Archive for Februari 2015
Konjiki no Wordmaster chapter 6
Chapter 6 selesai!!!
maaf keterlambatannya, ceritanya aku mau ngepost kemarin malem.
tapi ga bisa, casan leptop aku ketinggalan T.T
Chapter 6 ini masih versi asli aku.. belum diedit, jadi mungkin masih ada salah-salah kata atau ga yang typo
Ya udah... Selamat Membaca!!
'TL'
maaf keterlambatannya, ceritanya aku mau ngepost kemarin malem.
tapi ga bisa, casan leptop aku ketinggalan T.T
Chapter 6 ini masih versi asli aku.. belum diedit, jadi mungkin masih ada salah-salah kata atau ga yang typo
Ya udah... Selamat Membaca!!
'TL'
Chapter 6: Pertarungan Dengan Monster
Hiiro mengecek kembali quest yang diambilnya. Quest ini tidak
cukup sulit dan cocok untuk beginner(pemula)hadiahnya juga lumayan.
“Goblin adalah monster paling lemah, tapi mereka menyerang
berkelompok, jadi mohon berhati-hati.”
“Oke.”
Jawab Hiiro pendek, dia langsung meninggalkan Guild dan ingin
langsung meninggalkan kota, tapi dia ada hal yang harus dibeli, jadi dia pergi
ke area perbelanjaan.
Dia mengunjungi toko senjata untuk membeli senjata, walaupun
goblin itu monster lemah, tapi tetap saja sulit mengalahkannya dengan tangan
kosong. Dia mencari senjata yang harganya pas dengan keadaan ekonominya
sekarang.
Karena ia mencari senjata yang pas dengan kantongnya, dia pun
mendatangi bagian senjata pendek seperti pisau. Disana, ia menemukan pisau
dengna bilahan yang terlihat kuat dan pegangan yang enak.
“Yang ini.”
Ia mengatakan itu pada penjaga toko.
“Dengan senang hati. Pisau kuat, harganya 2650 Rigin.”
Setelah membayar, dia menerima senajata dan menerima
sarungnya sebagai bonus. Lalu dia memikirkan bagaimana dengan armor. Tameng mungkin
berguna, tapi dia menyimpulkan tidak membutuhkan tameng akrena dia punya <<Word
Magic>>. Dia pun meninggalkan toko.
Setelah meninggalkan kota, dia pun langsung pergi ke hutan
Clair di barat. Dia bisa sampai disana dengan mengikuti jalan lurus yang
disebut “Toll Road(Jalan Korban)”.
Dalam pecariannya mencari penginapan, dia berhenti di toko
serba ada dan membeli 5 “crispy beans” untuk pemulih HP, 3 “Honey toffee”untuk
pemulih MP dan map dari dunia ini.
Walaupun itu barang biasa, tapi itu menguras uangnya cukup
banyak. Dia harus menyelesaikan quest hari ini kalau tidak dia harus tidur
diluar. Itu mungkin terdengar menyenangkan, tapi dia ingin menghindari gaya hidup
gelandangan.
Dalam perjalanannya, dia menemukan sesuatu yang aneh
didepannya.
‘Apa itu..?’
Itu terlihat seperti bola voli. Tetapi bentuknya ga tetap dan
terlihat kenyal, menghalangi jalannya.
‘Tunggu sebentar, mungkin aja itu…?’
Monster terkenal yang membantu leveling para beginner di RPG…
“SLIME!!!”
Suaranya penuh dengan kegembiraan. Saat itu, slime yang ada
didepannya tiba-tiba menyerangnya.
“Tunggu, tiba-tiba bertarung!?”
Dia lalu mengeluarkan pisau dari sarungnya. Slime itu lambat,
tapi Hiiro menggigil membayangkan ia bersentuhan dengan tubuh slime.
Disaat slime lompat, dia lalu mengayunkan pisaunya kebawah. Slime
tidak menahan serangannya dan slime pun terbelah dua, tapi kedua bagian yang
terbelah masih bergerak, seperti ekor cicak yang terlepas.
“Jangan bilang itu ngebelah kalo dibelah dua?”
Kalau begitu, pedang menjadi tak berguna, dia membayangkan
apa yang harus dia lakukan, sedangkan monster uty mengeliat ditanah dan
berhenti bergerak. Hiiro menyarungkan pisaunya.
