Konjiki no Wordmaster Chapter 4
Chapter 4 Selesai.. ini masih versi polosnya, belum diedit.
Tapi waktu udah selesai diedit, bakal diperbarui lagi kok ini postnya.. jadi sabar ya.... 'TL'
Ya udah.. Selamat Membaca!!!
Chapter 4: Word Magic
‘Kalo ga salah.. Asbit Plateau itu ada
di sebelah timur dari sini.’
Hiiro mulai berjalan ke arah Asbit
Plateau sambil mengingat gambar “Lucky Herb” yang ditunjukkan tadi di Guild. Sesampainya
disana, Hiiro mulai mencarinya. Setelah berjalan beberapa saat di sana, dia
menemukannya dengan mudah. Tanaman itu
terlihat tepat seperti yang ada di gambar.
Tanamannya kecil, terdapat kuncup
putih dan tumbuh di semua tempat(TLnote: ga tau mau gimanain, inggrisnya sih
“Growing All Around”).
‘Anak kecil juga bisa ngejalanin
quest ini aih.’ Gumam Hiiro.
Tempat ini cukut dekat ke kota dan tanaman
ini juga bisa dikumpulkan dengan mudah karena di satu tempat, terdapat beberapa
tanaman ini. Tugas yang mudah, bahkan buat pemula sekalipun.
‘ga ada siapa-siapa disini.’
Melihat sekitarnya, Hiiro mengkonfirmasi
tidak ada siapa-siapa selain dia disana. Lalu ia membaca <<Status>>
dan melihat ke kolom <<Word Magic>> yang tertulis disana, lalu menyentuhnya
dengan lembut dengan jarinya. Setelah itu, panel yang ada berubah dan
menunjukkan penjelasan <<Word Magic>>.
‘Jadi, penjelasan bakalan muncul
kalo aku ngekliknya. Ini beneran kaya game’
Hiiro tidak cukup hanya dengan
membaca penjelasan yang ada. Dia mau mencoba sihirnya disini. Kalo mungkin, dia
lebih suka tidak menunjukkan sihir uniknya pada siapapun, karena dia takut dia
bakal kembali ke tempat raja kalau ketahuan.
‘ya.., itu sih bergantung sama
sihir ini itu sihir yang kaya gimana.’
Jika semua sihir unik benar-benar
sangat kuat, mungkin saja hal yang ditakutinya menjadi kenyataan.
Selain itu, salah satu hal penting
adalah mengerti sihir yang dimiliki sesuai dengan penjelasan peramal tadi. Jadi
mau tidak mau Hiiro harus mengetahui lebih dalam tentang sihirnya.
Tapi dia tidak bermaksud gegabah,
karena ada kemungkinan <<rebound>> untuk setiap sihir unik. Hiiro
memang ingin tahu seperti apa sihirnya, tapi dia masih belum mau mati.
<<Word
Magic>> MP cost : 30
Bayangkan
tenaga sihir berkumpul di jarimu dan tulis sebuah kata. Effek akan sesuai
dengan maksud kata yang dituliskan. Ini adalah sihir unik dengan kekuatan yang
luar biasa untuk menangkap dan memutarbalikkan konsep yang ada. <<Single
Chain Unlocked>>memungkinkan sihir dengan 1 kata berturut-turut. Sihir
ini pernah sekali ?%&GR!&%*#*
Untuk beberapa alasan bagian
akhirnya error dan tidak bisa terbaca, Hiiro merasa terganggu karena itu. Tapi
dia masih bisa mengerti dasar dari sihir ini. Tapi dia tetap belum tahu apakah
itu benar kecuali ia mencoba sihirnya.
‘Jadi ini yang disebut Word Magic.
Waktunya mencoba’
Ia lalu mengambil nafas dalam-dalam
dan mengkonsentrasi tenaga sihirnya ke jari telunjuknya sama dengan yang
dilakukan oleh peramal. Sebelumnya itu membutuhkan beberapa waktu untuk
berhasil, tapi sekarang, dipercobaan kedua, jarinya bercahaya oleh tenaga
sihirnya dengan mulus.
‘Kata yah.. apa semuanya bisa? Ya
udah, aku coba ini.. karena ini mewujudkan kata jadi harusnya..’
Dia lalu menulis di tanah dengan
jarinya. Pada saat itu, polanya
mengeluarkan cahaya. Dia lalu menulis kanji “Keras” sambil mengimajinasikan
tanahnya mengeras. Menurutnya lebih mudah berimajinasi dengan kanji.
Dan sat ia mengatakan
<<Activate>> di pikirannya, tenaga sihir dari kata lalu mengalir
menuju tanah sambil membuat suara mendesis dan sesuatu yang seperti korsleting.
‘Apakah berhasil?’
Dia lalu memukul tanah untuk mengetesnya.
Tanahnya berubah keras. Benar-benar keras. Seperti tanah ini terkonsentrasi di
satu tempat. Padahal beberapa saat yang lalu, tanah ini adalah lumpur. Dia lalu
berjalan di sekitar tempat itu, untuk ngecek jarak dari sihirnya.
Clonk Clonk Clong… Spat.
Tanah yang mengeras ternyata ada
6,5 m2 lebarnya dari tempat ia menggunakan sihirnya. Kata yang
bersinarnya pun menghilang. Untung baginya karena kata yang ia tulis tidak
meninggalkan bekas. Karena itu bisa membuat sihirnya ketahuan.
Lalu Hiiro mengembalikannya dengan
kanji “Asal”. Korsleting pun terjadi lagi dan tanah kembali ke keadaan
semulanya.
‘Ini… kayanya sedikit OP(overpower,
terlalu kuat, TLnote: kaya lvl 1 ngelawan lvl 100, yang lvl 100 dia itu OP)
dari yang aku kira.’
Hiiro sadar tentang potensial yang
dimiliki oleh sihirnya. Sihir yang menahan dan memutarbalikkan konsep yang ada.
Itu berarti mempengaruhi segalanya
dengan satu kata.
Buat contoh, jika Hiiro memberi
“Lucky Herbs” disini efek dari kata “layu”, maka mereka akan layu. Jika ia memberi
batu efek dari “membelah”, maka batu itu akan membelah jadi dua.
‘Ini bisa mengubah semua fenomena
yang ada.. selain itu.’
Dengan pikiran seperti itu, dia
mencoba mengkonsentrasikan sihir di jarinya sekali lagi dan menulis kata lain
di tanah. Setelah itu api tiba-tiba ada dan membakar rumput disana. Kata yang
dia tulis adalah “Api”. Tapi, sekarang efeknya berhenti setelah 1 menit.
‘Membuat sesuatu dari ketidakadaan…
kayanya aku dapat sihir yang hebat’
Dia mengeluarkan nafas sambil
terkagum-kagum, mengetahui sihir uniknya menyimpan kekuatan yang lebih besar
dari yang ia bayangkan.
