Konjiki no Wordmaster Chapter 4


Chapter 4 Selesai.. ini masih versi polosnya, belum diedit.
Tapi waktu udah selesai diedit, bakal diperbarui lagi kok ini postnya.. jadi sabar ya.... 'TL'
Ya udah.. Selamat Membaca!!! 
Chapter 4: Word Magic


‘Kalo ga salah.. Asbit Plateau itu ada di sebelah timur dari sini.’
Hiiro mulai berjalan ke arah Asbit Plateau sambil mengingat gambar “Lucky Herb” yang ditunjukkan tadi di Guild. Sesampainya disana, Hiiro mulai mencarinya. Setelah berjalan beberapa saat di sana, dia menemukannya dengan mudah.  Tanaman itu terlihat tepat seperti yang ada di gambar.
Tanamannya kecil, terdapat kuncup putih dan tumbuh di semua tempat(TLnote: ga tau mau gimanain, inggrisnya sih “Growing All Around”).
‘Anak kecil juga bisa ngejalanin quest ini aih.’ Gumam Hiiro.
Tempat ini cukut dekat ke kota dan tanaman ini juga bisa dikumpulkan dengan mudah karena di satu tempat, terdapat beberapa tanaman ini. Tugas yang mudah, bahkan buat pemula sekalipun.
‘ga ada siapa-siapa disini.’
Melihat sekitarnya, Hiiro mengkonfirmasi tidak ada siapa-siapa selain dia disana. Lalu ia membaca <<Status>> dan melihat ke kolom <<Word Magic>> yang tertulis disana, lalu menyentuhnya dengan lembut dengan jarinya. Setelah itu, panel yang ada berubah dan menunjukkan penjelasan <<Word Magic>>.
‘Jadi, penjelasan bakalan muncul kalo aku ngekliknya. Ini beneran kaya game’
Hiiro tidak cukup hanya dengan membaca penjelasan yang ada. Dia mau mencoba sihirnya disini. Kalo mungkin, dia lebih suka tidak menunjukkan sihir uniknya pada siapapun, karena dia takut dia bakal kembali ke tempat raja kalau ketahuan.
‘ya.., itu sih bergantung sama sihir ini itu sihir yang kaya gimana.’
Jika semua sihir unik benar-benar sangat kuat, mungkin saja hal yang ditakutinya menjadi kenyataan.
Selain itu, salah satu hal penting adalah mengerti sihir yang dimiliki sesuai dengan penjelasan peramal tadi. Jadi mau tidak mau Hiiro harus mengetahui lebih dalam tentang sihirnya.
Tapi dia tidak bermaksud gegabah, karena ada kemungkinan <<rebound>> untuk setiap sihir unik. Hiiro memang ingin tahu seperti apa sihirnya, tapi dia masih belum mau mati.
<<Word Magic>> MP cost : 30
Bayangkan tenaga sihir berkumpul di jarimu dan tulis sebuah kata. Effek akan sesuai dengan maksud kata yang dituliskan. Ini adalah sihir unik dengan kekuatan yang luar biasa untuk menangkap dan memutarbalikkan konsep yang ada. <<Single Chain Unlocked>>memungkinkan sihir dengan 1 kata berturut-turut. Sihir ini pernah sekali ?%&GR!&%*#*
Untuk beberapa alasan bagian akhirnya error dan tidak bisa terbaca, Hiiro merasa terganggu karena itu. Tapi dia masih bisa mengerti dasar dari sihir ini. Tapi dia tetap belum tahu apakah itu benar kecuali ia mencoba sihirnya.
‘Jadi ini yang disebut Word Magic. Waktunya mencoba’
Ia lalu mengambil nafas dalam-dalam dan mengkonsentrasi tenaga sihirnya ke jari telunjuknya sama dengan yang dilakukan oleh peramal. Sebelumnya itu membutuhkan beberapa waktu untuk berhasil, tapi sekarang, dipercobaan kedua, jarinya bercahaya oleh tenaga sihirnya dengan mulus.
‘Kata yah.. apa semuanya bisa? Ya udah, aku coba ini.. karena ini mewujudkan kata jadi harusnya..’
Dia lalu menulis di tanah dengan jarinya. Pada saat itu,  polanya mengeluarkan cahaya. Dia lalu menulis kanji “Keras” sambil mengimajinasikan tanahnya mengeras. Menurutnya lebih mudah berimajinasi dengan kanji.
Dan sat ia mengatakan <<Activate>> di pikirannya, tenaga sihir dari kata lalu mengalir menuju tanah sambil membuat suara mendesis dan sesuatu yang seperti korsleting.
‘Apakah berhasil?’
Dia lalu memukul tanah untuk mengetesnya. Tanahnya berubah keras. Benar-benar keras. Seperti tanah ini terkonsentrasi di satu tempat. Padahal beberapa saat yang lalu, tanah ini adalah lumpur. Dia lalu berjalan di sekitar tempat itu, untuk ngecek jarak dari sihirnya.
Clonk Clonk Clong… Spat.
Tanah yang mengeras ternyata ada 6,5 m2 lebarnya dari tempat ia menggunakan sihirnya. Kata yang bersinarnya pun menghilang. Untung baginya karena kata yang ia tulis tidak meninggalkan bekas. Karena itu bisa membuat sihirnya ketahuan.
Lalu Hiiro mengembalikannya dengan kanji “Asal”. Korsleting pun terjadi lagi dan tanah kembali ke keadaan semulanya.
‘Ini… kayanya sedikit OP(overpower, terlalu kuat, TLnote: kaya lvl 1 ngelawan lvl 100, yang lvl 100 dia itu OP) dari yang aku kira.’
Hiiro sadar tentang potensial yang dimiliki oleh sihirnya. Sihir yang menahan dan memutarbalikkan konsep yang ada. Itu berarti mempengaruhi segalanya  dengan satu kata.
Buat contoh, jika Hiiro memberi “Lucky Herbs” disini efek dari kata “layu”, maka mereka akan layu. Jika ia memberi batu efek dari “membelah”, maka batu itu akan membelah jadi dua.
‘Ini bisa mengubah semua fenomena yang ada.. selain itu.’
Dengan pikiran seperti itu, dia mencoba mengkonsentrasikan sihir di jarinya sekali lagi dan menulis kata lain di tanah. Setelah itu api tiba-tiba ada dan membakar rumput disana. Kata yang dia tulis adalah “Api”. Tapi, sekarang efeknya berhenti setelah 1 menit.
‘Membuat sesuatu dari ketidakadaan… kayanya aku dapat sihir yang hebat’
Dia mengeluarkan nafas sambil terkagum-kagum, mengetahui sihir uniknya menyimpan kekuatan yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
Tetap, dia senang tentang kegunaan sihir ini. Dia bisa hidup disini tanpa masalah. Sihir kuat memang berguna.
‘Tapi aku harus ga boleh lupa kalau aku masih belum menguasai sihir ini. bagian dari teks penjelasan  yang error itu dan mengingat outputnya…’
Dia memanggil kembali <<Status>>.