‘Tunggu, ada cara yang lebih cepet!’
Dia lalu membuka <<Status>>. Kolom NEXT berubah
dari 10 menjadi 8. Fakta kalau dia dapet point EXP berarti monsternya sudah
dikalahkan.
“Oh~ lagian itu monster. Aku bertaruh slime itu monster lemah
sama kaya goblin. Itu Cuma ngasih 2 EXP lagian.”
Tapi tetep, dia merasa senang karena ini pertarungan
pertamanya dan kemenangan pertamanya.
Diawal-awal dia takut itu akan sakit, tapi ga disangka itu
baik-baik saja.
“… tetep ini kaya di game…”
Saat dia menganalisa keadaan dengan tenang, dia mendengar
suara dari belakangnya. Dia lalu berbalik dan melihat slime lagi, ada 3 malah.
“Mereka sempurna buat naik level. Tapi aku berharap ada 4,
bukan 3.”
Dan dia bisa naik level. Saat dia mengeluarkan “Cih” dari
mulutnya, muncul 3 lagi di belakangnya. Hiiro benar-benar sudah dikepung.
“Grr, serangan kelompok untuk beginner?”
Dia menggerutu, tapi dia tetap fokus. Dia memutuskan untuk
fokus untuk mengalahkan 3 yang ada didepannya terlebih dahulu. Setelah dia
memotong slime kesatu dan kedua, dia menerima serangan di punggungnya. Slime menyerangnya
dengan sundulan.
“Kuh… ga disangka itu lumayan sakit.”
Itu terasa seperti kena serangan dari seseorang. Dia lalu
mengambil sedikit jarak dan mengecek <<Status>>, dia melihat HP nya
berkurang 3.
“Kayanya aku ga boleh main-main.”
Dia mengambil posisi dengan pisaunya. Saat 2 slime
menyerangnya bersamaan, di menghindari mereka dan memotong salah satunya. Tapi ada
2 yang datang menyerangnya dari belakang.
“Ga ada kasihan!”
Dengan mengayunkan piasunya, dia berhasil membunuh 2
sekaligus. Satu slime tersisa. Hiiro membunuhnya dengan maju ke slime itu.
Saat itu, terdengan suara PLIINK di kepalanya, dia lalu
membukan<<Status>>.
Hiiro Okamura
Lvl 2
HP 21/30
MP 120/145
EXP 12
NEXT 12
ATK 15 (25)
DEF 10
AGI 30
HIT 12
INT 25
≪Magic Attribute≫ None
≪Magic≫ Word Magic (Single Chain Unlocked)
≪Title≫ Innocent Bystander, World Traveller, Word Master
Lvl 2
HP 21/30
MP 120/145
EXP 12
NEXT 12
ATK 15 (25)
DEF 10
AGI 30
HIT 12
INT 25
≪Magic Attribute≫ None
≪Magic≫ Word Magic (Single Chain Unlocked)
≪Title≫ Innocent Bystander, World Traveller, Word Master
“Oh.. itu suara naik
level. Ngomong-ngomong MP aku gila. Itu naik 25 dengan naik 1 level.”
Walaupun dia komplen
karena darahnya tidak pulih karena naik level. Ya.. beberapa game memang seperti
itu, jadi dia pikir disini juga sama.
Di perjalanannya ke
Hutan Clair, dia terus mengalahkan slime yang muncul.
Dia pun sampai di
Hutan Clair, tapi dia tidak punya ide harus mencari goblin kemana. Karena slime
yang terus muncul, dia sekarang level 3.
Karena dia tidak
punya ide tentang posisi goblin, dia maju terus kedalam hutan dengan hati-hati
dan meninggalkan tanda untuk jalan kembali.
Saat itu dia
mendengar suara “Kresek kresek” dari semak belukar dan dia pun segera
menyiapkan posisi bertarungnya, pikirnya itu goblin, ternyata itu slime lagi.
“..slime lagi.”
Karena dia sudah muak
dengan slime, dia pun langsung membunuh slime dengan sekejap. Quest menyuruhnya
membunuh 10 goblin. Sebagai bukti, dia harus membawa “taring goblin”
bersamanya.
Sebenarnya, slime
menjatuhkan “bagian slime” yang merupakan bagian dari qust lain, tapi dia
mengabaikannya karena itu menjijikan.