Tetap, dia senang tentang kegunaan
sihir ini. Dia bisa hidup disini tanpa masalah. Sihir kuat memang berguna.
‘Tapi aku harus ga boleh lupa kalau
aku masih belum menguasai sihir ini. bagian dari teks penjelasan yang error itu dan mengingat outputnya…’
Dia memanggil kembali
<<Status>>.
Okamura Hiiro
Lvl 1
HP 24/24
MP 30/120
EXP 0
NEXT 10
ATK 13
DEF 8
AGI 27
HIT 11
INT 17
<<Magic Atribute>>
Tidak Beratribut
<<Sihir>> Word Magic
(Single Chain Unlocked)
<<Tittle>> Innocent
Bystander, World Traveller, Word Master
‘Bener kan.. ngegunain sihir Itu
ngegunain MP.’
MP maksimalnya adalah 120 dan
sekarang MPnya tinggal 30. Hiiro sudah menggunakan sihirnya 3 kali, jadi itu
makan 30 MP sekali pakai, sama seperti yang ada dideskripsi.
Dia tidak bisa membandingkan dengan
sihir lain, tapi konsumsi MP nya lumayan tinggi. MP nya memang tinggi karena
effek dari World Traveller, atau itu yang dia dengar.
MP 3 digit nomer(ratusan) untuk lvl
1 itu sudah sangat hebat, tidak terbayangkan. MP nya seharusnya punya jumlah
yang sama dengan HP nya. Dan pemakaian sihir pemula seharusnya sebanding dengan
itu.
Di semua game yang udah Hiiro
mainkan, belum pernah ada sihir yang memakan 30 MP di awal. Faktanya, kekuatan
dari sihir/effek sihir, dan pemakaian MP, naik sesuai dengan lvl yang dimiliki.
‘Aku çuma bisa menggunakan sihir
ini 4 kali dengan MP ku yang sekarang. Aku perlu naik level dengan cepat’
Setidaknya, semakin sering kamu
menggunakan sihir, semakin baik. Apalagi dengan sihir berkekuatan luar biasa
seperti <<Word Magic>> miliknya.
‘Oke, aku sudah mengerti sihir ini.
waktunya membawa tanaman-tanaman ini ke Guild’
Dia kembali ke kota dengan tas
penuh dengan Lucky herb. Itu sudah wajar kalau diserang oleh monster di
sepanjang jalan, tapi sepertinya ia sedang beruntung, ia sampai ke kota tanpa
insiden apapun.
Lalu, ia langsung menuju Guild
untuk menyelesaikan quest.
“Persilahkan saya memferifikasi
quest anda, Hiiro Okamura-sama. Anda menerima quest tingkat F: ”Panen Lucky Herb” tolong tunjukkan saya
tanaman yang ada kumpulkan.”
Dikatakan seperti itu oleh wanita
di counter, Hiiro lalu menaruh “Lucky Herb” dari kantung yang berbobot besar.
“…Oke, itu semua ada 22 ikat.
Hadiah anda adalah 7700 Rigin totalnya. Tolong berikan saya kartu anda.”
Saat ia menyerahkan kartunya,
wanita itu membawanya ke suatu tempat. Setelah itu, ia kembali sambil
mengembalikkan kartunya. Ia melihat lagi mata uang yang ada di kartu, jumlah
yang sebelumnya 0 berubah menjadi 7700.
“Quest sudah selesai. Kerja bagus.”
Wanita itu menundukkan kepalanya
dengan sopan dan menunjukkan senyum bisnis seperti biasa. Hiiro memberi
anggukan kecil lalu meninggalkan bangunan Guild.
‘Bagus. Aku punya uang sekarang.
Kayanya aku makan dulu. Aku masih belum makan apapun semenjak aku datang ke
sini.’
Ia bertanya pada penduduk kota
tantang restoran. <<Victorias>> adalah kota besar dengan tembok di
pinggir-pinggir kota. Kota ini dibagi menjadi perdagangan, pengrajin, hiburan
dan distrik perumahan dimana banyak orang tinggal.
Ukuran setiap distrik lumayan
besar, itu seperti berbagai kota yang disatukan menjadi satu.
Hiiro pergi ke distrik perdagangan
untuk mencari restoran. Saat ia memasuki restoran yang ia temukan, itu ternyata
restoran yang menyajikan masakan dengan bahan dasar ikan. Dia tidak benci ikan,
jadi dia memilih untuk untuk makan disini dan mengecek menu yang ada.
Tapi seperti yang diperkirakan, dia
tidak mengerti arti dari nama makanan yang ada di menu. Karena itu, dia memesan
yang disarankan, karena dia tidak mengerti.
“Okay~ satu porsi Addicting Seafood
Noodles(Mi seafood adiktif)! Tolong tunggu sebentar.”
Pelayan dengan riang mengambil
pesanannya. Sambil dia menunggu, dia mengecek <<Status>> lagi. Ia
menyadari MPnya pulih menjadi 40 yang asalnya 30 karena menggunakan
<<Word Magic>> tiga kali.
Itu pasti pulih saat dia
beristirahat, sama seperti stamina. Tapi kecepatan pemulihannya sangat lambat
karena cuma memulihkan 10 MP selama 1 jam saat terakhir kali dia menggunakan
sihir tadi.
‘Ya… bukan beristirahat sih, aku
Cuma berjalan di kota tanpa menggunakan MP.’
Jika dia beristirahat dalam arti yang sebenarnya, yaitu
tidur, maka kecepatan pemulihannya akan berbeda. Sambil memikirkan itu,
makanannya pun tiba.
Mi seafood yang berenang-renang di
mangkuk ramen. Itu penuh dengan telur ikan yang sperti telur ikan salmon,
sesuatu seperti udang dan rumput laut ada dimangkuk itu juga. Dia mengambil
sumpitnya dan mengaduk isi mangkuk itu.
Saat melakukannya, tercium aroma
harum yang membuat dia ngiler. Dalam sekejap, perutnya melaporkan lapar dengan
mengeluarkan suara. Tak tahan, dia lalu mengambil sesuatu yang sepertu sirip
ikan hiu.
“OHHH!!”
Dia tidak bisa menahan suaranya.
Siripnya terbumbui dengan sempurna dan rasa ikannya menyebar di dalam mulutnya.
Makanan ini rasa dan aromanya sangat enak hingga ia menginginkannya kembali.
Lalu dia meminum kaldunya dengan
sendok. Kaldunya terletak terpisah dengan mienya. Kaldunya itu sangat enak.
Kaldu dengan seafoodnya bersifat adiktif sehingga ia meminumnya sekali teguk tanpa
menghiraukan sekitar. Makanan ini sangat enak, bukan.. super enak.