Okamura Hiiro
Lvl 1
HP 24/24
MP 30/120
EXP 0
NEXT 10
ATK 13
DEF 8
AGI 27
HIT 11
INT 17  
<<Magic Atribute>> Tidak Beratribut
<<Sihir>> Word Magic (Single Chain Unlocked)
<<Tittle>> Innocent Bystander, World Traveller, Word Master

‘Bener kan.. ngegunain sihir Itu ngegunain MP.’
MP maksimalnya adalah 120 dan sekarang MPnya tinggal 30. Hiiro sudah menggunakan sihirnya 3 kali, jadi itu makan 30 MP sekali pakai, sama seperti yang ada dideskripsi.
Dia tidak bisa membandingkan dengan sihir lain, tapi konsumsi MP nya lumayan tinggi. MP nya memang tinggi karena effek dari World Traveller, atau itu yang dia dengar.
MP 3 digit nomer(ratusan) untuk lvl 1 itu sudah sangat hebat, tidak terbayangkan. MP nya seharusnya punya jumlah yang sama dengan HP nya. Dan pemakaian sihir pemula seharusnya sebanding dengan itu.
Di semua game yang udah Hiiro mainkan, belum pernah ada sihir yang memakan 30 MP di awal. Faktanya, kekuatan dari sihir/effek sihir, dan pemakaian MP, naik sesuai dengan lvl yang dimiliki.
‘Aku çuma bisa menggunakan sihir ini 4 kali dengan MP ku yang sekarang. Aku perlu naik level dengan cepat’
Setidaknya, semakin sering kamu menggunakan sihir, semakin baik. Apalagi dengan sihir berkekuatan luar biasa seperti <<Word Magic>> miliknya.
‘Oke, aku sudah mengerti sihir ini. waktunya membawa tanaman-tanaman ini ke Guild’
Dia kembali ke kota dengan tas penuh dengan Lucky herb. Itu sudah wajar kalau diserang oleh monster di sepanjang jalan, tapi sepertinya ia sedang beruntung, ia sampai ke kota tanpa insiden apapun.
Lalu, ia langsung menuju Guild untuk menyelesaikan quest.

“Persilahkan saya memferifikasi quest anda, Hiiro Okamura-sama. Anda menerima quest tingkat F:  ”Panen Lucky Herb” tolong tunjukkan saya tanaman yang ada kumpulkan.”
Dikatakan seperti itu oleh wanita di counter, Hiiro lalu menaruh “Lucky Herb” dari kantung yang berbobot besar.
“…Oke, itu semua ada 22 ikat. Hadiah anda adalah 7700 Rigin totalnya. Tolong berikan saya kartu anda.”
Saat ia menyerahkan kartunya, wanita itu membawanya ke suatu tempat. Setelah itu, ia kembali sambil mengembalikkan kartunya. Ia melihat lagi mata uang yang ada di kartu, jumlah yang sebelumnya 0 berubah menjadi 7700.
“Quest sudah selesai. Kerja bagus.”
Wanita itu menundukkan kepalanya dengan sopan dan menunjukkan senyum bisnis seperti biasa. Hiiro memberi anggukan kecil lalu meninggalkan bangunan Guild.
‘Bagus. Aku punya uang sekarang. Kayanya aku makan dulu. Aku masih belum makan apapun semenjak aku datang ke sini.’
Ia bertanya pada penduduk kota tantang restoran. <<Victorias>> adalah kota besar dengan tembok di pinggir-pinggir kota. Kota ini dibagi menjadi perdagangan, pengrajin, hiburan dan distrik perumahan dimana banyak orang tinggal.
Ukuran setiap distrik lumayan besar, itu seperti berbagai kota yang disatukan menjadi satu.
Hiiro pergi ke distrik perdagangan untuk mencari restoran. Saat ia memasuki restoran yang ia temukan, itu ternyata restoran yang menyajikan masakan dengan bahan dasar ikan. Dia tidak benci ikan, jadi dia memilih untuk untuk makan disini dan mengecek menu yang ada.
Tapi seperti yang diperkirakan, dia tidak mengerti arti dari nama makanan yang ada di menu. Karena itu, dia memesan yang disarankan, karena dia tidak mengerti.
“Okay~ satu porsi Addicting Seafood Noodles(Mi seafood adiktif)! Tolong tunggu sebentar.”
Pelayan dengan riang mengambil pesanannya. Sambil dia menunggu, dia mengecek <<Status>> lagi. Ia menyadari MPnya pulih menjadi 40 yang asalnya 30 karena menggunakan <<Word Magic>> tiga kali.
Itu pasti pulih saat dia beristirahat, sama seperti stamina. Tapi kecepatan pemulihannya sangat lambat karena cuma memulihkan 10 MP selama 1 jam saat terakhir kali dia menggunakan sihir tadi.
‘Ya… bukan beristirahat sih, aku Cuma berjalan di kota tanpa menggunakan MP.’
Jika dia beristirahat dalam arti yang sebenarnya, yaitu tidur, maka kecepatan pemulihannya akan berbeda. Sambil memikirkan itu, makanannya pun tiba.
Mi seafood yang berenang-renang di mangkuk ramen. Itu penuh dengan telur ikan yang sperti telur ikan salmon, sesuatu seperti udang dan rumput laut ada dimangkuk itu juga. Dia mengambil sumpitnya dan mengaduk isi mangkuk itu.
Saat melakukannya, tercium aroma harum yang membuat dia ngiler. Dalam sekejap, perutnya melaporkan lapar dengan mengeluarkan suara. Tak tahan, dia lalu mengambil sesuatu yang sepertu sirip ikan hiu.
“OHHH!!”
Dia tidak bisa menahan suaranya. Siripnya terbumbui dengan sempurna dan rasa ikannya menyebar di dalam mulutnya. Makanan ini rasa dan aromanya sangat enak hingga ia menginginkannya kembali.
Lalu dia meminum kaldunya dengan sendok. Kaldunya terletak terpisah dengan mienya. Kaldunya itu sangat enak. Kaldu dengan seafoodnya bersifat adiktif sehingga ia meminumnya sekali teguk tanpa menghiraukan sekitar. Makanan ini sangat enak, bukan.. super enak.
Selanjutnya dia mencoba mienya. Jika dilihat lebih dekat, sesuatu seperti biji-bijian ada disitu. Dengan satu suap, rasa khas laut menyerang seleranya. Ikan giling juga ada di dalam mie. Benar-benar mie seafood.
‘Yeah, nama adiktifnya itu bukan Cuma sekedar tampilan.’
Dia menyelesaikan makanannya dalam beberapa menit. Sebenarnya ia ingin memesan 2 -3 mangkuk lagi, tapi dia menahannya meilhat keadaan ekonominya sekarang. Tapi tetep 450 Rigin untuk makanan itu, benar-benar sangat murah.
Setelah perutnya penuh, dia mencari penginapan dan memikirkan rencana untuk ke depannya. Tapi untuk sekarang, dia harus menaikkan level dan mengumpulkan uang.