Dia terus masuk ke
dalam hutan, dia terus bertemu dengan slime. Saat dia merasa terganggu karena
itu, sesuatu muncul dari semak-semak ke sampingnya. Dan itu menyerangnya dengan
benda yang seperti senjata.
WHOOSSHHH!
Dia menghindarinya
dengan membungkukkan badannya, saat itu keluar ia merasakan keringat dingin
dari sekujur tubguhnya.
‘Hampir aja… aku
mengerti. Jadi itu goblin.’
Bentuknya sama persis
dengan gambar yang ada di buku referensi. Tingginya pendek seperti anak kecil,
dengan wajah jelek dan tongkat ditangannya.
“Pasti sakit kalo
kena itu..”
Saat dia melihat ke
arah goblin yang menyerangnya, dia menerima serangan lain dari punggungnya, dia
langsung mengerang kesakitan. Dia benar-benar lupa tentang slime. Goblin juga
menggunakan kesempatan saat ia sedang berfikir sama seperti slime.
‘Sial. Goblin itu
berkelompok, aku ga bisa buang-buang waktu!’
Dia menahan tongkat
yang menyerangnya dengan pisau ditangannya. Goblin mengeluarkan suara dengan
menggesekkan giginya, dengan air liur keluar dari mulut. Hiiro yang tidak ingin
tergigit, dia lalu menendang goblin.
Kalo boleh dibilang,
dia belum pernah membunuh seseorang di Jepang. Dia mungkin pernah membunuh serangga, tapi dia belum pernah
membunuh binatang, jadi dia tidak tahu kalau dia bisa membunuh makhluk hidup
dengan fisik seperti manusia, walaupun itu monster sekalipun.
“…Hah… ga ada cara
lain, aku harus bertahan hidup disini.”
Gumam Hiiro untuk
meyakinkan dirinya.
“Maaf… kamu bakal
jadi batu loncatan buatku.”
Mengatakan itu, dia
lalu berlari menuju goblin dengan semua kemampuannya. Hiiro memiliki poin
agility yang tinggi, walaupun dia tidak tahu kenapa. Goblin tidak bergerak
seperti dia ingin menerima serangan dari depan.
SLAASSSHHH!!
Hiiro menebas goblin.
Itu merasa mual, tapi dia menahan itu dan berbalik ke arah goblin yang lain.
“Kamu selanjutnya!”
PLIINNKK terdengar
suara yang menandakan ia naik level. Level Hiiro sekarang adalah level 4.
Saat dia merasakan
kesenangannya, muncul goblin dari depannya, kemudian muncul lagi goblin yang
lain. Sekelompok goblinpun muncul. Sepertinya pertarungannya tadi menarik
perhatian goblin di sekitarnya.
Tapi, Hiiro sudah
menunggu mereka. Dia mengkonsentrasikan tenaga sihir ke jarinya dan menuliskan
kata di tanah dengan cepat. Goblin-goblin itu menyerangnya sekaligus.
‘Bagus… ayo kesini!’
Saat goblin ada di
dekatnya,
“Activate”
Dia berteriak dan
sesuatu seperti korslet listrik terjadi. Kemudian berbagai amcam benda tajam
muncul dari tanah dan menembus goblin.
“HAHA, itu bekerja.”
Goblin mencoba
bergerak sambil menahan sakit, tapi mereka tidak bisa. beberapa saat kemudian
mereka berhenti bergerak dan mati.
Kata yang Hiiro
tulis adalah “jarum”
Area yang terkena
effek sihir adalah 6,5 meter persegi, sama seperti kata “keras”.
Dia sudah menunggu
goblin untuk masuk ke area itu. Tanah pun berubah menjadi kaktus dan membunuh
goblin-goblin dalam sekejap.
‘Kuh.. itu lebih
melelahkan dari yang aku kira.’
Banyak darah keluar
dari goblin-goblin yang tertusuk. Hiiro sadar kalau ini adalah pertarungan
asli. Dia bisa berubah seperti itu kalau dia tidak berhato-hati.
Dia mengambil
posisi sekali lagi. Masih ada banyak goblin disekitarnya, tapi mereka bingung
dengan sihir anehnya, mereka ragu-ragu menyerang Hiiro.
“Oke, kalo gitu
waktunya mencoba yang satu ini.”
