Posted by : Unknown
13 Februari 2015
YAYYY!!!
Chapter 3 selesai!!
Akhirnya selesai juga, sesuai janji aku terbitin hari ini.
Aku harus ngerelain tugas matematika aku buat ngetranslate ini T.T 'TL Says'
Jangan lupa komennya yah tentang hasilnya!
Ah.. ya udah Selamat membaca!
Chapter 3: Tenaga Sihir dan Sihir
Hiiro meninggalkan istana dan
beejalan ke arah jalan utama, sambil berjalan, ia memikirkan apa yang akan
dilakukanya selanjutnya.
‘Ah.. Sekarang waktunya cari
informasi. Nyari informasi itu salah satu elemen terpenting di RPG’ gumam Hiiro
Sebenarnya, dia bisa saja
menanyakan pada raja, tapi ada kemungkinan dia akan terlibat sesuatu dan tertahan
disana. Makanya Hiiro langsung pergi dari situ. Disamping itu, 4 orang itu bisa
melakukannya, orang mereka Hero. Hiiro menyimpulkan kalau dia tidak dibutuhkan
disana.
‘yang pertama, apa maksudnya
<<Word Magic>> yang ada kolom sihirku..? Apalagi sihir ini tipenya
tidak beratribut.”
Menurut pengetahuannya dari game
dan buku, dia juga ingat tentang keberadaan Guild, raja juga menyinggung
tentang Guild ada di dunia ini dalam penjelasannya tadi.
Hiiro memutuskan untuk menanyakan
pada penduduk kota tentang lokasi Guild. Setelah menanyakannya, Hiiro tahu kalau
letak Guild tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Dia langsung menuju Guild untuk
mendaftar sebagai adventurer(petualang). Kebutuhan sehari-hari itu tidak
gratis, apalagi untuk menjelajahi dunia ini. bagaimanapun juga dia harus
menyiapkan uang untuk itu.
Ngomong-ngomong, uang di dunia ini
bisa disimpan di kartu Guild, itu yang orang-orang katakan.
Hiiro pun tiba di Guild, bagian
dalamnya terlihat penuh. Banyak orang-orang yang terlihat kuat, sepertinya
adventurer, berbaris di depan berbagai counter(TLnote: taulah counter yang
gimana). Salah satu counter terdapat formulir pendaftaran untuk menjadi adventurer.
Dengan rambut dan mata hitamnya,
Hiiro menjadi pusat perhatian. Wajar aja, orang dia pake seragam sekolah yang
merupakan hal aneh di dunia ini. dia mengingatkan dirinya sendiri untuk membeli
beberapa baju dan equipment(perlengkapan) nanti.
Dia langsung menuju counter tempat
pendaftaran, mengabaikan pandangan orang-orang disekitarnya (TLnote: ga tau mau
gimana di bagian ini, kalo inggrisnya kaya gini: assuming indifferent to all
the gazes on him).
“Hey, aku mau daftar.”
Saat Hiiro mengatakan itu, wanita
yang menjaga counter itu menjelaskan kepadanya dengan senyuman bisnis.
Banyak quest(misi) yang ada di
guild. Adventurer mendapat uang dari menyelesaikan quest-quest itu. Quest-quest
yang ada dibagi berdasarkan tingkat kesulitannya. Tingkat kesulitan dimulai
dari F yang tingkat kesulitannya paling mudah, sampai ke SSS yang paling susah.
Kartu Guild diberikan setelah pendaftaran selesai, kartu Guild itu fungsinya
sama seperti kartu yang dimiliki oleh semua penduduk kota punya. Bisa dibilang
ID.
Adventurer juga punya tingkatan
yang sama dengan quest. Hanya sedikit Adventurer yang punya tingkat S ke atas.
Apalagi SSS, Cuma ada 3 orang dari Humas. Wanita yang ada di counter memberinya
kartu berwarna putih dan memberitahunya agar meneteskan darahnya diatas kartu.
Hiiro lalu menusuk jarinya dengan jarum kecil yang diterimanya. Setelah
meneteskan darah, kartu itu menghilang.
“Huh? Kok ngilang?”
“Tolong baca <<Kartu
Guild>> dipikiran.”
Saat Hiiro melakukannya, kartu
muncul ditangannya. Tapi kartunya berbeda dari sebelumnya. Kartu yang
sebelumnya berwarna semuanya putih, tapi sekarang ada batas berwarna biru.