Selanjutnya dia mencoba mienya.
Jika dilihat lebih dekat, sesuatu seperti biji-bijian ada disitu. Dengan satu
suap, rasa khas laut menyerang seleranya. Ikan giling juga ada di dalam mie.
Benar-benar mie seafood.
‘Yeah, nama adiktifnya itu bukan
Cuma sekedar tampilan.’
Dia menyelesaikan makanannya dalam
beberapa menit. Sebenarnya ia ingin memesan 2 -3 mangkuk lagi, tapi dia
menahannya meilhat keadaan ekonominya sekarang. Tapi tetep 450 Rigin untuk
makanan itu, benar-benar sangat murah.
Setelah perutnya penuh, dia mencari
penginapan dan memikirkan rencana untuk ke depannya. Tapi untuk sekarang, dia
harus menaikkan level dan mengumpulkan uang.
Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya
Konjiki no Wordmaster Bahasa Indonesia Chapter 3
YAYYY!!!
Chapter 3 selesai!!
Akhirnya selesai juga, sesuai janji aku terbitin hari ini.
Aku harus ngerelain tugas matematika aku buat ngetranslate ini T.T 'TL Says'
Jangan lupa komennya yah tentang hasilnya!
Ah.. ya udah Selamat membaca!
Chapter 3 selesai!!
Akhirnya selesai juga, sesuai janji aku terbitin hari ini.
Aku harus ngerelain tugas matematika aku buat ngetranslate ini T.T 'TL Says'
Jangan lupa komennya yah tentang hasilnya!
Ah.. ya udah Selamat membaca!
Chapter 3: Tenaga Sihir dan Sihir
Hiiro meninggalkan istana dan
beejalan ke arah jalan utama, sambil berjalan, ia memikirkan apa yang akan
dilakukanya selanjutnya.
‘Ah.. Sekarang waktunya cari
informasi. Nyari informasi itu salah satu elemen terpenting di RPG’ gumam Hiiro
Sebenarnya, dia bisa saja
menanyakan pada raja, tapi ada kemungkinan dia akan terlibat sesuatu dan tertahan
disana. Makanya Hiiro langsung pergi dari situ. Disamping itu, 4 orang itu bisa
melakukannya, orang mereka Hero. Hiiro menyimpulkan kalau dia tidak dibutuhkan
disana.
‘yang pertama, apa maksudnya
<<Word Magic>> yang ada kolom sihirku..? Apalagi sihir ini tipenya
tidak beratribut.”
Menurut pengetahuannya dari game
dan buku, dia juga ingat tentang keberadaan Guild, raja juga menyinggung
tentang Guild ada di dunia ini dalam penjelasannya tadi.
Hiiro memutuskan untuk menanyakan
pada penduduk kota tentang lokasi Guild. Setelah menanyakannya, Hiiro tahu kalau
letak Guild tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Dia langsung menuju Guild untuk
mendaftar sebagai adventurer(petualang). Kebutuhan sehari-hari itu tidak
gratis, apalagi untuk menjelajahi dunia ini. bagaimanapun juga dia harus
menyiapkan uang untuk itu.
Ngomong-ngomong, uang di dunia ini
bisa disimpan di kartu Guild, itu yang orang-orang katakan.
Hiiro pun tiba di Guild, bagian
dalamnya terlihat penuh. Banyak orang-orang yang terlihat kuat, sepertinya
adventurer, berbaris di depan berbagai counter(TLnote: taulah counter yang
gimana). Salah satu counter terdapat formulir pendaftaran untuk menjadi adventurer.
Dengan rambut dan mata hitamnya,
Hiiro menjadi pusat perhatian. Wajar aja, orang dia pake seragam sekolah yang
merupakan hal aneh di dunia ini. dia mengingatkan dirinya sendiri untuk membeli
beberapa baju dan equipment(perlengkapan) nanti.
Dia langsung menuju counter tempat
pendaftaran, mengabaikan pandangan orang-orang disekitarnya (TLnote: ga tau mau
gimana di bagian ini, kalo inggrisnya kaya gini: assuming indifferent to all
the gazes on him).
“Hey, aku mau daftar.”
Saat Hiiro mengatakan itu, wanita
yang menjaga counter itu menjelaskan kepadanya dengan senyuman bisnis.
Banyak quest(misi) yang ada di
guild. Adventurer mendapat uang dari menyelesaikan quest-quest itu. Quest-quest
yang ada dibagi berdasarkan tingkat kesulitannya. Tingkat kesulitan dimulai
dari F yang tingkat kesulitannya paling mudah, sampai ke SSS yang paling susah.
Kartu Guild diberikan setelah pendaftaran selesai, kartu Guild itu fungsinya
sama seperti kartu yang dimiliki oleh semua penduduk kota punya. Bisa dibilang
ID.
Adventurer juga punya tingkatan
yang sama dengan quest. Hanya sedikit Adventurer yang punya tingkat S ke atas.
Apalagi SSS, Cuma ada 3 orang dari Humas. Wanita yang ada di counter memberinya
kartu berwarna putih dan memberitahunya agar meneteskan darahnya diatas kartu.
Hiiro lalu menusuk jarinya dengan jarum kecil yang diterimanya. Setelah
meneteskan darah, kartu itu menghilang.
“Huh? Kok ngilang?”
“Tolong baca <<Kartu
Guild>> dipikiran.”
Saat Hiiro melakukannya, kartu
muncul ditangannya. Tapi kartunya berbeda dari sebelumnya. Kartu yang
sebelumnya berwarna semuanya putih, tapi sekarang ada batas berwarna biru.
“Warna melambangkan tingkat. Warna
pada kartu berubah sesuai tingkatan. Dari tingkat terendah yang berwarna biru
ke violet, hijau, kuning, jingga, pink, merah, silver emas, dan yang terakhir
hitam.”
Hiiro mendengarkan penjelasannya
dengan seksama. Dia melihat ke kartu Guild miliknya, untuk mengecek apa yang
dijelaskan.
Nama : Okamura Hiiro
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 17
Dari: Tidak diketahui
Tingkat : F
Quest :
Equipment :
-Senjata :
-Armor :
-Aksesoris :
Rigin : 0
Hiiro bersyukur kolom DARI
menunjukkan tempat lahirnya tidak diketahui. Kalau disitu tertulis dia berasal
dari dunia lain, bakalan repot Hiiro menjelaskannya. Equipment menunjukkan
perlengkapan miliknya. Itu dibagi jadi Senjata, Armor, dan Aksesoris. Tapi ada
satu hal yang mengganggu benak Hiiro.
“Hey, Apa artinya Rigin di sini..?”
“Mh? Itu adalah mata uang..”