 Chapter Sebelumnya
 Chapter Selanjutnya

Konjiki no Wordmaster Bahasa Indonesia Chapter 3

YAYYY!!!
Chapter 3 selesai!!
Akhirnya selesai juga, sesuai janji aku terbitin hari ini.
Aku harus ngerelain tugas matematika aku buat ngetranslate ini T.T  'TL Says'
Jangan lupa komennya yah tentang hasilnya! 
Ah.. ya udah Selamat membaca!



Chapter 3: Tenaga Sihir dan Sihir


Hiiro meninggalkan istana dan beejalan ke arah jalan utama, sambil berjalan, ia memikirkan apa yang akan dilakukanya selanjutnya.
‘Ah.. Sekarang waktunya cari informasi. Nyari informasi itu salah satu elemen terpenting di RPG’ gumam Hiiro
Sebenarnya, dia bisa saja menanyakan pada raja, tapi ada kemungkinan dia akan terlibat sesuatu dan tertahan disana. Makanya Hiiro langsung pergi dari situ. Disamping itu, 4 orang itu bisa melakukannya, orang mereka Hero. Hiiro menyimpulkan kalau dia tidak dibutuhkan disana.
‘yang pertama, apa maksudnya <<Word Magic>> yang ada kolom sihirku..? Apalagi sihir ini tipenya tidak beratribut.”
Menurut pengetahuannya dari game dan buku, dia juga ingat tentang keberadaan Guild, raja juga menyinggung tentang Guild ada di dunia ini dalam penjelasannya tadi.
Hiiro memutuskan untuk menanyakan pada penduduk kota tentang lokasi Guild. Setelah menanyakannya, Hiiro tahu kalau letak Guild tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Dia langsung menuju Guild untuk mendaftar sebagai adventurer(petualang). Kebutuhan sehari-hari itu tidak gratis, apalagi untuk menjelajahi dunia ini. bagaimanapun juga dia harus menyiapkan uang untuk itu.
Ngomong-ngomong, uang di dunia ini bisa disimpan di kartu Guild, itu yang orang-orang katakan.
Hiiro pun tiba di Guild, bagian dalamnya terlihat penuh. Banyak orang-orang yang terlihat kuat, sepertinya adventurer, berbaris di depan berbagai counter(TLnote: taulah counter yang gimana). Salah satu counter terdapat formulir pendaftaran untuk menjadi adventurer.
Dengan rambut dan mata hitamnya, Hiiro menjadi pusat perhatian. Wajar aja, orang dia pake seragam sekolah yang merupakan hal aneh di dunia ini. dia mengingatkan dirinya sendiri untuk membeli beberapa baju dan equipment(perlengkapan) nanti.
Dia langsung menuju counter tempat pendaftaran, mengabaikan pandangan orang-orang disekitarnya (TLnote: ga tau mau gimana di bagian ini, kalo inggrisnya kaya gini: assuming indifferent to all the gazes on him).
“Hey, aku mau daftar.”
Saat Hiiro mengatakan itu, wanita yang menjaga counter itu menjelaskan kepadanya dengan senyuman bisnis.
Banyak quest(misi) yang ada di guild. Adventurer mendapat uang dari menyelesaikan quest-quest itu. Quest-quest yang ada dibagi berdasarkan tingkat kesulitannya. Tingkat kesulitan dimulai dari F yang tingkat kesulitannya paling mudah, sampai ke SSS yang paling susah. Kartu Guild diberikan setelah pendaftaran selesai, kartu Guild itu fungsinya sama seperti kartu yang dimiliki oleh semua penduduk kota punya. Bisa dibilang ID.
Adventurer juga punya tingkatan yang sama dengan quest. Hanya sedikit Adventurer yang punya tingkat S ke atas. Apalagi SSS, Cuma ada 3 orang dari Humas. Wanita yang ada di counter memberinya kartu berwarna putih dan memberitahunya agar meneteskan darahnya diatas kartu. Hiiro lalu menusuk jarinya dengan jarum kecil yang diterimanya. Setelah meneteskan darah, kartu itu menghilang.
“Huh? Kok ngilang?”
“Tolong baca <<Kartu Guild>> dipikiran.”
Saat Hiiro melakukannya, kartu muncul ditangannya. Tapi kartunya berbeda dari sebelumnya. Kartu yang sebelumnya berwarna semuanya putih, tapi sekarang ada batas berwarna biru.
“Warna melambangkan tingkat. Warna pada kartu berubah sesuai tingkatan. Dari tingkat terendah yang berwarna biru ke violet, hijau, kuning, jingga, pink, merah, silver emas, dan yang terakhir hitam.”
Hiiro mendengarkan penjelasannya dengan seksama. Dia melihat ke kartu Guild miliknya, untuk mengecek apa yang dijelaskan.

