Posted by : Unknown
10 Februari 2015
Chapter 2 Selesai hohoho...
Butuh banyak perjuangan buat ini chapter 'TL says'
Ah.., Udah. Selamat Membaca!
Chapter 02: Teman Sekelas
Beberapa
pertanyaan muncul di benak Hiiro tentang apa yang terjadi. Tapi untuk sekarang,
dia sadar kalau levelnya masih level satu. Jika ini adalah dunia RPG, ini
mungkin wajar kalau ia masih level satu, orang dia belum pernah bertarung
semenjak dia datang ke dunia ini.
Tapi,
kenapa MP (tenaga sihir) nya sangat besar? Mungkin saja ini salah satu efek
dari “World Traveller”, yang punya tenaga sihir tinggi seperti yang dijelaskan
oleh raja tadi. Omong-omong, point HP menunjukkan endurance, MP menunjukkan
tenaga sihir, EXP experience dan NEXT menunjukkan point experience yang
dibutuhkan untuk bisa naik level. ATK, DEF, AGI, HIT, INT melambangkan attack
power(kekuatan serang, TL note: buat selanjutnya istilah-istilah ini pake inggrisnya
supaya enak dibacanya :D), defence(pertahanan), agility(kelincahan), hit
chance(kesempatan menyerang, walaupun aku sendiri ga tahu ini pastinya buat apa
=D) dan intelligence(pengetahuan). Itu semua sama seperti istilah-istilah yang
sering digunakan dalam game RPG.
Hiiro
terkejut melihat point AGI yang dimilikinya tinggi, tapi dia lebih terkejut
tentang title yang dimilikinya <<Innocent Bystander>>. Title ini
jelas-jelas menunjukkan kalau dia itu cuma kebawa-bawa aja sama 4 Hero. Dengan
kata lain, dirinya sendiri bukanlah Hero, tapi cuma orang biasa.
Meskipun
dia lebih ingin tahu dengan sihirnya itu, tapi dia pikir lebih baik untuknya
tidak menanyakan tentang itu disini.
Saat dia
sibuk memikirkan penjelasan untuk situasinya sekarang, Rudolph bertanya pada
mereka.
“Jadi
Bagaimana? Saat kamu melihat ke bagian tittle, seharusnya itu menunjukkan
Hero.”
Taishi
yang pertama menjawab.
“Iya, ada
ada, itu nunjukkin Hero disitu, Uwaaahhhh~ Keren, aku beneran Hero.” Ucapnya
gembira.
“Hey, kamu
gimana Chika?”
Orang yang
menunjukkan pertanyaan Taishi adalah Suzumiya Chika. Dia itu seseorang yang
talkative(banyak bicara) dan cewe yang popular di kelas. Sifat langsung dan
terbukanya saat berinteraksi dengan orang lain memberinya nilai positif. Rambut
pendeknya diwarnai lebih pucat dari milik Taishi. Dadanya memang kurang
menarik, tapi tubuhnya rampingnya membuatnya menarik perhatian banyak cowo.
“Ya, aku
juga sama Taishi.”
“Bagus,
kalo kalian, Shuri, Shinobu?”
Taishi
memanggil 2 cewe lainnya. Minamoto Shuri, rambutnya panjangnya yang berwarna
hitam berkilau. Tidak seperti Chika, dia punya bentuk tubuh indah yang sangat
menarik perhatian cowo. Dia adalah anggota klub teh jadi banyak cowo yang
datang ke klubnya hanya untuk melihat dia mengenakan kimono.
Cewe yang
satunya lagi , Akamori Shinobu
adalah seseorang yang hidupnya penuh dengan rasa keingintahuan. Aktif di klub
Koran sekolah, dia juga berencana mencari pekerjaan di bidang yang sama. Dia
seseorang yang talkative juga sama seperti Chika dan salah satu siswi terpintar
di sekolah.
Rambut
hitam sedikit bergelombangnya yang panjangnya sampai ke bahunya. Dari mata
liciknya, seakan bisa terlihat dia tidak akan pernah melepaskan mangsanya.
Apalagi dia adalah orang Kansai.
Mereka
bertiga sangat cantik dengan karakteristiknya masing-masing. Dan mereka adalah
anggota haremnya(harem=sebutan buat seseorang yang disukai oleh minimal 3
cewe/cowo atau lebih, kalo cowo mah disukai sama cewe, cewe juga sebaliknya)
Taishi, mereka bertiga selalu terlihat bersama dengan Taishi.
“Ya, aku
ada juga” ucap Shuri.
“Sama aku
juga” kata Shinobu.
Setelah
konfirmasi dari Shinobu, tatapan semua orang tertuju pada Hiiro.
“Kalo kamu
gimana?” Tanya Taishi pada Hiiro.