Saat mengatakan
itu, dia mengambil batu dan menulis “diam”. Kalau itu berhasil, goblin-goblin
itu akan berhenti bergerak. Ia lalu melempar batu itu ke goblin, saat batu itu
mengenai sasarannya, dia mengaktifkannya. Tetapi, Cuma batu yang terhenti. Batu
itu berhenti di udara.
‘Oh.. itu ga bisa
gitu ya..’
Saat ia
menuliskannya di batu, Cuma batu itu yang terkena efeknya.
Hiiro berharan
kalau effek dari batu akan berpengaruh pada goblin juga, tapi sayang.
‘Oke, yang
selanjutnya!’
Ia pun menuliskan
kata “memanjang” di pisaunya.
“Activate!”
WHOOOSSHH!
Dalam sekejap,
pisaupun memanjang dan goblin pun tertebas, 3 goblin sekaligus! Sekarang tersisa
3 goblin lagi.
“Aku Cuma butuh 2
lagi buat quest, tapi aku bakal ngebunuh mereka semua.”
Dia lalu membantai
goblin yang tersisa dengan pisau yang sudah memanjangnya. Saat itu suara naik
level pun terdengar kembali.
Setelah dia
mengalahkan mereka semua, dia mengumpullkan “taring goblin”. Taring yang
diambil adalah gigi taring bagian atas. Tapi sebelum itu, dia mengubah kembali
pisaunya dengan menulis “asal(inggrisnya origin, origin itu punya banyak arti, Cuma
aku pilih ini karena simple :v)” disitu.
Setelah dia selesai
mengumpulkan itu, kelelahan menimpa tubuhnya. MPnya kosong,jadi dia memakan “Honey
Toffee” untuk mengembalikannya.
‘Oh iya, aku harus
ngembaliin tanah juga.’
Dengan MP nya yang
sudah pulih, dia membetulkan tanah dengan menulis “asal”. Bagaimanapun juga, itu sudah lumayan lama Hiiro
menggerakkan tubuhnya sebanyak itu dan dia pun menahan mual selama pertarungan.
“Huh, aku ga pernah
nyangka bakal mual kaya gini.”
Dia menghela
nafasnya. Dia benar-benar kecapean baik fisik maupun mental. Itu membuatnya
semakin sadar kalau ini bukan game.
Baru dari darah,
sensasi memotong daging, jeritan kematian, dan mayat. Semua itu membuat Hiiro,
yang tinggal di dunia yang damai,sangat shock.
Merasa lebih
kelelahan dari yang ia bayangkan, ia pun duduk. Tapi terdengar suara kembali
dan muncullah sesosok monster, yang ternyata monster.
“Huh~ aku pikir aku
Cuma bisa terus kaya gini samapi aku biasa..”
Dia kembali
menghela nafasnya dan melihat ke arah goblin
“AYO, SINI! Maju ke
sini! Serang aku sampe aku biasa!”
“Aw~ capenya~”
Hiro sudah kembali
kekota, tapi dia tidak langsung ke guild, dia mengambil istirahat di bangku
yang ada dipinggir jalan. Slime dan goblin menyerangnya tanpa henti. Dia mengalahkan
mereka dengan cepat dan dia sudah mulai terbiasa denga itu.
‘Yah.. aku naik
level lumayanlah karena mereka.’
Hiiro Okamura
Lvl 7
HP 31/65
MP 34/250
EXP 222
NEXT 87
ATK 25 (35)
DEF 21
AGI 46
HIT 20
INT 37
≪Magic Attribute≫ None
≪Magic≫ Word Magic (Single Chain Unlocked)
≪Title≫ Innocent Bystander, World Traveller, Word Master
Lvl 7
HP 31/65
MP 34/250
EXP 222
NEXT 87
ATK 25 (35)
DEF 21
AGI 46
HIT 20
INT 37
≪Magic Attribute≫ None
≪Magic≫ Word Magic (Single Chain Unlocked)
≪Title≫ Innocent Bystander, World Traveller, Word Master
Notice!!
Aku minta maaf buat para pembaca, buat update chapter 6 bakal sedikit terlambat dari jadwal.
aku besok(sabtu) sama minggu ada urusan penting di RL, jadi mungkin ada sedikit keterlambatan untuk translate KJM. jadi aku kemungkinan bakal lanjut lagi pas hari seninnya
Aku sekali lagi minta maaf, tapi ini bener-bener penting.
untuk sementara aku kasih sedikit spoiler tentang chapter 6
---Silahkan Baca jika mau tau, tapi kalau merasa lebih baik menunggu versi fullnya, ga perlu dibaca--- 'TL'
Setelah Hiiro menerima quest memburu goblin, dia langung pergi ke Hutan Clair, tempat quest berlangsung.