Nama : Okamura Hiiro
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 17
Dari: Tidak diketahui
Tingkat : F
Quest :
Equipment :
-Senjata :
-Armor :
-Aksesoris :
Rigin : 0

Hiiro bersyukur kolom DARI menunjukkan tempat lahirnya tidak diketahui. Kalau disitu tertulis dia berasal dari dunia lain, bakalan repot Hiiro menjelaskannya. Equipment menunjukkan perlengkapan miliknya. Itu dibagi jadi Senjata, Armor, dan Aksesoris. Tapi ada satu hal yang mengganggu benak Hiiro.
“Hey, Apa artinya Rigin di sini..?”
“Mh? Itu adalah mata uang..”
Wanita itu memiringkan kepalanya karena kebingungan. Seharusnya orang-orang tahu kalau Rigin itu mata uang di dunia ini. Tapi Hiiro yang baru saja ada di dunia ini, tentu saja tidak tahu tentang hal seperti itu.
Untuk kedepannya(TLnote: ga tau harus gimana ini translatenya, tapi inggrisnya gini ‘On further inquiring’), Hiiro  mengetahui bahwa Rigin punya nilai yang sama dengan YEN Jepang . Kolom Quest menunjukkan quest yang sedang aktif dikerjakan Hiiro.
‘Kartu ini sangat berguna’ gumam Hiiro.
Hanya dengan 1 kartu dia bisa melakukan aktifitas perdagangan dan menjadi alat identitas. Apalagi kartu ini bisa dikeluarkan kapan saja.
“Dimana aku bisa mengambil quest?”
“Quest bisa dipilih dari papan pengumuman disebelah sana. Tapi ingat anda itu tingkat F. Anda hanya bisa mengambil quest sampai 1 tingkat diatasmu, yaitu E.”
“Aku mengerti. Terus gimana cara aku naikin tingkat?”
“Saat menyelesaikan quest dan menaikan level, tingkatmu akan naik otomatis.”
“Dengan kata lain, setelah aku menyelesaikan beberapa quest, batas biru ini akan… Uhm, apalagi tadi?”
“Violet”
“Ah! itu”
Hiiro terpesona dengan fasilitas kartu ini.
“Lebih baik ga nyia-nyiain waktu.”
Mengatakan itu, dia langsung menuju ke papan pengumuman.


Perbaikan atap gereja F
Membantu memprebaiki atap gereja Amaruq. Pengalaman diperlukan.
Hadiah : 10000 Rigin

Panen Lucky Herb F
Kumpulkan Lucky Herbs di Asbit Plateau
Hadiah : 300 Rigin per ikat