“… Ga ada”
jawab Hiiro simple.
“Jadi,
bisa kamu kasih tau title apa yang kamu punya?”
Hiiro
merasa terganggu, tapi dia tetap menjawab.
“<<Innocent
Bystander>>”
Ekspresi
muka keempat teman sekelasnya berubah, mereka memasang ekspresi tidak percaya
tentang apa yang dikatakan Hiiro.
“<<Innocent
Bystande>>…? Lilith, kamu tahu maksudnya apa?”
“Ehh, Uhm…
Ya. Itu lebih seperti…”
Lilith
menjawab sambil menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang harus dikatakannya.
Hiiro yang mengetahui itu menghela nafasnya, lalu berkata.
“Aku Cuma
orang biasa. Aku cuma kebetulan ada di kelas waktu itu bersama orang-orang itu.
Benar?”
“Uh-Uhmm….”
“Hey!
Okamura! Apaan sama orang-orang itu?” ujar Chika sambil menunjuk pada Hiiro,
tapi Hiiro hanya mengabaikannya dan meneruskan ceritanya.”
“Sebenarnya,
Cuma 4 orang yang seharusnya dipanggil kesini. Dan keempat orang itu ada
disana. Aku cuma kebawa-bawa aja kesini. Apa yang mau kamu lakukan lagi sama
fakta itu?”
Hiiro
mengatakannya tanpa rasa kebencian. Lilith, orang yang memanggil mereka ke
dunia ini, mukanya berubah pucat mendengar itu.
“Ya… ini
bukan Cuma aku, tapi orang-orang itu juga terbawa kesini karena masalah kamu.
Aku yakin keluarga mereka khawatir.”
Ekspresi
Lilith semakin dan semakin terlihat patah hati.
“Anda
benar. Saya Cuma bisa meminta maaf tentang masalah ini.”
Raja
meminta maaf tentang itu. Hiiro pikir itu bisa dijadikan alasan, tapi
sepertinya raja mengetahuinya.
“Saya
pikir ini adalah jalan terakhir. Kalo kami tidak memanggil kalian ke dunia ini,
maka ras manusia akan punah.”
“Engga,
kalo boleh jujur, aku ga peduli dengan masalahmu.”
“Huh?”
Waktu seakan
berhenti dengan kata-kata Hiiro.
“lagian
aku ga punya hubungan sama orang-orang itu.”
“hey,
Okamura! Bukannya kita teman sekelas?” jawab Taishi marah.
“Ya, kita
memang teman sekelas. Tapi faktanya kita Cuma belajar bersama dalam satu
ruangan atas pilihan sekolah.”
“Itu udah
kelewatan..”
“Ya,
semenjak kita akhirnya udah bisa bersama~”
Shuri dan
Shinobu mengeluarkan pendapat mereka.
“Mungkin
menurut kamu gitu, tapi faktanya aku belum pernah ngobrol satu kalipun dengan
kalian dalan 4 bulan ini semenjak kita satu kelas.”
Itu adalah
fakta. Hiiro dasarnya lebih suka sendiri, jadi dia membuat jarak antara dia
dengan yang lain, tidak Cuma dengan mereka berempat.
Taishi dan
yang lainnya hanya diam dengan kata-kata Hiiro. Hiiro benar, mereka belum
pernah mengobrol dengan Hiiro, padahal mereka satu kelas. Dan juga faktanya,
mereka tidak pernah mencoba untuk mengobrol dengan Hiiro.
“Oke,
sesuai dengan yang aku ngomongin aku ga punya hubungan apa-apa dengan mereka
berempat. Kalian ingin 4 Hero kan? Jadi aku ga berguna disinikan?”
“Mh-Mhm…”
Rudolph memasang ekspresi kesulitan.
“Karena
mereka Hero, mereka past bisa bertarung dengan Evila mau gimana caranya juga
kan? Tapi aku cuma ‘no-name character’. Kamu ga bakal ngirim aku ke tempat
berbahaya kaya gitukan?”
“Jadi saya
bertanya, apa yang mau kamu lakukan sekarang?”
“Pulang”
“Dokumen
mengatakan cuma raja iblis yang tahu sihir yang bisa membuatmu pulang.”
Jawab
Rudolph yang terlihat meyakinkan, Lilith memasang ekspresi suram di mukanya.
Melihat itu, Hiiro hanya diam walaupun ia tahu kalau raja berbohong.
“Jadi,
kita Cuma harus ngalahin raja iblis secepatnya!”
‘Dasar
tolol, walaupun raja iblis tahu sihir semacam itu, gimana caranya kamu ngalahin
raja iblis hah?’ gumam Hiiro dalam hati mendengar ucapan Taishi.