“Warna melambangkan tingkat. Warna
pada kartu berubah sesuai tingkatan. Dari tingkat terendah yang berwarna biru
ke violet, hijau, kuning, jingga, pink, merah, silver emas, dan yang terakhir
hitam.”
Hiiro mendengarkan penjelasannya
dengan seksama. Dia melihat ke kartu Guild miliknya, untuk mengecek apa yang
dijelaskan.
Nama : Okamura Hiiro
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 17
Dari: Tidak diketahui
Tingkat : F
Quest :
Equipment :
-Senjata :
-Armor :
-Aksesoris :
Rigin : 0
Hiiro bersyukur kolom DARI
menunjukkan tempat lahirnya tidak diketahui. Kalau disitu tertulis dia berasal
dari dunia lain, bakalan repot Hiiro menjelaskannya. Equipment menunjukkan
perlengkapan miliknya. Itu dibagi jadi Senjata, Armor, dan Aksesoris. Tapi ada
satu hal yang mengganggu benak Hiiro.
“Hey, Apa artinya Rigin di sini..?”
“Mh? Itu adalah mata uang..”
Wanita itu memiringkan kepalanya
karena kebingungan. Seharusnya orang-orang tahu kalau Rigin itu mata uang di
dunia ini. Tapi Hiiro yang baru saja ada di dunia ini, tentu saja tidak tahu
tentang hal seperti itu.
Untuk kedepannya(TLnote: ga tau
harus gimana ini translatenya, tapi inggrisnya gini ‘On further inquiring’),
Hiiro mengetahui bahwa Rigin punya nilai
yang sama dengan YEN Jepang . Kolom Quest menunjukkan quest yang sedang aktif dikerjakan
Hiiro.
‘Kartu ini sangat berguna’ gumam
Hiiro.
Hanya dengan 1 kartu dia bisa melakukan
aktifitas perdagangan dan menjadi alat identitas. Apalagi kartu ini bisa
dikeluarkan kapan saja.
“Dimana aku bisa mengambil quest?”
“Quest bisa dipilih dari papan
pengumuman disebelah sana. Tapi ingat anda itu tingkat F. Anda hanya bisa
mengambil quest sampai 1 tingkat diatasmu, yaitu E.”
“Aku mengerti. Terus gimana cara
aku naikin tingkat?”
“Saat menyelesaikan quest dan
menaikan level, tingkatmu akan naik otomatis.”
“Dengan kata lain, setelah aku
menyelesaikan beberapa quest, batas biru ini akan… Uhm, apalagi tadi?”
“Violet”
“Ah! itu”
Hiiro terpesona dengan fasilitas kartu
ini.
“Lebih baik ga nyia-nyiain waktu.”
Mengatakan itu, dia langsung menuju
ke papan pengumuman.
Perbaikan atap gereja F
Membantu memprebaiki atap gereja
Amaruq. Pengalaman diperlukan.
Hadiah : 10000 Rigin
Panen Lucky Herb F
Kumpulkan Lucky Herbs di Asbit
Plateau
Hadiah : 300 Rigin per ikat
Memburu Goblin E
Bunuh 10 goblin di Hutan Clair
Hadiah : 35000 Rigin
Disana ada banyak jenis quest, tapi
Hiiro memilih “Panen Lucky Herb”. Sejujurnya, dia merasa kesulitan tentang
quest berburu, karena dia masih level satu. Meskipun beginner sekalipun bisa
berburu goblin.
Tapi dia akan memilih quest berburu
jika dia sudah naik beberapa level dan mulai terbiasa bertarung.
“Saya mengerti. Tapi tolong
berhati-hati, jika anda membatalkan quest saat quest berlangsung, anda harus
membayar denda 10000 Rigin.”
Hiiro menerima quest dengan membawa
catatan quest dari papan pengumuman ke counter. Semenjak ada denda, dia harus
menghindari menghentikan quest dengan segala cara. Setidaknya untuk sekarang,
saat ia tidak punya uang sepeserpun.
Pertama ia menanyakan dimana Asbit
Plateau. Beruntungnya dia, karena ternyata itu terletak di kanan daerah ini.
dan dia ditunjukkan gambar dari “Lucky Herb” di buku referensi untuk mengetahui
bagaimana bunga itu terlihat.
‘Aku mau baca buku referensi itu’
Hiiro sangat menyukai buku,
kehausan akan pengetahuan Hiiro bangkit. Dia akan diam di perpustakaan untuk
sementara setelah ia punya cukup uang.
Setelah melihat gambar dari tanaman
“Lucky Herb”, dia diberi kantung besar untuk menyimpan hasil panen dan segera
meninggalkan Guild.