Memburu Goblin E
Bunuh 10 goblin di Hutan Clair
Hadiah : 35000 Rigin

Disana ada banyak jenis quest, tapi Hiiro memilih “Panen Lucky Herb”. Sejujurnya, dia merasa kesulitan tentang quest berburu, karena dia masih level satu. Meskipun beginner sekalipun bisa berburu goblin.
Tapi dia akan memilih quest berburu jika dia sudah naik beberapa level dan mulai terbiasa bertarung.
“Saya mengerti. Tapi tolong berhati-hati, jika anda membatalkan quest saat quest berlangsung, anda harus membayar denda 10000 Rigin.”
Hiiro menerima quest dengan membawa catatan quest dari papan pengumuman ke counter. Semenjak ada denda, dia harus menghindari menghentikan quest dengan segala cara. Setidaknya untuk sekarang, saat ia tidak punya uang sepeserpun.
Pertama ia menanyakan dimana Asbit Plateau. Beruntungnya dia, karena ternyata itu terletak di kanan daerah ini. dan dia ditunjukkan gambar dari “Lucky Herb” di buku referensi untuk mengetahui bagaimana bunga itu terlihat.
‘Aku mau baca buku referensi itu’
Hiiro sangat menyukai buku, kehausan akan pengetahuan Hiiro bangkit. Dia akan diam di perpustakaan untuk sementara setelah ia punya cukup uang.
Setelah melihat gambar dari tanaman “Lucky Herb”, dia diberi kantung besar untuk menyimpan hasil panen dan segera meninggalkan Guild.
Saat ia sedang berjalan keluar kota, ia mengingat tentang <<Status>> kembali. <<Word Magic>> kembali memberatkan pikirannya.
Jika ia punya bakat, itu akan sia-sia jika ia tak tahu cara menggunakan bakat itu. Dia perlu mengetahui cara menggunakan sihir secepatnya.
Dia sedikit menyesal karena tidak menanyakan tentang sihir di counter tadi. Sihir merupakan hal yang biasa di dunia ini. karena semua orang bisa menggunakannya dan memiliki tenaga sihir dengan tingkat yang lebih besar atau kecil(Tlnote: kurang yakin di bagian ini, aku kasih bahasa inggrisnya disini “had magic power to a greater or lesser extent.”).
Ngomong-ngomong, dia menyadari ada seseorang disitu. Hiiro lalu diam dan melihat ke sebelah kanan. Disana ia melihat seseorang duduk di atas kursi yang didepannya ada bola kristal di mejanya.
‘..Peramal?’
Orang itu mengenakan jubbah hitam dan tudung yang menyembunyikan wajahnya, tapi itu jelas penampilan seorang peramal baginya.
“Oh… Silahkan tuan.”
Dari mendengar suaranya, seperti suara wanita tua.
“Ah, aku ga punya uang.”
“Oh begitu… tapi sepertinya tuan ingin menanyakan sesuatu.”
“…”
“Apakah tuan bukan dari sini? Saya belum pernah melihat tuan sebelumnya.”
“Dasarnya?”
Hiiro merasa sedikit curiga.
“Fuehehehe.. Jangan memasang wajah suram begitu. Bagaimana kalau aku memberitahu sedikit tentang masa depan tuan.”
“Ga tertarik.”
“Fuhehehe… jangan bilang begitu tuan, silahkan duduk.”
Karena Hiiro sedang tidak terburu-buru, dia duduk di kursi yang ada di depan meja seperti yang dikatakannya.
“Fuhehehe… kalau begitu saya mulai.”
Dia menaruh tangannya di bola Kristal dan mulai berkonsentrasi. Hiiro dengan diam melihatnya dengan tangan menyilang(TLnote: kurang yakin bagian ini, inggrisnya sih “Crossing his arm”, kalo punya saran komennya dong”). Hiiro tidak kabur saat wanita itu tiba-tiba membuka matanya.
“…Oho, tuan punya bintang yang aneh.”
“Aneh?”
“Fuehehehe, semua orang punya bintang di hatinya. Setiap bintang punya bentuk, warna, ukuran dan cahayanya masing-masing. Ramalan saya membuat saya bisa melihatnya. Dan saya telah melihat berbagai bintang hingga sekarang, tapi saya belum pernah melihat bintang yang sangat kuat seperti tuan sebelumnya.”
“Mhm..~”
“Bintang ini sangat berkuasa, dan mengeluarkan warna merah menyala, warna biru gelap mengelilinginya. Bentuknya bola sempurna tanpa celah sedikitpun dan bintang ini bersinar sangat terang. Aku mengerti… kesampingkan negara ini, tuan bahkan bukan dari dunia ini.”
Hiiro langsung berdiri dari kursinya. Bagaimana bisa peramal ini tahu? Hiiro merasa penuh keraguan.
‘Emang bisa peramal ngelakuin ini? bukan, mungkin ini.. sihir?’
Memikirkan itu, ia menatap peramal itu dengant atapan tajam. Dia tidak peduli kalau peramal itu tahu, tapi dia berhati-hati(kurang yakin juga disini, inggrisnya sih: “but he got wary on reflex.”).
“Duduklah. Saya tidak akan menyebarkannya. Dan walaupun orang dari dunia lain adalah langka, ini bukan pertama kalinya.”
“kamu bertemu satu sebelumnya..?”
“Ya, itu saat saya masih muda. Orang itu juga punya bintang yang aneh seperti tuan.”
“Aku mengerti, jadi apa masalahnya?”
“Fuehehehe.. tuan akan dapat.., tidak tuan punya sayap kebebasan. Sayap itu akan tumbuh lebar dan menghangatkan segala aspek.”
Dia tidak mengerti apa yang peramal katakan. Tapi itu sepertinya bukan sesuatu yang buruk.
“banyak yang akan berkumpul di sinar yang tuan pancarkan dan mengejar sayap tuan.”
“Beuh, itu buruk. Aku lebih suka sendiri.”
“Fuehehehe, ya… itu hanyalah salah satu dari masa depan yang mungkin terjadi. Tapi mendengar ini hari ini, masa depan ini akan lebih dekat dengan tuan.”
“Hm… aku kurang ngerti. Aku Cuma akan mengerjakan sesuatu yang aku mau, cuma itu.”
“Fuehehe, oh iya, bukannya tuan ingin menanyakan sesuatu?”
“Oh iya, seperti yang kamu omongin, aku berasal dari dunia lain. Disana tidak ada sihir, jadi aku ga terlalu ngerti tentang sihir, aku juga ga tahu gimana cara menggunakannya. Aku mau belajar itu secepatnya kalau bisa..”