Di perjalanan, dia bertemu dengan slime, dan kemudian ia membunuh slime-slime yang ia temui di sepanjang perjalanan, hingga ia naik level.
Setelah itu, ia diserang oleh sekawanan goblin, ia kemudian membunuh goblin-goblin itu dengan Word Magic miliknya dengan mudah.
Setelah merasa cukup, ia kembali ke guild untuk menerima hadiah dari questnya.
Dan mulai keesokan harinya, ia memulai hunting untuk menaikkan levelnya.
aku besok(sabtu) sama minggu ada urusan penting di RL, jadi mungkin ada sedikit keterlambatan untuk translate KJM. jadi aku kemungkinan bakal lanjut lagi pas hari seninnya
Aku sekali lagi minta maaf, tapi ini bener-bener penting.
untuk sementara aku kasih sedikit spoiler tentang chapter 6
---Silahkan Baca jika mau tau, tapi kalau merasa lebih baik menunggu versi fullnya, ga perlu dibaca--- 'TL'
Setelah Hiiro menerima quest memburu goblin, dia langung pergi ke Hutan Clair, tempat quest berlangsung.
Di perjalanan, dia bertemu dengan slime, dan kemudian ia membunuh slime-slime yang ia temui di sepanjang perjalanan, hingga ia naik level.
Setelah itu, ia diserang oleh sekawanan goblin, ia kemudian membunuh goblin-goblin itu dengan Word Magic miliknya dengan mudah.
Setelah merasa cukup, ia kembali ke guild untuk menerima hadiah dari questnya.
Dan mulai keesokan harinya, ia memulai hunting untuk menaikkan levelnya.
Konjiki no Wordmaster Chapter 5
Chapter 5 selesai!!
Terimakasih buat editor TheEscaperGirl-chan yang udah ngehabisin waktu liburnya!!
Buat chapter selanjutnya bakal selesai kalo ga hari sabtu, hari minggunya 'TL'
Ya udah.. Selamat membaca!!
Chika Suzumiya
Lvl 1
HP 28/28
MP 30/30
EXP 0
NEXT 10
ATK 25
DEF 20
AGI 21
HIT 17
INT 12
≪Magic Attribute≫ Fire, Earth, Ice, Light
≪Magic≫ -Fireball (Fire, Attack)
-Grave (Earth, Attack)
-Ice Needle (Ice, Attack)
-Lighting (Light, Effect)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Shuri Minamoto
Lvl 1
HP 18/18
MP 60/60
EXP 0
NEXT 10
ATK 9
DEF 10
AGI 15
HIT 10
INT 20
≪Magic Attribute≫ Wind, Water, Light
≪Magic≫ -Wind Cutter (Wind, Attack)
-Water Wall (Water, Support)
-Heal (Light, Recovery)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Shinobu Akamori
Lvl 1
HP 22/22
MP 52/52
EXP 0
NEXT 10
ATK 13
DEF 13
AGI 24
HIT 14
INT 24
≪Magic Attribute≫ Water, Lightning, Light
≪Magic≫ -Mist (Water, Support)
-Paralyse (Lightning, Effect)
-Heal (Light, Recovery)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Terimakasih buat editor TheEscaperGirl-chan yang udah ngehabisin waktu liburnya!!
Buat chapter selanjutnya bakal selesai kalo ga hari sabtu, hari minggunya 'TL'
Ya udah.. Selamat membaca!!
Chapter 5: Sementara di sisi Hero
Sementara itu di sisi lain, 4 Hero menerima pelatihan
sihir. Kapten divisi kedua
pasukan Victorias, Vale Kimble lah yang mengajari mereka.