“Ya,
selain itu, Negara ini sangat indah, anda pasti akan menyukainya.”
Ucap
Rudolph yang mencoba membujuk Hiiro, Hiiro hanya mengangkat pundaknya mendengar
itu.
“Ah.. kalo
boleh aku tambahin, aku khawatir sam akeluarga aku.” Ujar Chika, namun yang
lain pun pasti khawatir tentang keluarganya, tidak hanya Chika saja.
“Itu tidak
perlu anda khawatirkan, faktanya kalian sudah dilupakan di dunia sana.”
“Di-dilupakan!?”
Semuanya
terkejut mendengar itu.
“Ah,
tenang aja, kalau kalian kembali ke dunia itu, itu tidak akan berubah..”
Ucap raja
ragu-ragu
‘Aahh… itu
pasti bohong juga’ tebak Hiiro dengan melihat kelakuan raja.
‘Semua
yang dikatakan mereka itu bohong. Itu alasan untuk ngebuat kita mau bertarung.
Sihir buat kembali… itu tidak ada. Setidaknya untuk sekarang.’ Gumam Hiiro
Hiiro
melihat ke arah empat orang yang lain, tapi sepertinya Cuma dia yang sadar.
Taishi dan Chika sepertinya tidak menyadarinya. Shuri dan Shinobu hanya
cemberut mendengar cerita itu.
‘Aku sih
ga peduli tentang mereka. Kalo cuma aku sendiri.. bisa mengatasinya.’
Okamura
Hiiro Tumbuh besar di panti asuhan. Kedua orang tuanya bukannya meninggal dalam
kecelakaan saat ia masih kecil. Di panti asuhan, Hiiro membuat beberapa teman,
tapi Hiiro yang sangat menyukai buku, menghabiskan waktunya seharian dengan membaca
buku. Baginya, buku lebih dekat ke temannya daripada orang disekitarnya.
Lilith
yang tahu bahwa tidak ada jalan lain untuk kembali, hanya memasang ekspresi
murung dimukanya semenjak tadi. Dia mungkin merasa bersalah karena telah
berbohong. Taishi dan cewe yang lain mulai berbincang tentang apa yang akan
mereka lakukan dari sekarang. Mereka sadar kalau tidak ada jalan untuk pulang
mendengar penjelasan dari Rudolph.
“Seperti
yang Okamura katakan, kamu seenaknya aja manggil kami ke sini.”
Dikatakan seperti
itu oleh Taishi, Rudolph terlihat cemberut.
“Tapi..”
Taishi
melihat ke arah 3 cewe yang lain, mereka semua tersenyum dan melihat ke arah
raja lagi.
“Kita
bakal melakukannya!”
“Beneran,
Kalian mau?” jawab Rudolph
“Ya, kami
selalu mau menjelajahi dunia, apalagi ini dunia fantasi yang asing.”
“Iya,
malahan kita main game online bareng”
Benar kata
Chika, mereka berempat bermain game online bergenre RPG di dunia asalnya.
Mereka sering ngumpul dan berbicara tentang game, sama seperti apa yang mereka
bicarakan di kelas sebelum mereka dipanggil ke dunia ini.
“Jadi,
Kamu bakal nerima?” Tanya raja sekali lagi.
Shinobu
yang menjawab pertanyaan raja sekarang.
“Ya, tapi
dari yang aku lihat di <<Status>>, kita masih level 1, dengan kata
lain, newbie, pemula.”
“Kita ga
bisa ngelawan Raja Iblis kaya gini. Jadi.. aku minta kamu ajarin kamu cara
bertarung.”
“Jangan
khawatir, Hero…”
Saat itu,
muncullah seseorang dengan armor.
“Aku yang
akan mengajari kalian Hero. Nama saya Vale Kimble. Aku diberi kepercayaan oleh
raja untuk mengajari kalian bertarung.”
“Dia
adalah kapten divisi kedua pasukan kerajaan.” ucap Raja.
Vale bisa
dibilang lelaki tampan dengan muka bangsawan. Cuma dari melihat bentuk tubuhnya
saja, semua orang tahu betapa keras usahanya. Rambutnya pendeknya berwarna
hijau, dengan mata yang memberi perasaan orang yang menatapnya kalau orang ini
memiliki kekuatan hebat.
Naturalnya,
semua cewe yang ada disana memberi tatapan penasaran dengannya. Hanya Chika
yang melihat kearahnya dengan tatapan datar, seperti dia tidak punya
ketertarikan sama sekali.
“Dengan
kata lain, dia yang bakal ngajarin kita?”
“Ya,
kebetulan sekarang sedang tidak ada masalah di perbatasan kerajaan. Aku mau
kalian semua tumbuh kuat sebelum ada masalah lagi.”