“Oho.. saya mengerti. Dunia tanpa sihir, menarik..”
Lalu hiiro tiba-tiba menyadarinya dan melihat ke peramal.
“Hey, bisa engga kamu ajarin aku cara ngegunain sihir?”
“Bisa kok.”
Hiiro mengira kalau peramal itu akan menolaknya, tapi ternyata peramal itu menyutujuinya.
“Apakah tuan tahu darimana asalnya tenaga sihir berasal?”
“Mungkin hati atau engga..otak.”
“Bukan-bukan. Tenaga sihir berasal dari darah.”
“Darah?”
“Ya, setiap makhluk hidup mempunyai darah. Itulah sumber sihir.”
“Oh…”
“Itu kenapa tuan harus fokus ke aliran darah di urat nadi tuan saat mengkonsentrasikan tenaga sihir.”
“Aliran dari darah?”
“Ya, coba perhatikan.”
Sambil mengatakan itu, peramal memperlihatkan tangannya. Sesuatu seperti asap yang berwarna biru keluar dari telapak tangannya. Itu lalu secara perlahan membentuk bola.
“Itulah tenaga sihir”
“WOW! Jadi itu adalah sesuatu yang bisa dilihat?”
“Em..  itu butuh banyak latihan agar bisa terlihat seperti ini. saya memfokuskan aliran darah dan mengimajinasikan itu berkumpul di tangan saya.”
“Imajinasi ya..”
“Sihir adalah kekuatan mengimajinasi. Dan juga kekuatan dari aliran. Aliran tenaga sihir tadi beredar di bola ini seperti darah.”
“Terdengar rumit, tapi aku mengerti sebagian besar. Ngomong-ngomong, ini engga akan salah kalau menyebut aliran darah=tenaga sihir kan?”
“Benar.”
“Dan untuk memanfaatkan tenaga sihir, aku harus mengimajinasikan aliran darah di seluruh tubuuhku. Dengan itu…”
Sambil mengatakannya, dia mengimajinasikan aliran darahnya menuju ke jari telunjuknya. Saat itu, jarinya bersinar pucat dan menjadi sedikit hangat.
“Jadi kamu bisa ngelakuin hal kaya gini yah. Aku ngerti, jadi ini yang namanya sihir.”
Sang Peramal yang berada didepannya memegang membuka mulutnya karena terkejut.
“Oh! betapa terkejutnya saya! Tuan bilang ini pertama kalinya tuan menggunakan sihir kan?”
“Hm.. Iya.”
“Meskipun demikian, tuan sudah bisa mengontrolnya. Tuan pasti punya imajinasi yang sangat hebat.”
“Ya.. aku sih kutu buku, jadi aku punya kepercayaan kalau soal imajinasi.”
Buku hanya terisi oleh kata dan orang yang membacanya harus bisa mengimajinasikan kata-kata itu dikepalanya.untuk memvisualisasikan tempat, orang      dan aksi dari narasi membutuhkan imajinasi.
Hiiro sudah dari kecil membaca buku, jadi imaginasinya juga sudah sangat terlatih. Malah bisa dibilang, itu adalah satu-satunya keunggulannya dan ia merasa sangat percaya diri karenanya.
Saat ia berhenti berimajinasi, cahaya dan hangat di jarinya menghilang.
“Terima Kasih. Sekarang aku tahu apa itu tenaga sihir.”
“Senang mendengarnya.”
“Satu lagi, apakah aku harus menyebutkan mantra(TLnote: inggrisnya “Chant a spell”, buat kedepannya, mantra bakal pake spell)  sambil memfokuskan aliran tenaga sihir seperti tadi saat aku menggunakan mau menggunakan sihir?”
“Begitulah. Lihat <<Fire Ball>>”
Sang Peramal mengankat jari telunjuknya dan mengucapkan spell, lalu bola api sebesar bola tenis muncul.
“OHHHHHHH”
“Hiiro mengeluarkan suaranya penuh kekaguman. Minatnya tentang sihir muncul saat menggunakannya pertama kali.
“saya menjaganya tetap kecil, tapi ini bisa jadi besar bergantung sama imajinasi dan tenaga sihir tuan.”
“Aku mengerti. Tapi aku pikir aku ga bakal bisa pake sihir <<Fire Ball>>.”
“Hm.? Apakah atribut tuan berbeda?”
“Ya, ini tidak beratribut.”
“…Wow itu atribut langka. Mereka yang tidak beratribut punya sihir unik yang Cuma bisa digunakan oleh mereka sendiri dan takkan gagal. Mungkinkah tuan…”
“Tunggu sebentar. Unik? Maksudnya sihir special Cuma untuk aku aja?”
“Ya”
Menurut Peramal, ada 8 atribut sihir : Api, Air, Tanah, Angin, Petir, Es, Chaya dan Kegelapan. Tidak beratribut berarti tidak punya salah satu dari atribut di atas. Dengan kata lain, seseorang yang tidak beratribut tidak bisa menggunakan sihir dari atribut lain.
Sebagai gantinya, sihir itu Cuma bisa digunakan oleh orang yang memiliknya saja, atau biasa dikatakan sihir unik.
“Ngomong-ngomong, sihir unik sangat berharga di dunia ini. Kenyataannya tidak banyak orang yang bisa mengontrolnya.”
“Apa maksudnya?”
“Sihir Unik sangat kuat. Dan aku dengar sangat sulit dikontrol. Dan kebanyakan orang mati dari <<Rebound>> dengan tenaga sihir mereka meledak.”
Cerita itu membuat Hiiro ketakutan. Dia tidak pernah berfikir sihir unik akan sangat berbahaya.
“Kontrol memang sangat diperlukan, tapi Pengetahuan juga penting.”
“Pengetahuan?”
“Ya, karena orang yang berakhir dengan <<Rebound>>, karena mereka belum sepenuhnya mengerti sihirnya sendiri. Pengetahuan tentang tenaga sihir, dan pengertian sihir miliknya sendiri. Saat mereka semua berhasil dikuasai, orang itu bisa menjadi pengguna sihir tingkat satu.”
“Aku mengerti. Terima kasih telah memberitahuku semua ini.”
“Sama-sama. Ini sudah lumayan lama semenjak saya menikmati cahaya sepertimu.”
Hiiro masih belum bisa melihat wajah dari Sang Peramal. Tapi dia yakin peramal itu sedang tersenyum.
“Saya selalu disini. Jadi datang saat tuan perlu sesuatu. Tapi pastinya saya akan menagih bayaran selanjutnya.”
“Ya Ya.”
Lalu ia berpisah dengan Sang Peramal dan kemudian berjalan kembali menuju gerbang kota.



Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya 

Konjiki no Wordmaster Bahasa Indonesia Chapter 2

Chapter 2 Selesai hohoho...
Butuh banyak perjuangan buat ini chapter 'TL says'
Ah.., Udah. Selamat Membaca!

Chapter 02: Teman Sekelas

Beberapa pertanyaan muncul di benak Hiiro tentang apa yang terjadi. Tapi untuk sekarang, dia sadar kalau levelnya masih level satu. Jika ini adalah dunia RPG, ini mungkin wajar kalau ia masih level satu, orang dia belum pernah bertarung semenjak dia datang ke dunia ini.
Tapi, kenapa MP (tenaga sihir) nya sangat besar? Mungkin saja ini salah satu efek dari “World Traveller”, yang punya tenaga sihir tinggi seperti yang dijelaskan oleh raja tadi. Omong-omong, point HP menunjukkan endurance, MP menunjukkan tenaga sihir, EXP experience dan NEXT menunjukkan point experience yang dibutuhkan untuk bisa naik level. ATK, DEF, AGI, HIT, INT melambangkan attack power(kekuatan serang, TL note: buat selanjutnya istilah-istilah ini pake inggrisnya supaya enak dibacanya :D), defence(pertahanan), agility(kelincahan), hit chance(kesempatan menyerang, walaupun aku sendiri ga tahu ini pastinya buat apa =D) dan intelligence(pengetahuan). Itu semua sama seperti istilah-istilah yang sering digunakan dalam game RPG.
Hiiro terkejut melihat point AGI yang dimilikinya tinggi, tapi dia lebih terkejut tentang title yang dimilikinya <<Innocent Bystander>>. Title ini jelas-jelas menunjukkan kalau dia itu cuma kebawa-bawa aja sama 4 Hero. Dengan kata lain, dirinya sendiri bukanlah Hero, tapi cuma orang biasa.
Meskipun dia lebih ingin tahu dengan sihirnya itu, tapi dia pikir lebih baik untuknya tidak menanyakan tentang itu disini.
Saat dia sibuk memikirkan penjelasan untuk situasinya sekarang, Rudolph bertanya pada mereka.
“Jadi Bagaimana? Saat kamu melihat ke bagian tittle, seharusnya itu menunjukkan Hero.”
Taishi yang pertama menjawab.
“Iya, ada ada, itu nunjukkin Hero disitu, Uwaaahhhh~ Keren, aku beneran Hero.” Ucapnya gembira.
“Hey, kamu gimana Chika?”
Orang yang menunjukkan pertanyaan Taishi adalah Suzumiya Chika. Dia itu seseorang yang talkative(banyak bicara) dan cewe yang popular di kelas. Sifat langsung dan terbukanya saat berinteraksi dengan orang lain memberinya nilai positif. Rambut pendeknya diwarnai lebih pucat dari milik Taishi. Dadanya memang kurang menarik, tapi tubuhnya rampingnya membuatnya menarik perhatian banyak cowo.
“Ya, aku juga sama Taishi.”
“Bagus, kalo kalian, Shuri, Shinobu?”
Taishi memanggil 2 cewe lainnya. Minamoto Shuri, rambutnya panjangnya yang berwarna hitam berkilau. Tidak seperti Chika, dia punya bentuk tubuh indah yang sangat menarik perhatian cowo. Dia adalah anggota klub teh jadi banyak cowo yang datang ke klubnya hanya untuk melihat dia mengenakan kimono.
Cewe yang satunya lagi          , Akamori Shinobu adalah seseorang yang hidupnya penuh dengan rasa keingintahuan. Aktif di klub Koran sekolah, dia juga berencana mencari pekerjaan di bidang yang sama. Dia seseorang yang talkative juga sama seperti Chika dan salah satu siswi terpintar di sekolah.
Rambut hitam sedikit bergelombangnya yang panjangnya sampai ke bahunya. Dari mata liciknya, seakan bisa terlihat dia tidak akan pernah melepaskan mangsanya. Apalagi dia adalah orang Kansai.
Mereka bertiga sangat cantik dengan karakteristiknya masing-masing. Dan mereka adalah anggota haremnya(harem=sebutan buat seseorang yang disukai oleh minimal 3 cewe/cowo atau lebih, kalo cowo mah disukai sama cewe, cewe juga sebaliknya) Taishi, mereka bertiga selalu terlihat bersama dengan Taishi.
“Ya, aku ada juga” ucap Shuri.
“Sama aku juga” kata Shinobu.
Setelah konfirmasi dari Shinobu, tatapan semua orang tertuju pada Hiiro.
“Kalo kamu gimana?” Tanya Taishi pada Hiiro.
“… Ga ada” jawab Hiiro simple.
“Jadi, bisa kamu kasih tau title apa yang kamu punya?”
Hiiro merasa terganggu, tapi dia tetap menjawab.
“<<Innocent Bystander>>”
Ekspresi muka keempat teman sekelasnya berubah, mereka memasang ekspresi tidak percaya tentang apa yang dikatakan Hiiro.
“<<Innocent Bystande>>…? Lilith, kamu tahu maksudnya apa?”
“Ehh, Uhm… Ya. Itu lebih seperti…”
Lilith menjawab sambil menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Hiiro yang mengetahui itu menghela nafasnya, lalu berkata.
“Aku Cuma orang biasa. Aku cuma kebetulan ada di kelas waktu itu bersama orang-orang itu. Benar?”
“Uh-Uhmm….”
“Hey! Okamura! Apaan sama orang-orang itu?” ujar Chika sambil menunjuk pada Hiiro, tapi Hiiro hanya mengabaikannya dan meneruskan ceritanya.”
“Sebenarnya, Cuma 4 orang yang seharusnya dipanggil kesini. Dan keempat orang itu ada disana. Aku cuma kebawa-bawa aja kesini. Apa yang mau kamu lakukan lagi sama fakta itu?”
Hiiro mengatakannya tanpa rasa kebencian. Lilith, orang yang memanggil mereka ke dunia ini, mukanya berubah pucat mendengar itu.
“Ya… ini bukan Cuma aku, tapi orang-orang itu juga terbawa kesini karena masalah kamu. Aku yakin keluarga mereka khawatir.”
Ekspresi Lilith semakin dan semakin terlihat patah hati.
“Anda benar. Saya Cuma bisa meminta maaf tentang masalah ini.”
Raja meminta maaf tentang itu. Hiiro pikir itu bisa dijadikan alasan, tapi sepertinya raja mengetahuinya.
“Saya pikir ini adalah jalan terakhir. Kalo kami tidak memanggil kalian ke dunia ini, maka ras manusia akan punah.”
“Engga, kalo boleh jujur, aku ga peduli dengan masalahmu.”
“Huh?”
Waktu seakan berhenti dengan kata-kata Hiiro.
“lagian aku ga punya hubungan sama orang-orang itu.”
“hey, Okamura! Bukannya kita teman sekelas?” jawab Taishi marah.
“Ya, kita memang teman sekelas. Tapi faktanya kita Cuma belajar bersama dalam satu ruangan atas pilihan sekolah.”
“Itu udah kelewatan..”
“Ya, semenjak kita akhirnya udah bisa bersama~”
Shuri dan Shinobu mengeluarkan pendapat mereka.
“Mungkin menurut kamu gitu, tapi faktanya aku belum pernah ngobrol satu kalipun dengan kalian dalan 4 bulan ini semenjak kita satu kelas.”
Itu adalah fakta. Hiiro dasarnya lebih suka sendiri, jadi dia membuat jarak antara dia dengan yang lain, tidak Cuma dengan mereka berempat.
Taishi dan yang lainnya hanya diam dengan kata-kata Hiiro. Hiiro benar, mereka belum pernah mengobrol dengan Hiiro, padahal mereka satu kelas. Dan juga faktanya, mereka tidak pernah mencoba untuk mengobrol dengan Hiiro.
“Oke, sesuai dengan yang aku ngomongin aku ga punya hubungan apa-apa dengan mereka berempat. Kalian ingin 4 Hero kan? Jadi aku ga berguna disinikan?”
“Mh-Mhm…” Rudolph memasang ekspresi kesulitan.
“Karena mereka Hero, mereka past bisa bertarung dengan Evila mau gimana caranya juga kan? Tapi aku cuma ‘no-name character’. Kamu ga bakal ngirim aku ke tempat berbahaya kaya gitukan?”
“Jadi saya bertanya, apa yang mau kamu lakukan sekarang?”
“Pulang”
“Dokumen mengatakan cuma raja iblis yang tahu sihir yang bisa membuatmu pulang.”
Jawab Rudolph yang terlihat meyakinkan, Lilith memasang ekspresi suram di mukanya. Melihat itu, Hiiro hanya diam walaupun ia tahu kalau raja berbohong.