Taishi Aoyama
Lvl 1
HP 35/35
MP 35/35
EXP 0
NEXT 10
ATK 28
DEF 23
AGI 13
HIT 19
INT 9
≪Magic Attribute≫ Fire, Wind, Lightning, Light
≪Magic≫ -Fireball (Fire, Attack)
-Wind Cutter (Wind, Attack)
-Thunder Shock (Lighting, Attack)
-Lighting (Light, Effect)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Lvl 1
HP 35/35
MP 35/35
EXP 0
NEXT 10
ATK 28
DEF 23
AGI 13
HIT 19
INT 9
≪Magic Attribute≫ Fire, Wind, Lightning, Light
≪Magic≫ -Fireball (Fire, Attack)
-Wind Cutter (Wind, Attack)
-Thunder Shock (Lighting, Attack)
-Lighting (Light, Effect)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Chika Suzumiya
Lvl 1
HP 28/28
MP 30/30
EXP 0
NEXT 10
ATK 25
DEF 20
AGI 21
HIT 17
INT 12
≪Magic Attribute≫ Fire, Earth, Ice, Light
≪Magic≫ -Fireball (Fire, Attack)
-Grave (Earth, Attack)
-Ice Needle (Ice, Attack)
-Lighting (Light, Effect)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Shuri Minamoto
Lvl 1
HP 18/18
MP 60/60
EXP 0
NEXT 10
ATK 9
DEF 10
AGI 15
HIT 10
INT 20
≪Magic Attribute≫ Wind, Water, Light
≪Magic≫ -Wind Cutter (Wind, Attack)
-Water Wall (Water, Support)
-Heal (Light, Recovery)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Shinobu Akamori
Lvl 1
HP 22/22
MP 52/52
EXP 0
NEXT 10
ATK 13
DEF 13
AGI 24
HIT 14
INT 24
≪Magic Attribute≫ Water, Lightning, Light
≪Magic≫ -Mist (Water, Support)
-Paralyse (Lightning, Effect)
-Heal (Light, Recovery)
≪Title≫ Hero, World Traveller
Keempat Hero memberi tahu Vale
<<Status>> mereka.
“OH! kalian berempat sangat luar biasa! Seperti
yang diharapkan dari Hero!”
Mendengar <<Status>> mereka, Vale
mengomentarinya dengan terkagum-kagum.
“Apa yang sangat luar biasa?”
Taishi menanyakannya dengan nada tak yakin.
“Biarkan saya menjelaskannya : Sebenarnya pada dasarnya setiap orang hanya punya 1 atribut. Tentu saja ada
pengecualian untuk
orang-orang yang memiliki bakat
bisa memiliki atribut
lebih dari satu, tapi saya belum
pernah mendengar orang yang punya tiga atau bakan empat atribut sekaligus.”
“Apalagi, atribut cahaya hanya dimiliki oleh
Pheoms.
<<Status>> kalian menunjukkan
kalau kalian itu benar-benar seorang Hero.”
Keempat hero tersenyum malu karena sanjungan
dari Vale. Mereka semua senang karena Status cheat (curang) yang dimiliki mereka.
“Dan dari sihir kalian, aku bisa memberitahu
kalian kalau Taishi-sama dan Chika-sama adalah tipe vanguard (penyerang dari jarak dekat), sedangkan Shinou-sama dan Shuri-sama
adalah tipe rearguard
(penyerang dari jarak jauh). Stat dasar kalian juga menguatkan
pendapat saya.”
Memang, <<Status>> Taishi
dan Chika dominan untuk menyerang, sedangkan Shuri dan Shinobu untuk bertahan dan
mendukung. Sihir mereka juga menunjukkan hal itu.
“Ini party yang seimbang.”
“Haha, persis seperti di game online kita!”
“Yep!”
Taishi dan Chika melihat satu sama lain dan tersenyum. Mereka berempat
pernah punya party di MMORPG
(Multi Massive Online Role Playing Game, game
online genre RPG) sebelumnya. Disana, Taishi dan Chika yang bertugas menyerang,
sedangkan Shuri dan Shinobu yang mendukung mereka dari belakang, dan sekarang,
mereka berempat diberi tugas yang sama juga di dunia ini.
“Aku yakin <<Status>> kita juga akan naik kalau kita naik level.”
“Oho, Benar-benar seperti di RPG. Ngomong-ngomong, bagaimana dengan anda, Kapten Vale?”
“Anda bisa memanggil saya Vale, Taishi-sama.”
“Mhh.. sungguh? Oke, Vale, berapa levelmu?”
“Aku? Aku level 48.”
“Woah~~ seperti yang diharapkan dari seorang kapten. Aku tebak kamu
dapet experience points dari membunuh monster (TLnote: kalo di Inggrisnya itu “From
killing demons” Cuma aku ubah jadi monster karena yang dimaksud Taishi itu
monster)?”