Wanita itu memiringkan kepalanya
karena kebingungan. Seharusnya orang-orang tahu kalau Rigin itu mata uang di
dunia ini. Tapi Hiiro yang baru saja ada di dunia ini, tentu saja tidak tahu
tentang hal seperti itu.
Untuk kedepannya(TLnote: ga tau
harus gimana ini translatenya, tapi inggrisnya gini ‘On further inquiring’),
Hiiro mengetahui bahwa Rigin punya nilai
yang sama dengan YEN Jepang . Kolom Quest menunjukkan quest yang sedang aktif dikerjakan
Hiiro.
‘Kartu ini sangat berguna’ gumam
Hiiro.
Hanya dengan 1 kartu dia bisa melakukan
aktifitas perdagangan dan menjadi alat identitas. Apalagi kartu ini bisa
dikeluarkan kapan saja.
“Dimana aku bisa mengambil quest?”
“Quest bisa dipilih dari papan
pengumuman disebelah sana. Tapi ingat anda itu tingkat F. Anda hanya bisa
mengambil quest sampai 1 tingkat diatasmu, yaitu E.”
“Aku mengerti. Terus gimana cara
aku naikin tingkat?”
“Saat menyelesaikan quest dan
menaikan level, tingkatmu akan naik otomatis.”
“Dengan kata lain, setelah aku
menyelesaikan beberapa quest, batas biru ini akan… Uhm, apalagi tadi?”
“Violet”
“Ah! itu”
Hiiro terpesona dengan fasilitas kartu
ini.
“Lebih baik ga nyia-nyiain waktu.”
Mengatakan itu, dia langsung menuju
ke papan pengumuman.
Perbaikan atap gereja F
Membantu memprebaiki atap gereja
Amaruq. Pengalaman diperlukan.
Hadiah : 10000 Rigin
Panen Lucky Herb F
Kumpulkan Lucky Herbs di Asbit
Plateau
Hadiah : 300 Rigin per ikat
Memburu Goblin E
Bunuh 10 goblin di Hutan Clair
Hadiah : 35000 Rigin
Disana ada banyak jenis quest, tapi
Hiiro memilih “Panen Lucky Herb”. Sejujurnya, dia merasa kesulitan tentang
quest berburu, karena dia masih level satu. Meskipun beginner sekalipun bisa
berburu goblin.
Tapi dia akan memilih quest berburu
jika dia sudah naik beberapa level dan mulai terbiasa bertarung.
“Saya mengerti. Tapi tolong
berhati-hati, jika anda membatalkan quest saat quest berlangsung, anda harus
membayar denda 10000 Rigin.”
Hiiro menerima quest dengan membawa
catatan quest dari papan pengumuman ke counter. Semenjak ada denda, dia harus
menghindari menghentikan quest dengan segala cara. Setidaknya untuk sekarang,
saat ia tidak punya uang sepeserpun.
Pertama ia menanyakan dimana Asbit
Plateau. Beruntungnya dia, karena ternyata itu terletak di kanan daerah ini.
dan dia ditunjukkan gambar dari “Lucky Herb” di buku referensi untuk mengetahui
bagaimana bunga itu terlihat.
‘Aku mau baca buku referensi itu’
Hiiro sangat menyukai buku,
kehausan akan pengetahuan Hiiro bangkit. Dia akan diam di perpustakaan untuk
sementara setelah ia punya cukup uang.
Setelah melihat gambar dari tanaman
“Lucky Herb”, dia diberi kantung besar untuk menyimpan hasil panen dan segera
meninggalkan Guild.
Saat ia sedang berjalan keluar
kota, ia mengingat tentang <<Status>> kembali. <<Word
Magic>> kembali memberatkan pikirannya.
Jika ia punya bakat, itu akan
sia-sia jika ia tak tahu cara menggunakan bakat itu. Dia perlu mengetahui cara
menggunakan sihir secepatnya.
Dia sedikit menyesal karena tidak
menanyakan tentang sihir di counter tadi. Sihir merupakan hal yang biasa di
dunia ini. karena semua orang bisa menggunakannya dan memiliki tenaga sihir
dengan tingkat yang lebih besar atau kecil(Tlnote: kurang yakin di bagian ini,
aku kasih bahasa inggrisnya disini “had magic power to a greater or lesser
extent.”).
Ngomong-ngomong, dia menyadari ada
seseorang disitu. Hiiro lalu diam dan melihat ke sebelah kanan. Disana ia
melihat seseorang duduk di atas kursi yang didepannya ada bola kristal di
mejanya.
‘..Peramal?’
Orang itu mengenakan jubbah hitam
dan tudung yang menyembunyikan wajahnya, tapi itu jelas penampilan seorang
peramal baginya.
“Oh… Silahkan tuan.”
Dari mendengar suaranya, seperti
suara wanita tua.
“Ah, aku ga punya uang.”
“Oh begitu… tapi sepertinya tuan
ingin menanyakan sesuatu.”
“…”
“Apakah tuan bukan dari sini? Saya
belum pernah melihat tuan sebelumnya.”
“Dasarnya?”
Hiiro merasa sedikit curiga.
“Fuehehehe.. Jangan memasang wajah
suram begitu. Bagaimana kalau aku memberitahu sedikit tentang masa depan tuan.”
“Ga tertarik.”
“Fuhehehe… jangan bilang begitu
tuan, silahkan duduk.”
Karena Hiiro sedang tidak
terburu-buru, dia duduk di kursi yang ada di depan meja seperti yang
dikatakannya.
“Fuhehehe… kalau begitu saya
mulai.”
Dia menaruh tangannya di bola
Kristal dan mulai berkonsentrasi. Hiiro dengan diam melihatnya dengan tangan
menyilang(TLnote: kurang yakin bagian ini, inggrisnya sih “Crossing his arm”,
kalo punya saran komennya dong”). Hiiro tidak kabur saat wanita itu tiba-tiba
membuka matanya.
“…Oho, tuan punya bintang yang
aneh.”
“Aneh?”
“Fuehehehe, semua orang punya
bintang di hatinya. Setiap bintang punya bentuk, warna, ukuran dan cahayanya
masing-masing. Ramalan saya membuat saya bisa melihatnya. Dan saya telah
melihat berbagai bintang hingga sekarang, tapi saya belum pernah melihat
bintang yang sangat kuat seperti tuan sebelumnya.”
“Mhm..~”
“Bintang ini sangat berkuasa, dan
mengeluarkan warna merah menyala, warna biru gelap mengelilinginya. Bentuknya
bola sempurna tanpa celah sedikitpun dan bintang ini bersinar sangat terang.
Aku mengerti… kesampingkan negara ini, tuan bahkan bukan dari dunia ini.”
Hiiro langsung berdiri dari
kursinya. Bagaimana bisa peramal ini tahu? Hiiro merasa penuh keraguan.