“Jadi, kita Cuma harus ngalahin raja iblis secepatnya!”
‘Dasar tolol, walaupun raja iblis tahu sihir semacam itu, gimana caranya kamu ngalahin raja iblis hah?’ gumam Hiiro dalam hati mendengar ucapan Taishi.
“Ya, selain itu, Negara ini sangat indah, anda pasti akan menyukainya.”
Ucap Rudolph yang mencoba membujuk Hiiro, Hiiro hanya mengangkat pundaknya mendengar itu.
“Ah.. kalo boleh aku tambahin, aku khawatir sam akeluarga aku.” Ujar Chika, namun yang lain pun pasti khawatir tentang keluarganya, tidak hanya Chika saja.
“Itu tidak perlu anda khawatirkan, faktanya kalian sudah dilupakan di dunia sana.”
“Di-dilupakan!?”
Semuanya terkejut mendengar itu.
“Ah, tenang aja, kalau kalian kembali ke dunia itu, itu tidak akan berubah..”
Ucap raja ragu-ragu
‘Aahh… itu pasti bohong juga’ tebak Hiiro dengan melihat kelakuan raja.
‘Semua yang dikatakan mereka itu bohong. Itu alasan untuk ngebuat kita mau bertarung. Sihir buat kembali… itu tidak ada. Setidaknya untuk sekarang.’ Gumam Hiiro
Hiiro melihat ke arah empat orang yang lain, tapi sepertinya Cuma dia yang sadar. Taishi dan Chika sepertinya tidak menyadarinya. Shuri dan Shinobu hanya cemberut mendengar cerita itu.
‘Aku sih ga peduli tentang mereka. Kalo cuma aku sendiri.. bisa mengatasinya.’
Okamura Hiiro Tumbuh besar di panti asuhan. Kedua orang tuanya bukannya meninggal dalam kecelakaan saat ia masih kecil. Di panti asuhan, Hiiro membuat beberapa teman, tapi Hiiro yang sangat menyukai buku, menghabiskan waktunya seharian dengan membaca buku. Baginya, buku lebih dekat ke temannya daripada orang disekitarnya.
Lilith yang tahu bahwa tidak ada jalan lain untuk kembali, hanya memasang ekspresi murung dimukanya semenjak tadi. Dia mungkin merasa bersalah karena telah berbohong. Taishi dan cewe yang lain mulai berbincang tentang apa yang akan mereka lakukan dari sekarang. Mereka sadar kalau tidak ada jalan untuk pulang mendengar penjelasan dari Rudolph.
“Seperti yang Okamura katakan, kamu seenaknya aja manggil kami ke sini.”
Dikatakan seperti itu oleh Taishi, Rudolph terlihat cemberut.
“Tapi..”
Taishi melihat ke arah 3 cewe yang lain, mereka semua tersenyum dan melihat ke arah raja lagi.
“Kita bakal melakukannya!”
“Beneran, Kalian mau?” jawab Rudolph
“Ya, kami selalu mau menjelajahi dunia, apalagi ini dunia fantasi yang asing.”
“Iya, malahan kita main game online bareng”
Benar kata Chika, mereka berempat bermain game online bergenre RPG di dunia asalnya. Mereka sering ngumpul dan berbicara tentang game, sama seperti apa yang mereka bicarakan di kelas sebelum mereka dipanggil ke dunia ini.
“Jadi, Kamu bakal nerima?” Tanya raja sekali lagi.
Shinobu yang menjawab pertanyaan raja sekarang.
“Ya, tapi dari yang aku lihat di <<Status>>, kita masih level 1, dengan kata lain, newbie, pemula.”
“Kita ga bisa ngelawan Raja Iblis kaya gini. Jadi.. aku minta kamu ajarin kamu cara bertarung.”
“Jangan khawatir, Hero…”
Saat itu, muncullah seseorang dengan armor.
“Aku yang akan mengajari kalian Hero. Nama saya Vale Kimble. Aku diberi kepercayaan oleh raja untuk mengajari kalian bertarung.”
“Dia adalah kapten divisi kedua pasukan kerajaan.” ucap Raja.
Vale bisa dibilang lelaki tampan dengan muka bangsawan. Cuma dari melihat bentuk tubuhnya saja, semua orang tahu betapa keras usahanya. Rambutnya pendeknya berwarna hijau, dengan mata yang memberi perasaan orang yang menatapnya kalau orang ini memiliki kekuatan hebat.
Naturalnya, semua cewe yang ada disana memberi tatapan penasaran dengannya. Hanya Chika yang melihat kearahnya dengan tatapan datar, seperti dia tidak punya ketertarikan sama sekali.
“Dengan kata lain, dia yang bakal ngajarin kita?”
“Ya, kebetulan sekarang sedang tidak ada masalah di perbatasan kerajaan. Aku mau kalian semua tumbuh kuat sebelum ada masalah lagi.”
Diskusi berlangsung dan Taishi dan yang lainnya memutuskan akan bertarung. Saat itu, Hiiro mengangkat tangannya.
“Sori, tapi akumah bertindak sendiri dari sini.”
Waktu seakan berhenti kembali saat yang lain mendengar perkataan Hiiro.
“Sori, aku ga kaya mereka berempat. Ya.. semenjak aku udah disini, aku mau melakukan apa yang mau aku lakukan. Ini ga jadi masalah kan?”
Rudolph terlihat cemas. Hiiro memang benar buka Hero, tapi Cuma manusia biasa. Dia tidak terlihat kuat lagian. Rambut hitam, pupil berwarna hitam, tinggi sekitar 1,8 meter, tidak terlihat berotot juga.
Dengan penampilan seperti itu, sudah pasti dia tidak akan terlalu berguna dalam pertarungan. Tapi tetaplah fakta kalau ia(raja disini) adalah yang memanggil Hiiro kesini. Tak ada alasan baginya untuk menendang Hiiro keluar.
“Mh-hmm… saya minta maaf untuk kasusmu. Apa ada yang bisa saya lakukan untuk menebus…”
“Ga ada.”
“Ga ada katamu?”
“Ya, ini bukannya kaya aku benci sama kamu. Tapi gimana yah… dunia ini pasti punya buku novel yang unik, jadi itu membuatku tertarik.”
Hiiro juga lelaki. Dia pasti menginginkan petualangan. Itu ga perlu petualangan hebat kaya jadi protagonist di buku, tapi dia tetap ingin menjelajahi dunia ini.”
“Aku ga punya urusan lagi di sini, Dadah semua.”
Ucap Hiiro, tapi saat ia membalikkan badannya untuk pergi, Taishi memegang tangannya.
“Hey, bertindak ga bertanggungjawab, apa kamu masih menganggap dirimu sendiri lelaki hah?”
“Haahh?”
Jawab Hiiro karena merasa terganggu.
“Mereka merendahkan kepalanya disana! Apa kamu ga punya perasaan kemanusiaan apa? Apa kamu ga merasa mau ngebantu mereka sedikit hah?”
“Ga”
“KENAPA?”
“Karena aku bukan Hero. Atau kamu mau gunain aku sebagai perisai hidup?”
“Apa.. perisai hidup?”
Taishi melepas tangannya.
“Lupakan cowo itu Taishi.”
Ucap Chika dengan tatapan tajam.
“Bukannya kalian berdua juga setuju denganku?”
“Ehm… Akumah…”
Shuri hanya menundukkan kepalanya kebingungan. Shinobu menatap Hiiro tajam seperti Shuri, dan berbicara.
“Ahahaha, iya, kenapa engga? Maksud aku, ini emang kaya game, tapi ini tetap kenyataan. Dengan kata lain, kita mempertaruhkan nyawa kita disini. Kita adalah Hero, jadi kita bakalan jadi kuat. Tapi beda sama Okamuracchi. Dia cuma cowo biasa. Jadi dia ga guna ada disini juga.”
Perkataan Shinobu membuat diam Taishi, Shuri, dan Chika. Perkataan Chika benar, ini tetaplah kenyataan, mau segimana miripnya sama game RPG, orang-orang mati untuk bisa memanggil mereka ke dunia ini. mereka berempat harus serius mengenai masalah ini.
“I-iya. Kita Cuma harus ngelakuin ini sama kita sendiri aja.”
Taishi setuju dengan Chika. Hiiro yang tak tertarik, melambaikan tangannya dan beranjak pergi.
“Uh-Uhm…!”
Pemilik suara itu adalah Lilith. Hiiro berhenti dan melihat kebelakang.
“Uhm… saya, saya minta maaf!” Lilith mengatakannya dengan ekspresi cemas. Hiiro lalu membalasnya.
“Ga usah peduliin itu.”
Dengan perkataannya, Hiiro pun meninggalkan istana saat itu.


- Copyright © Atherrea Translation - Blogger Templates - Powered by Blogger