Saat ia sedang berjalan keluar
kota, ia mengingat tentang <<Status>> kembali. <<Word
Magic>> kembali memberatkan pikirannya.
Jika ia punya bakat, itu akan
sia-sia jika ia tak tahu cara menggunakan bakat itu. Dia perlu mengetahui cara
menggunakan sihir secepatnya.
Dia sedikit menyesal karena tidak
menanyakan tentang sihir di counter tadi. Sihir merupakan hal yang biasa di
dunia ini. karena semua orang bisa menggunakannya dan memiliki tenaga sihir
dengan tingkat yang lebih besar atau kecil(Tlnote: kurang yakin di bagian ini,
aku kasih bahasa inggrisnya disini “had magic power to a greater or lesser
extent.”).
Ngomong-ngomong, dia menyadari ada
seseorang disitu. Hiiro lalu diam dan melihat ke sebelah kanan. Disana ia
melihat seseorang duduk di atas kursi yang didepannya ada bola kristal di
mejanya.
‘..Peramal?’
Orang itu mengenakan jubbah hitam
dan tudung yang menyembunyikan wajahnya, tapi itu jelas penampilan seorang
peramal baginya.
“Oh… Silahkan tuan.”
Dari mendengar suaranya, seperti
suara wanita tua.
“Ah, aku ga punya uang.”
“Oh begitu… tapi sepertinya tuan
ingin menanyakan sesuatu.”
“…”
“Apakah tuan bukan dari sini? Saya
belum pernah melihat tuan sebelumnya.”
“Dasarnya?”
Hiiro merasa sedikit curiga.
“Fuehehehe.. Jangan memasang wajah
suram begitu. Bagaimana kalau aku memberitahu sedikit tentang masa depan tuan.”
“Ga tertarik.”
“Fuhehehe… jangan bilang begitu
tuan, silahkan duduk.”
Karena Hiiro sedang tidak
terburu-buru, dia duduk di kursi yang ada di depan meja seperti yang
dikatakannya.
“Fuhehehe… kalau begitu saya
mulai.”
Dia menaruh tangannya di bola
Kristal dan mulai berkonsentrasi. Hiiro dengan diam melihatnya dengan tangan
menyilang(TLnote: kurang yakin bagian ini, inggrisnya sih “Crossing his arm”,
kalo punya saran komennya dong”). Hiiro tidak kabur saat wanita itu tiba-tiba
membuka matanya.
“…Oho, tuan punya bintang yang
aneh.”
“Aneh?”
“Fuehehehe, semua orang punya
bintang di hatinya. Setiap bintang punya bentuk, warna, ukuran dan cahayanya
masing-masing. Ramalan saya membuat saya bisa melihatnya. Dan saya telah
melihat berbagai bintang hingga sekarang, tapi saya belum pernah melihat
bintang yang sangat kuat seperti tuan sebelumnya.”
“Mhm..~”
“Bintang ini sangat berkuasa, dan
mengeluarkan warna merah menyala, warna biru gelap mengelilinginya. Bentuknya
bola sempurna tanpa celah sedikitpun dan bintang ini bersinar sangat terang.
Aku mengerti… kesampingkan negara ini, tuan bahkan bukan dari dunia ini.”
Hiiro langsung berdiri dari
kursinya. Bagaimana bisa peramal ini tahu? Hiiro merasa penuh keraguan.
‘Emang bisa peramal ngelakuin ini? bukan,
mungkin ini.. sihir?’
Memikirkan itu, ia menatap peramal
itu dengant atapan tajam. Dia tidak peduli kalau peramal itu tahu, tapi dia
berhati-hati(kurang yakin juga disini, inggrisnya sih: “but he got wary on
reflex.”).
“Duduklah. Saya tidak akan
menyebarkannya. Dan walaupun orang dari dunia lain adalah langka, ini bukan
pertama kalinya.”
“kamu bertemu satu sebelumnya..?”
“Ya, itu saat saya masih muda.
Orang itu juga punya bintang yang aneh seperti tuan.”
“Aku mengerti, jadi apa masalahnya?”
“Fuehehehe.. tuan akan dapat..,
tidak tuan punya sayap kebebasan. Sayap itu akan tumbuh lebar dan menghangatkan
segala aspek.”
Dia tidak mengerti apa yang peramal
katakan. Tapi itu sepertinya bukan sesuatu yang buruk.
“banyak yang akan berkumpul di
sinar yang tuan pancarkan dan mengejar sayap tuan.”