‘Emang bisa peramal ngelakuin ini? bukan,
mungkin ini.. sihir?’
Memikirkan itu, ia menatap peramal
itu dengant atapan tajam. Dia tidak peduli kalau peramal itu tahu, tapi dia
berhati-hati(kurang yakin juga disini, inggrisnya sih: “but he got wary on
reflex.”).
“Duduklah. Saya tidak akan
menyebarkannya. Dan walaupun orang dari dunia lain adalah langka, ini bukan
pertama kalinya.”
“kamu bertemu satu sebelumnya..?”
“Ya, itu saat saya masih muda.
Orang itu juga punya bintang yang aneh seperti tuan.”
“Aku mengerti, jadi apa masalahnya?”
“Fuehehehe.. tuan akan dapat..,
tidak tuan punya sayap kebebasan. Sayap itu akan tumbuh lebar dan menghangatkan
segala aspek.”
Dia tidak mengerti apa yang peramal
katakan. Tapi itu sepertinya bukan sesuatu yang buruk.
“banyak yang akan berkumpul di
sinar yang tuan pancarkan dan mengejar sayap tuan.”
“Beuh, itu buruk. Aku lebih suka
sendiri.”
“Fuehehehe, ya… itu hanyalah salah
satu dari masa depan yang mungkin terjadi. Tapi mendengar ini hari ini, masa
depan ini akan lebih dekat dengan tuan.”
“Hm… aku kurang ngerti. Aku Cuma
akan mengerjakan sesuatu yang aku mau, cuma itu.”
“Fuehehe, oh iya, bukannya tuan
ingin menanyakan sesuatu?”
“Oh iya, seperti yang kamu omongin,
aku berasal dari dunia lain. Disana tidak ada sihir, jadi aku ga terlalu ngerti
tentang sihir, aku juga ga tahu gimana cara menggunakannya. Aku mau belajar itu
secepatnya kalau bisa..”
“Oho.. saya mengerti. Dunia tanpa
sihir, menarik..”
Lalu hiiro tiba-tiba menyadarinya
dan melihat ke peramal.
“Hey, bisa engga kamu ajarin aku
cara ngegunain sihir?”
“Bisa kok.”
Hiiro mengira kalau peramal itu
akan menolaknya, tapi ternyata peramal itu menyutujuinya.
“Apakah tuan tahu darimana asalnya
tenaga sihir berasal?”
“Mungkin hati atau engga..otak.”
“Bukan-bukan. Tenaga sihir berasal
dari darah.”
“Darah?”
“Ya, setiap makhluk hidup mempunyai
darah. Itulah sumber sihir.”
“Oh…”
“Itu kenapa tuan harus fokus ke
aliran darah di urat nadi tuan saat mengkonsentrasikan tenaga sihir.”
“Aliran dari darah?”
“Ya, coba perhatikan.”
Sambil mengatakan itu, peramal memperlihatkan
tangannya. Sesuatu seperti asap yang berwarna biru keluar dari telapak
tangannya. Itu lalu secara perlahan membentuk bola.
“Itulah tenaga sihir”
“WOW! Jadi itu adalah sesuatu yang
bisa dilihat?”
“Em.. itu butuh banyak latihan agar bisa terlihat
seperti ini. saya memfokuskan aliran darah dan mengimajinasikan itu berkumpul
di tangan saya.”
“Imajinasi ya..”
“Sihir adalah kekuatan
mengimajinasi. Dan juga kekuatan dari aliran. Aliran tenaga sihir tadi beredar
di bola ini seperti darah.”
“Terdengar rumit, tapi aku mengerti
sebagian besar. Ngomong-ngomong, ini engga akan salah kalau menyebut aliran
darah=tenaga sihir kan?”
“Benar.”
“Dan untuk memanfaatkan tenaga
sihir, aku harus mengimajinasikan aliran darah di seluruh tubuuhku. Dengan itu…”
Sambil mengatakannya, dia
mengimajinasikan aliran darahnya menuju ke jari telunjuknya. Saat itu, jarinya bersinar
pucat dan menjadi sedikit hangat.
“Jadi kamu bisa ngelakuin hal kaya
gini yah. Aku ngerti, jadi ini yang namanya sihir.”
Sang Peramal yang berada didepannya
memegang membuka mulutnya karena terkejut.
“Oh! betapa terkejutnya saya! Tuan
bilang ini pertama kalinya tuan menggunakan sihir kan?”
“Hm.. Iya.”
“Meskipun demikian, tuan sudah bisa
mengontrolnya. Tuan pasti punya imajinasi yang sangat hebat.”
“Ya.. aku sih kutu buku, jadi aku
punya kepercayaan kalau soal imajinasi.”
Buku hanya terisi oleh kata dan
orang yang membacanya harus bisa mengimajinasikan kata-kata itu
dikepalanya.untuk memvisualisasikan tempat, orang dan aksi dari narasi membutuhkan imajinasi.
Hiiro sudah dari kecil membaca
buku, jadi imaginasinya juga sudah sangat terlatih. Malah bisa dibilang, itu
adalah satu-satunya keunggulannya dan ia merasa sangat percaya diri karenanya.
Saat ia berhenti berimajinasi,
cahaya dan hangat di jarinya menghilang.
“Terima Kasih. Sekarang aku tahu
apa itu tenaga sihir.”
“Senang mendengarnya.”
“Satu lagi, apakah aku harus
menyebutkan mantra(TLnote: inggrisnya “Chant a spell”, buat kedepannya, mantra
bakal pake spell) sambil memfokuskan
aliran tenaga sihir seperti tadi saat aku menggunakan mau menggunakan sihir?”
“Begitulah. Lihat <<Fire
Ball>>”
Sang Peramal mengankat jari
telunjuknya dan mengucapkan spell, lalu bola api sebesar bola tenis muncul.
“OHHHHHHH”
“Hiiro mengeluarkan suaranya penuh
kekaguman. Minatnya tentang sihir muncul saat menggunakannya pertama kali.
“saya menjaganya tetap kecil, tapi
ini bisa jadi besar bergantung sama imajinasi dan tenaga sihir tuan.”
“Aku mengerti. Tapi aku pikir aku
ga bakal bisa pake sihir <<Fire Ball>>.”
“Hm.? Apakah atribut tuan berbeda?”
“Ya, ini tidak beratribut.”
“…Wow itu atribut langka. Mereka
yang tidak beratribut punya sihir unik yang Cuma bisa digunakan oleh mereka
sendiri dan takkan gagal. Mungkinkah tuan…”
“Tunggu sebentar. Unik? Maksudnya
sihir special Cuma untuk aku aja?”