Diskusi
berlangsung dan Taishi dan yang lainnya memutuskan akan bertarung. Saat itu,
Hiiro mengangkat tangannya.
“Sori,
tapi akumah bertindak sendiri dari sini.”
Waktu
seakan berhenti kembali saat yang lain mendengar perkataan Hiiro.
“Sori, aku
ga kaya mereka berempat. Ya.. semenjak aku udah disini, aku mau melakukan apa
yang mau aku lakukan. Ini ga jadi masalah kan?”
Rudolph
terlihat cemas. Hiiro memang benar buka Hero, tapi Cuma manusia biasa. Dia
tidak terlihat kuat lagian. Rambut hitam, pupil berwarna hitam, tinggi sekitar
1,8 meter, tidak terlihat berotot juga.
Dengan
penampilan seperti itu, sudah pasti dia tidak akan terlalu berguna dalam
pertarungan. Tapi tetaplah fakta kalau ia(raja disini) adalah yang memanggil
Hiiro kesini. Tak ada alasan baginya untuk menendang Hiiro keluar.
“Mh-hmm…
saya minta maaf untuk kasusmu. Apa ada yang bisa saya lakukan untuk menebus…”
“Ga ada.”
“Ga ada
katamu?”
“Ya, ini
bukannya kaya aku benci sama kamu. Tapi gimana yah… dunia ini pasti punya buku
novel yang unik, jadi itu membuatku tertarik.”
Hiiro juga
lelaki. Dia pasti menginginkan petualangan. Itu ga perlu petualangan hebat kaya
jadi protagonist di buku, tapi dia tetap ingin menjelajahi dunia ini.”
“Aku ga
punya urusan lagi di sini, Dadah semua.”
Ucap
Hiiro, tapi saat ia membalikkan badannya untuk pergi, Taishi memegang
tangannya.
“Hey,
bertindak ga bertanggungjawab, apa kamu masih menganggap dirimu sendiri lelaki
hah?”
“Haahh?”
Jawab
Hiiro karena merasa terganggu.
“Mereka
merendahkan kepalanya disana! Apa kamu ga punya perasaan kemanusiaan apa? Apa
kamu ga merasa mau ngebantu mereka sedikit hah?”
“Ga”
“KENAPA?”
“Karena
aku bukan Hero. Atau kamu mau gunain aku sebagai perisai hidup?”
“Apa..
perisai hidup?”
Taishi
melepas tangannya.
“Lupakan
cowo itu Taishi.”
Ucap Chika
dengan tatapan tajam.
“Bukannya
kalian berdua juga setuju denganku?”
“Ehm…
Akumah…”
Shuri
hanya menundukkan kepalanya kebingungan. Shinobu menatap Hiiro tajam seperti
Shuri, dan berbicara.
“Ahahaha,
iya, kenapa engga? Maksud aku, ini emang kaya game, tapi ini tetap kenyataan.
Dengan kata lain, kita mempertaruhkan nyawa kita disini. Kita adalah Hero, jadi
kita bakalan jadi kuat. Tapi beda sama Okamuracchi. Dia cuma cowo biasa. Jadi
dia ga guna ada disini juga.”
Perkataan
Shinobu membuat diam Taishi, Shuri, dan Chika. Perkataan Chika benar, ini
tetaplah kenyataan, mau segimana miripnya sama game RPG, orang-orang mati untuk
bisa memanggil mereka ke dunia ini. mereka berempat harus serius mengenai
masalah ini.
“I-iya.
Kita Cuma harus ngelakuin ini sama kita sendiri aja.”
Taishi
setuju dengan Chika. Hiiro yang tak tertarik, melambaikan tangannya dan
beranjak pergi.
“Uh-Uhm…!”
Pemilik
suara itu adalah Lilith. Hiiro berhenti dan melihat kebelakang.
“Uhm…
saya, saya minta maaf!” Lilith mengatakannya dengan ekspresi cemas. Hiiro lalu
membalasnya.
“Ga usah
peduliin itu.”
Dengan
perkataannya, Hiiro pun meninggalkan istana saat itu.
makasih udah mau TL nonel ini....sangat membantu apalagi yg punya kemampuan berbahasa inggris yg rendah seperti saya. kalau bisa tolong dilanjutin ^^
BalasHapusTidak ada gambar Ilustrasi dari novel tersebut?
BalasHapusbiasanya Light Novel ditambahkan gambar Ilustrasi untuk membantu kita membayangkan Karakter didalam Imajinasi kita..
Ini web novel, bukan light novel.
HapusIni light novel toh, dri list baka-tsuki
HapusUntuk gambar ilustrasinya bsa di cek link baka-tsukinya
HapusIzin Kopas gan!
BalasHapusvisit: harazuo.blogspot.com