“Beuh, itu buruk. Aku lebih suka
sendiri.”
“Fuehehehe, ya… itu hanyalah salah
satu dari masa depan yang mungkin terjadi. Tapi mendengar ini hari ini, masa
depan ini akan lebih dekat dengan tuan.”
“Hm… aku kurang ngerti. Aku Cuma
akan mengerjakan sesuatu yang aku mau, cuma itu.”
“Fuehehe, oh iya, bukannya tuan
ingin menanyakan sesuatu?”
“Oh iya, seperti yang kamu omongin,
aku berasal dari dunia lain. Disana tidak ada sihir, jadi aku ga terlalu ngerti
tentang sihir, aku juga ga tahu gimana cara menggunakannya. Aku mau belajar itu
secepatnya kalau bisa..”
“Oho.. saya mengerti. Dunia tanpa
sihir, menarik..”
Lalu hiiro tiba-tiba menyadarinya
dan melihat ke peramal.
“Hey, bisa engga kamu ajarin aku
cara ngegunain sihir?”
“Bisa kok.”
Hiiro mengira kalau peramal itu
akan menolaknya, tapi ternyata peramal itu menyutujuinya.
“Apakah tuan tahu darimana asalnya
tenaga sihir berasal?”
“Mungkin hati atau engga..otak.”
“Bukan-bukan. Tenaga sihir berasal
dari darah.”
“Darah?”
“Ya, setiap makhluk hidup mempunyai
darah. Itulah sumber sihir.”
“Oh…”
“Itu kenapa tuan harus fokus ke
aliran darah di urat nadi tuan saat mengkonsentrasikan tenaga sihir.”
“Aliran dari darah?”
“Ya, coba perhatikan.”
Sambil mengatakan itu, peramal memperlihatkan
tangannya. Sesuatu seperti asap yang berwarna biru keluar dari telapak
tangannya. Itu lalu secara perlahan membentuk bola.
“Itulah tenaga sihir”
“WOW! Jadi itu adalah sesuatu yang
bisa dilihat?”
“Em.. itu butuh banyak latihan agar bisa terlihat
seperti ini. saya memfokuskan aliran darah dan mengimajinasikan itu berkumpul
di tangan saya.”
“Imajinasi ya..”
“Sihir adalah kekuatan
mengimajinasi. Dan juga kekuatan dari aliran. Aliran tenaga sihir tadi beredar
di bola ini seperti darah.”
“Terdengar rumit, tapi aku mengerti
sebagian besar. Ngomong-ngomong, ini engga akan salah kalau menyebut aliran
darah=tenaga sihir kan?”
“Benar.”
“Dan untuk memanfaatkan tenaga
sihir, aku harus mengimajinasikan aliran darah di seluruh tubuuhku. Dengan itu…”
Sambil mengatakannya, dia
mengimajinasikan aliran darahnya menuju ke jari telunjuknya. Saat itu, jarinya bersinar
pucat dan menjadi sedikit hangat.
“Jadi kamu bisa ngelakuin hal kaya
gini yah. Aku ngerti, jadi ini yang namanya sihir.”
Sang Peramal yang berada didepannya
memegang membuka mulutnya karena terkejut.
“Oh! betapa terkejutnya saya! Tuan
bilang ini pertama kalinya tuan menggunakan sihir kan?”
“Hm.. Iya.”
“Meskipun demikian, tuan sudah bisa
mengontrolnya. Tuan pasti punya imajinasi yang sangat hebat.”
“Ya.. aku sih kutu buku, jadi aku
punya kepercayaan kalau soal imajinasi.”
Buku hanya terisi oleh kata dan
orang yang membacanya harus bisa mengimajinasikan kata-kata itu
dikepalanya.untuk memvisualisasikan tempat, orang dan aksi dari narasi membutuhkan imajinasi.
Hiiro sudah dari kecil membaca
buku, jadi imaginasinya juga sudah sangat terlatih. Malah bisa dibilang, itu
adalah satu-satunya keunggulannya dan ia merasa sangat percaya diri karenanya.
Saat ia berhenti berimajinasi,
cahaya dan hangat di jarinya menghilang.
“Terima Kasih. Sekarang aku tahu
apa itu tenaga sihir.”
“Senang mendengarnya.”
“Satu lagi, apakah aku harus
menyebutkan mantra(TLnote: inggrisnya “Chant a spell”, buat kedepannya, mantra
bakal pake spell) sambil memfokuskan
aliran tenaga sihir seperti tadi saat aku menggunakan mau menggunakan sihir?”