“Ya”
Menurut Peramal, ada 8 atribut
sihir : Api, Air, Tanah, Angin, Petir, Es, Chaya dan Kegelapan. Tidak
beratribut berarti tidak punya salah satu dari atribut di atas. Dengan kata
lain, seseorang yang tidak beratribut tidak bisa menggunakan sihir dari atribut
lain.
Sebagai gantinya, sihir itu Cuma
bisa digunakan oleh orang yang memiliknya saja, atau biasa dikatakan sihir
unik.
“Ngomong-ngomong, sihir unik sangat
berharga di dunia ini. Kenyataannya tidak banyak orang yang bisa mengontrolnya.”
“Apa maksudnya?”
“Sihir Unik sangat kuat. Dan aku
dengar sangat sulit dikontrol. Dan kebanyakan orang mati dari <<Rebound>>
dengan tenaga sihir mereka meledak.”
Cerita itu membuat Hiiro ketakutan.
Dia tidak pernah berfikir sihir unik akan sangat berbahaya.
“Kontrol memang sangat diperlukan,
tapi Pengetahuan juga penting.”
“Pengetahuan?”
“Ya, karena orang yang berakhir
dengan <<Rebound>>, karena mereka belum sepenuhnya mengerti
sihirnya sendiri. Pengetahuan tentang tenaga sihir, dan pengertian sihir miliknya
sendiri. Saat mereka semua berhasil dikuasai, orang itu bisa menjadi pengguna
sihir tingkat satu.”
“Aku mengerti. Terima kasih telah
memberitahuku semua ini.”
“Sama-sama. Ini sudah lumayan lama
semenjak saya menikmati cahaya sepertimu.”
Hiiro masih belum bisa melihat
wajah dari Sang Peramal. Tapi dia yakin peramal itu sedang tersenyum.
“Saya selalu disini. Jadi datang
saat tuan perlu sesuatu. Tapi pastinya saya akan menagih bayaran selanjutnya.”
“Ya Ya.”
Lalu ia berpisah dengan Sang
Peramal dan kemudian berjalan kembali menuju gerbang kota.
Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya
Chapter Sebelumnya
Chapter Selanjutnya
Konjiki no Wordmaster Bahasa Indonesia Chapter 2
Chapter 2 Selesai hohoho...
Butuh banyak perjuangan buat ini chapter 'TL says'
Ah.., Udah. Selamat Membaca!
Butuh banyak perjuangan buat ini chapter 'TL says'
Ah.., Udah. Selamat Membaca!
Chapter 02: Teman Sekelas
Beberapa
pertanyaan muncul di benak Hiiro tentang apa yang terjadi. Tapi untuk sekarang,
dia sadar kalau levelnya masih level satu. Jika ini adalah dunia RPG, ini
mungkin wajar kalau ia masih level satu, orang dia belum pernah bertarung
semenjak dia datang ke dunia ini.
Tapi,
kenapa MP (tenaga sihir) nya sangat besar? Mungkin saja ini salah satu efek
dari “World Traveller”, yang punya tenaga sihir tinggi seperti yang dijelaskan
oleh raja tadi. Omong-omong, point HP menunjukkan endurance, MP menunjukkan
tenaga sihir, EXP experience dan NEXT menunjukkan point experience yang
dibutuhkan untuk bisa naik level. ATK, DEF, AGI, HIT, INT melambangkan attack
power(kekuatan serang, TL note: buat selanjutnya istilah-istilah ini pake inggrisnya
supaya enak dibacanya :D), defence(pertahanan), agility(kelincahan), hit
chance(kesempatan menyerang, walaupun aku sendiri ga tahu ini pastinya buat apa
=D) dan intelligence(pengetahuan). Itu semua sama seperti istilah-istilah yang
sering digunakan dalam game RPG.
Hiiro
terkejut melihat point AGI yang dimilikinya tinggi, tapi dia lebih terkejut
tentang title yang dimilikinya <<Innocent Bystander>>. Title ini
jelas-jelas menunjukkan kalau dia itu cuma kebawa-bawa aja sama 4 Hero. Dengan
kata lain, dirinya sendiri bukanlah Hero, tapi cuma orang biasa.
Meskipun
dia lebih ingin tahu dengan sihirnya itu, tapi dia pikir lebih baik untuknya
tidak menanyakan tentang itu disini.
Saat dia
sibuk memikirkan penjelasan untuk situasinya sekarang, Rudolph bertanya pada
mereka.
“Jadi
Bagaimana? Saat kamu melihat ke bagian tittle, seharusnya itu menunjukkan
Hero.”
Taishi
yang pertama menjawab.
“Iya, ada
ada, itu nunjukkin Hero disitu, Uwaaahhhh~ Keren, aku beneran Hero.” Ucapnya
gembira.
“Hey, kamu
gimana Chika?”
Orang yang
menunjukkan pertanyaan Taishi adalah Suzumiya Chika. Dia itu seseorang yang
talkative(banyak bicara) dan cewe yang popular di kelas. Sifat langsung dan
terbukanya saat berinteraksi dengan orang lain memberinya nilai positif. Rambut
pendeknya diwarnai lebih pucat dari milik Taishi. Dadanya memang kurang
menarik, tapi tubuhnya rampingnya membuatnya menarik perhatian banyak cowo.
“Ya, aku
juga sama Taishi.”
“Bagus,
kalo kalian, Shuri, Shinobu?”
Taishi
memanggil 2 cewe lainnya. Minamoto Shuri, rambutnya panjangnya yang berwarna
hitam berkilau. Tidak seperti Chika, dia punya bentuk tubuh indah yang sangat
menarik perhatian cowo. Dia adalah anggota klub teh jadi banyak cowo yang
datang ke klubnya hanya untuk melihat dia mengenakan kimono.
Cewe yang
satunya lagi , Akamori Shinobu
adalah seseorang yang hidupnya penuh dengan rasa keingintahuan. Aktif di klub
Koran sekolah, dia juga berencana mencari pekerjaan di bidang yang sama. Dia
seseorang yang talkative juga sama seperti Chika dan salah satu siswi terpintar
di sekolah.
Rambut
hitam sedikit bergelombangnya yang panjangnya sampai ke bahunya. Dari mata
liciknya, seakan bisa terlihat dia tidak akan pernah melepaskan mangsanya.
Apalagi dia adalah orang Kansai.
Mereka
bertiga sangat cantik dengan karakteristiknya masing-masing. Dan mereka adalah
anggota haremnya(harem=sebutan buat seseorang yang disukai oleh minimal 3
cewe/cowo atau lebih, kalo cowo mah disukai sama cewe, cewe juga sebaliknya)
Taishi, mereka bertiga selalu terlihat bersama dengan Taishi.
“Ya, aku
ada juga” ucap Shuri.
“Sama aku
juga” kata Shinobu.
Setelah
konfirmasi dari Shinobu, tatapan semua orang tertuju pada Hiiro.