“Benar. Menyelesaikan quest juga akan menambahkan experience
points.”
“Quest!?”
Mereka berempat tertarik.
“OHHH!! Ada Quest juga!? Berarti ada Guild juga?”
“AH, benar. Para
Adventurer terdaftar di Guild.”
Mereke berempat ber-“Ohh~”
ria. Kata “Guild” dan “Quest” membuat mereka sangat
tertarik.
“Bisa kita daftar ke sana juga?”
“Mengapa tidak? Setelah kalian mempelajari dasar bertarung, saya ingin kalian
semua mendaftar disanadan mengasah kemampuan kalian.”
“OHHH YEEAAHHH!!”
Vale terkejut karena kegirangan mereka.
“Kalian senang? Bahaya selalu mengikuti para adventurer. Saya cukup
terkejut kalau kalian sangat tertarik menjadi adventurer.”
“Ayolahh…. Ini tentang Guild dan Adventurer tahu! Dan ada Quest juga!
Seorang gamers pasti akan
tertarik kalau mendengar tentang hal ini. Benarkan semuanya?”
“Ya, aku sudah
tak sabar.”
“Ya. Aku sedikit takut, tapi itu
tidak masalah selama kita bersama.”
“Yep, kita tidak
bisa benar-benar melakukan apapun tanpa Guild.”
Mereka bertiga mengeluarkan pendapat mereka.
“Pendapat kalian terdengar menjanjikan.”
Bagaimanapun Vale salah paham mengenai pendapat optimis
mereka, dia merasakan harapan dari kata-kata berani mereka dan tersenyum.
“Ah, tapi bagaimana dengan dia?”
Taishi mengingat tentang Hiiro dan menanyakannya. Chika membalas
pertanyaan Taishi.
“Dia?”
“Okimura
yang kumaksud.”
“Oh iya…”
Chika merespon Taishi dengan
berbeda, seperti dia tidak tertarik.
“Dia terbawa
kemari karena kita kan? Asal kamu tahu, aku merasa
bersalah kepadanya.”
“Ayolah.. dia bilang
dia tidak menyalahkan kita, jadi tak perlu khawatir.”
“Mhm…~tapi..”
“Dari awal, aku sudah
tidak menyukai sikapnya.”
“OH?”
“Ya, dia selalu sendiri dan dia merasa dia bisa melakukan segalanya
sendiri. Aku tak
suka itu.”
Tiga orang yang lain diam mendengar kata-kata Chika yang diselimuti
kemarahannya. Benar, mereka memang satu kelas, tapi mereka belum pernah
berbicara satu sama lain. Bukan hanya dengan mereka, mereka belum pernah
melihat Hiiro berbicara dengan orang lain di kelas.
Dia seperti udara dan menghilang saat kamu baru menyadarinya. Antara
dia bolos pelajaran atau tidak
memperhatikan di kelas, karena dia tidur atau baca buku.
“Dia selalu sendiri dimanapun itu!”
“Hey, Chika,
mengapa kamu sangat marah?”
“Aku sebal
dengannya! Dia selalu bolos pelajaran, tapi dia
selalu dapat angka 100 di semua tes! KENAPA COBA?!”
“Ya.. jangan nanyain aku..”
Ya, Okamura Hiiro memang jarang datang ke kelas dan sering bolos
pelajaran. Kalaupun dia datang ke kelas, dia cuma tidur atau tidak
memperhatikan. Tapi tidak tahu kenapa, dia selalu dapat nilai sempurna saat ulangan.
Chika marah karena ketidakadilan ini.
“A-asal kamu tahu, mungkin saja dia belajar di rumah.”
Shuri mengeluarkan pendapatnya.
“Ya.. mungkin dia punya guru privat juga.”
Tambah Shinobu.
“AKU TAK PEDULI!!”
Chika membalikkan badannya sambil cemberut. Taishi hanya bisa menghela nafas.
“Okamura-dono itu teman kalian?”
Vale menggunakan “-dono” bukannya “-sama” pada nama
Hiiro. (EDnote: “-dono”
itu panggilan untuk seseorang yang lebih dihormati, daripada seseorang yang
dipanggil “-sama”. Jadi Vale di sini lebih menghormati Hiiro daripada mereka
semua. CMIIW)
“Dia bukan temanku!”
