Hutan itu terlihat terkejut selama beberapa detik ketika ada kata – kata yang melayang ke arahnya, tapi ia tetap percaya diri dan tidak menghindar. Hasilnya, kata – kata itu langsung mengenai Babi Hutan itu, dan...
Whomp!
Seperti kehilangan semua energi dan kekuatannya, Babi Hutan itu jatuh ke tanah. Momentum dari serangannya tadi membuatnya terseret di tanah selama beberapa inchi sebelum akhirnya ia berhenti.
(Bagus, ini berhasil.)
Setelah melihat keadaan, Arnold dan Muir yang tadi bersembunyi menghampiri Hiiro.
“O-oy, Hiiro. Apa yang kau lakukan padanya?” (Arnold)
“Ah?
Aku membuatnya tertidur.” (Hiiro)
Tidur!? B-bagaimana kau bisa… ah, sihir curangmu itu.” (Arnold)
“Yeah.”
(Hiiro)
Arnold memperhatikan sesuatu yang aneh darinya. Normalnya, Hiiro akan membuat sikap sombong setelah menyelesaikan monster, tapi sepertinya hati Hiiro sekarang entah dimana.
Hiiro menatap Babi Hutan yang tertidur itu.
(Aku membuatnya tertidur. Itu bagus. Tapi aku membutuhkan waktu terlalu lama untuk melakukannya.)
Tidak seperti biasanya, dia membutuhkan waktu 30 detik untuk menuliskan satu kata.
(Karena aku menggunakan sihir untuk merubah keadaan targetku secara paksa, apakah tadi itu Rebound? Mengubah keadaan makhluk hidup selain diriku sendiri sepertinya menghasilkan efek itu. Menulis [Sleep()] saja membutuhkan usaha sebanyak ini. Apa yang akan diambil kata – kata [Death()]?)
Ketika ia memikirkannya, ia merasakan getaran menjalar di seluruh tubuhnya.
(Tidak, selama aku tetap membayangkan gambaran dari [Death ()] dalam otakku, aku tidak akan mendapat Rebound. Bahkan untuk kata [Sleep()], tidak seperti Rebound, ini hanya terasa susah untuk menuliskannya. Sepertinya beberapa kata memang membutuhkan kompensasi tersendiri. Hmm, aku penasaran, apakah kata yang berbeda juga membutuhkan perlakuan yang berbeda.)
Yap, sebuah Rebound itu bermaksud untuk memberikan bencana bagi seseorang apabila ia tidak memfokuskan kekuatan sihirnya dengan benar. Tapi kali ini, kecepatan menulisnya hanya menurun. Itu tidak terasa seperti Rebound.
( [Needle ()dan [Hard()] memiliki batas ruang 4 tatami (6.61 m2). Tidak peduli seberapa keras aku membayangkan efeknya, area itu adalah batasnya. Pasti ada batasannya. Jadi, setiap kata memiliki batasan tersendiri. Cukup itu yang kubutuhkan saat ini. Dan untuk sekarang …)
Hiiro berjalan ke arah Babi Hutan yang tertidur itu. Efek itu hanya bertahan satu menit, jadi ia akan segera bangun.
Aku akan mengambil nyawamu sekarang.”
Hiiro mencoba mendorong “Piercer” ke dalam tubuh monster itu, tapi untuk menembusnya sangat susah. Seperti yang diduga dari monster ranking S.
“Ha!”
Ia menggunakan seluruh kekuatannya, dan akhirnya pedang itu menembus kulit Babi Hutan itu. Babi Hutan Merah itu menggeram hebat kemudian mati.
Beeeeeep. Suara yang sudah lama tidak terdengar tiba – tiba menggema di telinganya. Hiiro memeriksa statusnya.
Hiiro Okamura
Level 33
HP: 102/610
MP: 123/1290
EXP: 33089
NEXT: 4210
ATX: 216 (278)
DEF: 165 (180)
AGL: 301 (303)
HIT: 164 (172)
INT: 267 (271)
Magical Attribute
None
Magic
-Word Magic
  (Single Chain Unlocked)
  (Air Word Unlocked)
  (Parallel Writing Unlocked)
Titles
-Uninvolved Bystander, World Traveller, Word User, The Awakened One, Ripper, The One Who Imagines, Killer of The Unique, Gourmet Bastard, One Who Follows his Own Path


- Copyright © Atherrea Translation - Blogger Templates - Powered by Blogger