“Kalo kamu
gimana?” Tanya Taishi pada Hiiro.
“… Ga ada”
jawab Hiiro simple.
“Jadi,
bisa kamu kasih tau title apa yang kamu punya?”
Hiiro
merasa terganggu, tapi dia tetap menjawab.
“<<Innocent
Bystander>>”
Ekspresi
muka keempat teman sekelasnya berubah, mereka memasang ekspresi tidak percaya
tentang apa yang dikatakan Hiiro.
“<<Innocent
Bystande>>…? Lilith, kamu tahu maksudnya apa?”
“Ehh, Uhm…
Ya. Itu lebih seperti…”
Lilith
menjawab sambil menundukkan kepalanya, tidak tahu apa yang harus dikatakannya.
Hiiro yang mengetahui itu menghela nafasnya, lalu berkata.
“Aku Cuma
orang biasa. Aku cuma kebetulan ada di kelas waktu itu bersama orang-orang itu.
Benar?”
“Uh-Uhmm….”
“Hey!
Okamura! Apaan sama orang-orang itu?” ujar Chika sambil menunjuk pada Hiiro,
tapi Hiiro hanya mengabaikannya dan meneruskan ceritanya.”
“Sebenarnya,
Cuma 4 orang yang seharusnya dipanggil kesini. Dan keempat orang itu ada
disana. Aku cuma kebawa-bawa aja kesini. Apa yang mau kamu lakukan lagi sama
fakta itu?”
Hiiro
mengatakannya tanpa rasa kebencian. Lilith, orang yang memanggil mereka ke
dunia ini, mukanya berubah pucat mendengar itu.
“Ya… ini
bukan Cuma aku, tapi orang-orang itu juga terbawa kesini karena masalah kamu.
Aku yakin keluarga mereka khawatir.”
Ekspresi
Lilith semakin dan semakin terlihat patah hati.
“Anda
benar. Saya Cuma bisa meminta maaf tentang masalah ini.”
Raja
meminta maaf tentang itu. Hiiro pikir itu bisa dijadikan alasan, tapi
sepertinya raja mengetahuinya.
“Saya
pikir ini adalah jalan terakhir. Kalo kami tidak memanggil kalian ke dunia ini,
maka ras manusia akan punah.”
“Engga,
kalo boleh jujur, aku ga peduli dengan masalahmu.”
“Huh?”
Waktu seakan
berhenti dengan kata-kata Hiiro.
“lagian
aku ga punya hubungan sama orang-orang itu.”
“hey,
Okamura! Bukannya kita teman sekelas?” jawab Taishi marah.
“Ya, kita
memang teman sekelas. Tapi faktanya kita Cuma belajar bersama dalam satu
ruangan atas pilihan sekolah.”
“Itu udah
kelewatan..”
“Ya,
semenjak kita akhirnya udah bisa bersama~”
Shuri dan
Shinobu mengeluarkan pendapat mereka.
“Mungkin
menurut kamu gitu, tapi faktanya aku belum pernah ngobrol satu kalipun dengan
kalian dalan 4 bulan ini semenjak kita satu kelas.”
Itu adalah
fakta. Hiiro dasarnya lebih suka sendiri, jadi dia membuat jarak antara dia
dengan yang lain, tidak Cuma dengan mereka berempat.
Taishi dan
yang lainnya hanya diam dengan kata-kata Hiiro. Hiiro benar, mereka belum
pernah mengobrol dengan Hiiro, padahal mereka satu kelas. Dan juga faktanya,
mereka tidak pernah mencoba untuk mengobrol dengan Hiiro.
“Oke,
sesuai dengan yang aku ngomongin aku ga punya hubungan apa-apa dengan mereka
berempat. Kalian ingin 4 Hero kan? Jadi aku ga berguna disinikan?”
“Mh-Mhm…”
Rudolph memasang ekspresi kesulitan.
“Karena
mereka Hero, mereka past bisa bertarung dengan Evila mau gimana caranya juga
kan? Tapi aku cuma ‘no-name character’. Kamu ga bakal ngirim aku ke tempat
berbahaya kaya gitukan?”
“Jadi saya
bertanya, apa yang mau kamu lakukan sekarang?”
“Pulang”
“Dokumen
mengatakan cuma raja iblis yang tahu sihir yang bisa membuatmu pulang.”
Jawab
Rudolph yang terlihat meyakinkan, Lilith memasang ekspresi suram di mukanya.
Melihat itu, Hiiro hanya diam walaupun ia tahu kalau raja berbohong.
“Jadi,
kita Cuma harus ngalahin raja iblis secepatnya!”
‘Dasar
tolol, walaupun raja iblis tahu sihir semacam itu, gimana caranya kamu ngalahin
raja iblis hah?’ gumam Hiiro dalam hati mendengar ucapan Taishi.
“Ya,
selain itu, Negara ini sangat indah, anda pasti akan menyukainya.”
Ucap
Rudolph yang mencoba membujuk Hiiro, Hiiro hanya mengangkat pundaknya mendengar
itu.
“Ah.. kalo
boleh aku tambahin, aku khawatir sam akeluarga aku.” Ujar Chika, namun yang
lain pun pasti khawatir tentang keluarganya, tidak hanya Chika saja.
“Itu tidak
perlu anda khawatirkan, faktanya kalian sudah dilupakan di dunia sana.”
“Di-dilupakan!?”
Semuanya
terkejut mendengar itu.
“Ah,
tenang aja, kalau kalian kembali ke dunia itu, itu tidak akan berubah..”
Ucap raja
ragu-ragu
‘Aahh… itu
pasti bohong juga’ tebak Hiiro dengan melihat kelakuan raja.
‘Semua
yang dikatakan mereka itu bohong. Itu alasan untuk ngebuat kita mau bertarung.
Sihir buat kembali… itu tidak ada. Setidaknya untuk sekarang.’ Gumam Hiiro
Hiiro
melihat ke arah empat orang yang lain, tapi sepertinya Cuma dia yang sadar.
Taishi dan Chika sepertinya tidak menyadarinya. Shuri dan Shinobu hanya
cemberut mendengar cerita itu.
‘Aku sih
ga peduli tentang mereka. Kalo cuma aku sendiri.. bisa mengatasinya.’
Okamura
Hiiro Tumbuh besar di panti asuhan. Kedua orang tuanya bukannya meninggal dalam
kecelakaan saat ia masih kecil. Di panti asuhan, Hiiro membuat beberapa teman,
tapi Hiiro yang sangat menyukai buku, menghabiskan waktunya seharian dengan membaca
buku. Baginya, buku lebih dekat ke temannya daripada orang disekitarnya.