“Kalau bisa dibilang… dia teman sekelas, seseorang yang belajar bersama kita
dalam satu ruangan.”
“Oh.. aku mengerti. Tapi apa dia akan baik-baik saja?”
“Eh?”
“Dunia kami
ini penuh dengan bahaya. Evila salah satunya, tapi
masih banyak bahaya lain. Untuk bisa hidup tanpa bergantung dengan orang lain,
dia sepertinya akan menjadi adventurer. Tapi dia tak terlihat memiliki
kemampuan bertarung yang luar biasa seperti kalian, jadi..”
Dia mungkin akan berakhir mati. Mereka berempat berpikiran seperti itu.
Kesunyian memenuhi udara di sekitar mereka. Walaupun Hiiro bukan teman mereka,
itu sudah pasti menyedihkan kehilangan teman sekelas.
Saat itu, Chika memulai pembicaraan.
“Ah!! Tak
perlu kita mengkhawatirkan lelaki egois sepertinya! Daripada kita
memikirkannya, lebih baik kita harus jadi lebih
kuat!”
“Kamu
sungguh penuh semangat, Chika.”
“Apa, ada masalah? Selain itu, kalau kita mengalahkan Evila dan membawa kedamaian, maka dia pun bisa hidup
tenang kan?”
Semuanya terkagum mendengar perkataannya. Tak seorangpun membayangkan
kalau Chika, yang marah beberapa saat lalu, akan berbicara seperti itu.
“Chika-chan.. kamu sungguh baik.”
Mengatakan itu dengan senang, Shuri menunjukkan senyumannya, muka Chika
berubah merah dan ia berteriak.
“AK-AKU TAK
BERMAKSUD BEGITU! Aku cuma.. Ahhh… kita sudahi saja topik ini! Jangan bahas lagi! Mengerti?”
Mereka bertiga terlihat senang dan mengatakan “Ya ya”.
“Perkataan Chika-sama benar, kita harus fokus untuk latihan sekarang.”
Semuanya mengangguk apda perkataan Vale, lalu pelatihan sihir mereka
pun dimulai.
-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-.-
Hiiro menemukan penginapan untuk sementara dan membayangkan tentang apa
yang ia harus beli dari sekarang. Dia menyimpulkan, kalau dia tidak akan bertahan sehari pun dengan uang yang dimilikinya sekarang.
‘Aku sangat
perlu untuk mendapatkan uang secepatnya. Karena
di dunia ini ada banyak halyang aku
ingin coba’
Menggumamkan itu, dia kemudian mengkhayal sambil
merebahkan dirinya di
atas kasur di dalam sebuah kamar kecil di penginapan.
‘.. Jantungku berdegup kencang?’
Dia berulang kali membuka dan meremas tangannya. Dengan melakukan itu,
dia merasakan panas yang aneh pada
tubuhnya, dia merasakan kegembiraan.
‘Aku gembira? Hahaha.. wajar saja, lagipula aku ini seorang lelaki.’
Dunia seperti RPG membuat jantungnya berdegup kencang. Belum pernah
sekalipun ia bermimpi kalau ia akan mendapatkan pengalaman seperti ini di dunia
nyata.
Setelah menyelesaikan quest dan mencoba sihir, dia merasakan
kegembiraannya semakin tumbuh. Semenjak dia ada disini, dia selalu ingin
mencoba semua yang ada di pikirannya.
Beruntung, dia punya sihir OP (EDnote: OP=Overpowered, sihir dengan energi yang berlebih (?) ) . Kalau dia bisa menguasai sihirnya, itu sudah pasti akan berguna di
hidupnya, bahkan di sini.
‘Ah.. aku sudah harus tidur sekarang
untuk besok.’
MPnya sudah terisi penuh setelah makan ‘Mie Seafood Adiktif’ tadi. Dia bisa langsung meningkatkan level sekarang,
tapi banyak hal terjadi dalam satu hari tadi, ia butuh istirahat.
Dia pun
langsung pergi tidur untuk memulihkan mentalnya agar besok dia benar-benar pulih.
“Apakah anda yakin akan menerima quest ini?”
“Ya.”
Hal pertama yang dia lakukan setelah bangun di keesokan harinya adalah,
pergi ke guild untuk mengambil quest.
Berburu Goblin E
Bunuh 10 goblin di Hutan Clair
Hadiah: 35000 Rigin