“Begitulah. Lihat <<Fire
Ball>>”
Sang Peramal mengankat jari
telunjuknya dan mengucapkan spell, lalu bola api sebesar bola tenis muncul.
“OHHHHHHH”
“Hiiro mengeluarkan suaranya penuh
kekaguman. Minatnya tentang sihir muncul saat menggunakannya pertama kali.
“saya menjaganya tetap kecil, tapi
ini bisa jadi besar bergantung sama imajinasi dan tenaga sihir tuan.”
“Aku mengerti. Tapi aku pikir aku
ga bakal bisa pake sihir <<Fire Ball>>.”
“Hm.? Apakah atribut tuan berbeda?”
“Ya, ini tidak beratribut.”
“…Wow itu atribut langka. Mereka
yang tidak beratribut punya sihir unik yang Cuma bisa digunakan oleh mereka
sendiri dan takkan gagal. Mungkinkah tuan…”
“Tunggu sebentar. Unik? Maksudnya
sihir special Cuma untuk aku aja?”
“Ya”
Menurut Peramal, ada 8 atribut
sihir : Api, Air, Tanah, Angin, Petir, Es, Chaya dan Kegelapan. Tidak
beratribut berarti tidak punya salah satu dari atribut di atas. Dengan kata
lain, seseorang yang tidak beratribut tidak bisa menggunakan sihir dari atribut
lain.
Sebagai gantinya, sihir itu Cuma
bisa digunakan oleh orang yang memiliknya saja, atau biasa dikatakan sihir
unik.
“Ngomong-ngomong, sihir unik sangat
berharga di dunia ini. Kenyataannya tidak banyak orang yang bisa mengontrolnya.”
“Apa maksudnya?”
“Sihir Unik sangat kuat. Dan aku
dengar sangat sulit dikontrol. Dan kebanyakan orang mati dari <<Rebound>>
dengan tenaga sihir mereka meledak.”
Cerita itu membuat Hiiro ketakutan.
Dia tidak pernah berfikir sihir unik akan sangat berbahaya.
“Kontrol memang sangat diperlukan,
tapi Pengetahuan juga penting.”
“Pengetahuan?”
“Ya, karena orang yang berakhir
dengan <<Rebound>>, karena mereka belum sepenuhnya mengerti
sihirnya sendiri. Pengetahuan tentang tenaga sihir, dan pengertian sihir miliknya
sendiri. Saat mereka semua berhasil dikuasai, orang itu bisa menjadi pengguna
sihir tingkat satu.”
“Aku mengerti. Terima kasih telah
memberitahuku semua ini.”
“Sama-sama. Ini sudah lumayan lama
semenjak saya menikmati cahaya sepertimu.”
Hiiro masih belum bisa melihat
wajah dari Sang Peramal. Tapi dia yakin peramal itu sedang tersenyum.
“Saya selalu disini. Jadi datang
saat tuan perlu sesuatu. Tapi pastinya saya akan menagih bayaran selanjutnya.”
“Ya Ya.”
Lalu ia berpisah dengan Sang
Peramal dan kemudian berjalan kembali menuju gerbang kota.
Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya
seneng banget saya bisa baca word master ini.
BalasHapusKeep going and spirit untuk Atherrea
terimakasih sudah di translate....hasil nya bagus dan memuaskan ^^ mohon dilanjutin :)
BalasHapusmau usul hehe
BalasHapuscrossing arm itu menyilangkan tangan. kalo ditulis tangan disilangkan bisa juga kok tapi --b
soal <>, artinya emang pantulan kok. Mungkin maksudnya author KJM ini, sihir unik yang tidak terkontrol mendapatkan <> atau pantulan sihirnya sendiri, jadi kayak penalti gitu.. kalo menggunakannya dengan salah berarti sihirnya akan balik ke yang ngeluarin..
ah maap, tulisan "Rebound"nya nggak muncul -/\-
Hapussedikit usulan dari pada menggunakan "tenaga sihir" kenapa tak coba mengubahnya menjadi "Mana" gan lebih mudah biarpun banyak arti lain di dalamnya dan satu lagi daripada menggunakan kata "ngomongin" kenapa tak di rubah menjadi "katakan" terdengar lebih rapi menurut saya... mohon sedikit di gubris :D gk maksa lo... thz buat chapternya
BalasHapusBagus usulannya, makasih banget.
Hapusnanti buat chapter yang aku translate, aku bakal pake mana, aku bakal diskusiin sama translator lain juga tentang ini.