Lilith
yang tahu bahwa tidak ada jalan lain untuk kembali, hanya memasang ekspresi
murung dimukanya semenjak tadi. Dia mungkin merasa bersalah karena telah
berbohong. Taishi dan cewe yang lain mulai berbincang tentang apa yang akan
mereka lakukan dari sekarang. Mereka sadar kalau tidak ada jalan untuk pulang
mendengar penjelasan dari Rudolph.
“Seperti
yang Okamura katakan, kamu seenaknya aja manggil kami ke sini.”
Dikatakan seperti
itu oleh Taishi, Rudolph terlihat cemberut.
“Tapi..”
Taishi
melihat ke arah 3 cewe yang lain, mereka semua tersenyum dan melihat ke arah
raja lagi.
“Kita
bakal melakukannya!”
“Beneran,
Kalian mau?” jawab Rudolph
“Ya, kami
selalu mau menjelajahi dunia, apalagi ini dunia fantasi yang asing.”
“Iya,
malahan kita main game online bareng”
Benar kata
Chika, mereka berempat bermain game online bergenre RPG di dunia asalnya.
Mereka sering ngumpul dan berbicara tentang game, sama seperti apa yang mereka
bicarakan di kelas sebelum mereka dipanggil ke dunia ini.
“Jadi,
Kamu bakal nerima?” Tanya raja sekali lagi.
Shinobu
yang menjawab pertanyaan raja sekarang.
“Ya, tapi
dari yang aku lihat di <<Status>>, kita masih level 1, dengan kata
lain, newbie, pemula.”
“Kita ga
bisa ngelawan Raja Iblis kaya gini. Jadi.. aku minta kamu ajarin kamu cara
bertarung.”
“Jangan
khawatir, Hero…”
Saat itu,
muncullah seseorang dengan armor.
“Aku yang
akan mengajari kalian Hero. Nama saya Vale Kimble. Aku diberi kepercayaan oleh
raja untuk mengajari kalian bertarung.”
“Dia
adalah kapten divisi kedua pasukan kerajaan.” ucap Raja.
Vale bisa
dibilang lelaki tampan dengan muka bangsawan. Cuma dari melihat bentuk tubuhnya
saja, semua orang tahu betapa keras usahanya. Rambutnya pendeknya berwarna
hijau, dengan mata yang memberi perasaan orang yang menatapnya kalau orang ini
memiliki kekuatan hebat.
Naturalnya,
semua cewe yang ada disana memberi tatapan penasaran dengannya. Hanya Chika
yang melihat kearahnya dengan tatapan datar, seperti dia tidak punya
ketertarikan sama sekali.
“Dengan
kata lain, dia yang bakal ngajarin kita?”
“Ya,
kebetulan sekarang sedang tidak ada masalah di perbatasan kerajaan. Aku mau
kalian semua tumbuh kuat sebelum ada masalah lagi.”
Diskusi
berlangsung dan Taishi dan yang lainnya memutuskan akan bertarung. Saat itu,
Hiiro mengangkat tangannya.
“Sori,
tapi akumah bertindak sendiri dari sini.”
Waktu
seakan berhenti kembali saat yang lain mendengar perkataan Hiiro.
“Sori, aku
ga kaya mereka berempat. Ya.. semenjak aku udah disini, aku mau melakukan apa
yang mau aku lakukan. Ini ga jadi masalah kan?”
Rudolph
terlihat cemas. Hiiro memang benar buka Hero, tapi Cuma manusia biasa. Dia
tidak terlihat kuat lagian. Rambut hitam, pupil berwarna hitam, tinggi sekitar
1,8 meter, tidak terlihat berotot juga.
Dengan
penampilan seperti itu, sudah pasti dia tidak akan terlalu berguna dalam
pertarungan. Tapi tetaplah fakta kalau ia(raja disini) adalah yang memanggil
Hiiro kesini. Tak ada alasan baginya untuk menendang Hiiro keluar.
“Mh-hmm…
saya minta maaf untuk kasusmu. Apa ada yang bisa saya lakukan untuk menebus…”
“Ga ada.”
“Ga ada
katamu?”
“Ya, ini
bukannya kaya aku benci sama kamu. Tapi gimana yah… dunia ini pasti punya buku
novel yang unik, jadi itu membuatku tertarik.”
Hiiro juga
lelaki. Dia pasti menginginkan petualangan. Itu ga perlu petualangan hebat kaya
jadi protagonist di buku, tapi dia tetap ingin menjelajahi dunia ini.”
“Aku ga
punya urusan lagi di sini, Dadah semua.”
Ucap
Hiiro, tapi saat ia membalikkan badannya untuk pergi, Taishi memegang
tangannya.
“Hey,
bertindak ga bertanggungjawab, apa kamu masih menganggap dirimu sendiri lelaki
hah?”
“Haahh?”
Jawab
Hiiro karena merasa terganggu.
“Mereka
merendahkan kepalanya disana! Apa kamu ga punya perasaan kemanusiaan apa? Apa
kamu ga merasa mau ngebantu mereka sedikit hah?”
“Ga”
“KENAPA?”
“Karena
aku bukan Hero. Atau kamu mau gunain aku sebagai perisai hidup?”
“Apa..
perisai hidup?”
Taishi
melepas tangannya.
“Lupakan
cowo itu Taishi.”
Ucap Chika
dengan tatapan tajam.
“Bukannya
kalian berdua juga setuju denganku?”
“Ehm…
Akumah…”
Shuri
hanya menundukkan kepalanya kebingungan. Shinobu menatap Hiiro tajam seperti
Shuri, dan berbicara.
“Ahahaha,
iya, kenapa engga? Maksud aku, ini emang kaya game, tapi ini tetap kenyataan.
Dengan kata lain, kita mempertaruhkan nyawa kita disini. Kita adalah Hero, jadi
kita bakalan jadi kuat. Tapi beda sama Okamuracchi. Dia cuma cowo biasa. Jadi
dia ga guna ada disini juga.”
Perkataan
Shinobu membuat diam Taishi, Shuri, dan Chika. Perkataan Chika benar, ini
tetaplah kenyataan, mau segimana miripnya sama game RPG, orang-orang mati untuk
bisa memanggil mereka ke dunia ini. mereka berempat harus serius mengenai
masalah ini.
“I-iya.
Kita Cuma harus ngelakuin ini sama kita sendiri aja.”
Taishi
setuju dengan Chika. Hiiro yang tak tertarik, melambaikan tangannya dan
beranjak pergi.
“Uh-Uhm…!”
Pemilik
suara itu adalah Lilith. Hiiro berhenti dan melihat kebelakang.
“Uhm…
saya, saya minta maaf!” Lilith mengatakannya dengan ekspresi cemas. Hiiro lalu
membalasnya.
“Ga usah
peduliin itu.”
Dengan
perkataannya, Hiiro pun meninggalkan istana saat itu.